20 Warga Etnis Rohingya Terdampar di Aceh Timur

Nurdin Hasan
2018.12.04
Banda Aceh
181204-ID-Rohingya-1000.jpg Warga Rohingya yang terdampar di Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur, 4 Desember 2018, ditampung di Pos TNI Angkatan Laut setempat.
CEK MAD / AFP

Sebanyak 20 warga Muslim etnis Rohingya yang menaiki kapal kayu dari Myanmar merapat di Kuala Idi, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, Selasa, 4 Desember 2018.

Ketua Satuan Tugas SAR Aceh Timur, Abdul Musafir, menyebutkan warga Rohingya yang seluruhnya pria itu menggunakan sebuah boat kayu sepanjang 6x2 meter dengan mesin 16 PK.

“Sebagian besar mereka masih berusia belasan tahun. Kondisi mereka ketika merapat di Kuala Idi sehat-sehat saja. Tidak ada yang sakit parah,” katanya kepada BeritaBenar.

Masyarakat sekitar pelabuhan segera memberi bantuan makanan dan minuman kepada warga Rohingya – yang beberapa di antara terlihat agak lemas. Warga juga memberikan pakaian kepada mereka.

Meski tak ada yang sakit, tim medis dari pemerintah setempat tetap memeriksa kondisi kesehatan warga Rohingya tersebut.

Berdasarkan kesaksian seorang dari mereka yang bisa berbicara bahasa Melayu, tambah Musafir, ke-20 warga Rohingya berangkat dari Rakhine State, 15 hari lalu dengan tujuan Malaysia.

“Tapi tidak ada penjelasan kenapa mereka kemudian mendarat di Kuala Idi. Petugas dari Imigrasi sedang mewawancarai mereka,” katanya.

Panglima Laot Kuala Idi, Razali M. Ali mengungkapkan, warga Rohingya masuk ke Kuala Idi sekitar pukul 7:00 waktu setempat.

Panglima laot merupakan lembaga adat tempat bernaungnya para nelayan di Aceh.

“Mereka masuk sendiri ke Kuala Idi, bukan ditolong oleh nelayan Aceh seperti kejadian-kejadian sebelumnya,” katanya saat dihubungi.

Menurut Razali, perlengkapan dalam boat lengkap karena masih ada stok bahan bakar minyak dan makanan.

“Tampaknya mereka sudah cukup persiapan. Tapi kenapa sampai masuk ke Kuala Idi, itu yang belum jelas alasannya,” kata dia.

Musafir menjelaskan pada Selasa petang, ke-20 warga Rohingya itu sudah dievakuasi ke Kantor Imigrasi Langsa, untuk penanganan lebih lanjut, setelah ditampung sementara di Pos TNI Angkatan Laut Idi Rayeuk.

Seorang polisi memeriksa boat warga Rohingya yang terdampar di Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur, 4 Desember 2018. (Dok. Polres Aceh Timur)
Seorang polisi memeriksa boat warga Rohingya yang terdampar di Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur, 4 Desember 2018. (Dok. Polres Aceh Timur)

Saat hujan

Kapolres Aceh Timur, Ajun Komisaris Besar Polisi Wahyu Kuncoro, dalam pernyataannya yang diterima BeritaBenar menyatakan bahwa boat yang membawa 20 warga Rohingya merapat di Kuala Idi ketika cuaca sedang hujan.

“Saat merapat, petugas Pos TNI AL Kuala Idi curiga karena boat yang mereka tumpangi berbeda bentuknya dengan boat nelayan di sini,” katanya.

Setelah boat kayu itu bersandar di pos TNI AL, barulah diketahui bahwa ternyata mereka bukan nelayan setempat, melainkan warga Rohinhya.

Kemudian, mereka diminta turun satu per satu dan dikumpulkan di Pos TNI AL setempat untuk dilakukan pendataan awal.

"Mereka diperkirakan sengaja lari dari negaranya, Myanmar, untuk menghindari konflik dengan meninggalkan keluarganya. Mereka bilang akan pulang kalau konflik selesai," kata Wahyu.

Dalam beberapa kasus sebelumnya, nelayan Aceh menolong Muslim Rohingya di tengah lautan Selat Malaka karena boat yang membawa mereka terombang-ambing akibat mati mesin.

Sebelumnya, 76 warga Rohingya, termasuk 25 perempuan dan delapan anak-anak, yang menumpang boat kayu terdampar di Kuala Raja, Kabupaten Bireuen, Aceh, pada 20 April 2018, setelah terkatung-katung sembilan hari di laut.

Hingga sekarang, ke-76 warga Rohingya tersebut masih ditampung di Bireuen, di bawah pengawasan Imigrasi dan pemerintah setempat.

Pada 6 April lalu, lima Rohingya juga diselamatkan nelayan Aceh saat terombang-ambing dalam sebuah perahu di Selat Malaka. Mereka lalu dibawa ke Kuala Idi, Aceh Timur oleh nelayan setempat.

Pada 2015 lalu, lebih dari 1.000 Muslim Rohingya diselamatkan nelayan Aceh setelah terkatung-katung selama beberapa pekan di lautan.

Sebagian besar dari mereka sudah melarikan diri ke Malaysia kendati selama berada di Aceh mendapat perlakuan baik dari warga setempat, sementara sisanya sebagian kecil telah mendapatkan suaka di negara ketiga.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.