COVID-19: Ekonomi Indonesia Terancam Tumbuh 0 Persen, 700 Ribu Rawan Terinfeksi

Pemerintah siapkan 1 juta alat pengetesan massal dan memesan jutaan obat antigen.
Ronna Nirmala
2020.03.20
Jakarta
200320_ID_Covid_1000.jpg Kaum Muslim melakukan salat Jumat dalam jarak sekitar 1 meter satu sama lain sebagai upaya mencegah penyebaran wabah COVID-19, di masjid Al Akbar di Surabaya, Jawa Timur, 20 Maret 2020.
AP

Pemerintah memprediksi ekonomi bisa mengalami pertumbuhan nol persen tahun ini jika penyebaran wabah virus corona berkepanjangan sementara pemerintah sedang menyiapkan 1 juta alat pengetesan masal dengan prioritas 700.000 orang berisiko terinfeksi COVID-19.

“Kalau masalahnya lebih berat, COVID-19 bisa lebih dari 3-6 bulan, lockdown, perdagangan internasional jatuh, penerbangan jatuh hingga 75 sampai 100 persen, skenario bisa lebih dalam. Pertumbuhan ekonomi bisa 2,5 persen hingga 0 persen,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam telekonferensi, Jumat (20/3/2020).

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah masih tetap akan berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 4 persen melalui sejumlah stimulus yang sudah diterbitkan, baik dari fiskal, moneter, maupun sektor keuangan.

“Kami tidak berharap itu terjadi, makanya safety net dan mendukung sektor usaha berjalan harus dilakukan,” tuturnya.

Data per Jumat pukul 12.00 WIB, jumlah pasien positif corona di Indonesia bertambah hingga 369 orang, sebanyak 32 meninggal dunia, dan 17 lainnya dinyatakan sembuh.

Juru Bicara Pemerintah Kasus Penanganan Corona, Achmad Yurianto, mengatakan penambahan kasus positif berjumlah 60 orang dengan jumlah terbanyaknya masih berasal dari DKI Jakarta yakni 215 orang.

Yurianto mengatakan pemerintah sedang menyiapkan 1 juta alat pengetesan massal dengan prioritas kepada 700.000 orang yang berisiko terinfeksi penyakit ini.

“Perhitungan yang kita miliki, jumlah kelompok orang yang berisiko adalah pada angka kisaran 600.000-700.000,” katanya.

Pemberian tes tersebut diprioritaskan pada wilayah rawan penularan.

“Jadi memang ada prioritas. Menurut hasil pemetaan menunjukkan indikasi yang paling rawan di Jakarta Selatan,” ucap Presiden Joko “Jokowi” Widodo dalam rapat terbatas yang disiarkan langsung di YouTube. Ia menambahkan tes tersebut sudah dimulai sejak Jumat sore ini.

Presiden juga telah memerintahkan seluruh pejabat, baik di tingkat kementerian maupun daerah, untuk memangkas anggaran belanja negara yang tidak mendesak dan mengalihkannya ke dana bantuan sosial penanganan COVID-19.

“Saya perintahkan ke semua menteri juga Pemda untuk memangkas rencana belanja APBN maupun APBD yang tidak prioritas, banyak sekali, yang tidak prioritas pangkas dulu,” kata Jokowi.

Obat antigen

Presiden Jokowi mengaku telah memesan jutaan obat antigen seperti avigan dan klorokuin untuk membantu pemulihan pasien positif corona.

“Antivirus sampai sekarang belum ditemukan, tapi ada beberapa obat yang dicoba di satu dua negara yang memberi kesembuhan,” kata Jokowi.

“Obat avigan kita telah mendatangkan 5.000 akan kita coba dan kita dalam proses pemesanan 2 juta, kemudian klorokuin kita siap 3 juta, kecepatan ini yang ingin kita sampaikan bahwa kita tidak diam,” tambahnya.

Sampai Kamis (19/3/2020), Kementerian Keuangan telah mengumpulkan anggaran hingga Rp27 triliun untuk membantu penanganan COVID-19, yang diambil dari hasil realokasi sejumlah kegiatan dan belanja barang modal yang tidak mendesak.

Dana ini akan digunakan antara lain untuk pengadaan alat pelindung diri bagi tenaga medis, penyediaan disinfektan, pengadaan alat tes, hingga peningkatan kapasitas rumah sakit di daerah.

Kementerian Keuangan bakal bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengkoordinasi alokasi anggaran penanganan COVID-19.

Merespons ditemukannya jumlah kasus positif terbesar di Jakarta, Gubernur Anies Baswedan, Jumat, menutup tempat hiburan dari 23 Maret hingga 5 April 2020 dan mengurangi layanan transportasi umum.

"Maka hari ini kita menetapkan bahwa Jakarta ditetapkan sebagai tanggap darurat bencana COVID-19," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat. Sejumlah sekolah juga telah ditutup dan beberapa instansi telah melakukan kebijakan bekerja dari rumah.

Hari Jumat, Imam Masjid Istiqlal Jakarta juga mengumumkan bahwa tidak ada salat berjamaah hingga dua minggu ke depan termasuk salat Jumat.

Pengemudi Gojek menghantar pesanan pelanggan Jumat, 20 Maret 2020. (Ronna Nirmala/BanarNews)
Pengemudi Gojek menghantar pesanan pelanggan Jumat, 20 Maret 2020. (Ronna Nirmala/BanarNews)

Bisnis terpukul

Joni Yanto, seorang mitra pengemudi ojek online yang masih bekerja seperti biasa meski imbauan untuk berjaga jarak (social distancing) diumumkan pemerintah awal minggu ini, mengatakan bisnis sangat lesu.

“Sekarang kebanyakan cuma dapat orderan pesan makan atau belanja, yang order perjalanan makin jarang,” kata Joni kepada BenarNews.

Bukan pesanan makan atau belanja tak menghasilkan. Menurutnya, pesanan seperti itu banyak membuang waktunya ketimbang mengantar orang ke tujuan tertentu.

“Belanja kan harus pilih-pilih dulu, belum kalau barangnya susah dicari. Kalau antar orang kan langsung jemput, sampai tujuan sudah selesai,” tutur pria yang tinggal di daerah Tanah Abang tersebut.

Ketua Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengaku sejak kebijakan belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah diumumkan pemerintah, permintaan layanan yang diterima pengemudi ojek online di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) turun hingga 50 persen.

“Pesanan antar orang yang turun drastis, terutama di jam sibuk atau malam hari. Sekarang yang naik pesan antar makanan, tapi tidak terlalu signifikan juga,” kata Igun melalui sambungan telepon.

Jika kebijakan penutupan akses (lockdown) pada akhirnya diberlakukan, Igun meminta pemerintah untuk tetap memberi kelonggaran kepada pengemudi ojek online untuk tetap melayani jasa antar makanan atau barang.

“Kita sama-sama saling bantu lah, pengemudi ini kebanyakannya orang-orang kecil. Kalau mereka juga gak boleh kerja, repot juga. Gimana bisa beli makannya?” kata Igun.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku bakal memanfaatkan keberadaan jasa ojek online untuk membantu pemerintah menyalurkan bantuan ke masyarakat.

“Distribusinya bisa dengan menggunakan Gojek dan Grab untuk penyalur-penyalur ke masyarakat sehingga ekonomi kita itu jalan. Karena itu kan (Gojek dan Grab) anggotanya jutaan orang,” kata Luhut dalam telekonferensinya di kanal YouTube Kemenko Marves.

Jenis bantuan yang rencananya akan disalurkan pemerintah bakal berupa bantuan langsung tunai (BLT) dari dana perjalanan dinas yang dibekukan.

“Presiden sudah minta tidak ada perjalanan dinas ke luar negeri. Kita juga sepakat, presiden minta dananya dialihkan langsung untuk membantu rakyat dengan kategori kurang mampu, supaya ekonomi mereka tetap jalan,” tukas Luhut.

Pemerintah provinsi Bali memprediksi kebijakan pemerintah untuk membatasi pengunjung dengan menghentikan sementara fasilitas bebas visa dan visa on arrival yang mulai berlaku Jumat akan berakibat menurunnya kunjungan wisatawan ke Bali.

"Kami sudah prediksi kunjungan ke Bali berkurang drastis. Jumlah orang asing datang ke Bali semakin sedikit. Tetapi untuk pengendalian penyakit ini bagus," ujar Dewa Made Indra, Sekda Provinsi Bali, seperti dikutip Radar Bali.

Walaupun memahami adanya kelesuan bisnis, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi S. Lukman memastikan stok makanan olahan akan tetap aman meski wabah corona terus meluas di dalam negeri.

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena stok makanan dan minuman untuk pangan itu sudah cukup sekali. Industri makanan dan minuman sebenarnya sedang dalam persiapan puasa dan Lebaran sekaligus. Kebetulan ada kasus COVID-19 ini, jadi lebih awal kebutuhannya,” kata Adhi.

Malaysia

Sementara kematian di Indonesia karena COVID-19 mencapai 32 orang menjadikan angka tersebut sebagai jumlah tertinggi kematian di Asia Tenggara, negara tetangga Malaysia mencatat kasus tertinggi di kawasan tersebut dengan 1.030 kasus per Jumat.

Sebanyak 2/3 dari jumlah kasus tersebut terkait Tabligh Akbar International yang dihadiri sekitar 16.000 jamaah di Masjid Sri Petaling, Kuala Lumpur pada 27 Februari -1 Maret 2020. Dua dari tiga kematian di Malaysia terkait COVID-19 adalah jamaah yang menghadiri Tabligh tersebut, demikian pejabat terkait.

Acara serupa yang sejatinya diadakan di Gowa, Sulawesi Selatan minggu ini, telah dibatalkan Pemda Sulsel atas kekhawatiran penyebaran virus corona, walaupun sekitar 8.00 peserta telah tiba di Gowa.

Pejabat Malaysia sekarang terus bekerja untuk menelusuri keberadaan paserta Tabligh tersebut, ada sekitar 4.000 orang yang masih harus diidentifikasi.

“Sementara polisi mengatakan mereka melakukan upaya pencarian, saya berharap kepada mereka yang datang ke acara tersebut untuk secara sukarela melakukakn tes (COVID-19),” kata Menteri Pertahanan Malaysia, Ismail Sabri Yaakob kepada media, Kamis.

Hingga Jumat, setidaknya 246.275 kasus teridentifikasi di seluruh dunia, dengan angka kematian lebih dari 10.000 dan 86.000 orang lebih sembuh.

Hadi Azmi dan Zam Yusa di Kuala Lumpur dan Sabah, Malaysia, turut berkontribusi dalam laporan ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.