ASEAN Sepakat Realokasikan Dana Respons COVID-19

Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk mengantisipasi ancaman resesi ekonomi.
Ronna Nirmala & Ahmad Syamsudin
2020.04.14
Jakarta
200414_ID_ASEAN_COVID_620.jpg Kesepuluh pimpinan negara-negara ASEAN dan Sekretaris Jenderal ASEAN berpartisipasi dalam KTT virtual membahas masalah pandemi COVID-19, 14 April 2020.
AP

Para Kepala Negara Anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Selasa (14/4), sepakat menindaklanjuti usulan pembentukan dana respons penanganan COVID-19 untuk menjamin perlindungan dalam menghadapi krisis akibat pandemi global virus corona.

KTT Khusus yang juga diikuti negara anggota ASEAN Plus Three (Korea Selatan, Jepang, dan Cina), turut menyepakati delapan poin penguatan kerja sama yang meliputi peningkatan perlindungan tenaga kesehatan melalui jaminan ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan yang mencukupi.

Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, yang menjabat sebagai ketua ASEAN 2020 dan menjadi tuan rumah KTT virtual tersebut mengatakan seluruh anggota ASEAN berjuang untuk mengurangi dampak negatif yang disebabkan oleh virus tersebut.

“Dalam masa yang suram seperti ini solidaritas komunitas ASEAN bersinar seperti suluh dalam kegelapan,” ujarnya dalam pidato pembukaan.

ASEAN dengan kesepuluh negara anggotanya telah mencatat lebih dari 20.000 kasus COVID-19 terkonfirmasi dengan lebih dari 900 angka kematian. Di Indonesia sendiri kasus positif COVID-19 per Selasa 12.00 WIB mencapai 4.839 orang, dengan catatan pasien meninggal dunia terbanyak dalam sehari yaitu 60 orang, yang menjadikan total 459 total kasus kematian karena COVID-19. Angka kematian di Indonesia karena virus corona menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Sementara itu yang sembuh di Indonesia sebanyak 426 orang.

Dalam pernyataan setelah pertemuan itu para pimpinan ASEAN sepakat untuk mengalokasikan dana yang ada ke dalam Dana ASEAN Merespons COVID-19.

Usulan alokasi dana respons COVID-19 disampaikan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha pada sesi pertama KTT untuk mendukung semua upaya yang dilakukan pemerintah masing-masing negara dalam menghadapi ancaman global ini.

Prayuth mengusulkan pengalokasian 10 persen dana dari ASEAN Development Fund dan juga ASEAN Cooperation Funds bersama Cina, Jepang, dan Korea Selatan.

“Dana tersebut bisa digunakan untuk pengadaan alat uji COVID-19, alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan, alat-alat medis, dan juga mendukung penelitian dan pengembangan vaksin. Untuk membantu ASEAN menjadi (kawasan) yang lebih mandiri,” kata Prayuth.

Indonesia, Filipina dan Malaysia turut menyambut positif pembentukan dana respons ASEAN untuk penanganan COVID-19 ini.

“Kita tidak punya pilihan kecuali menang melawan virus ini. Bersatu, bersinergi, dan berkolaborasi adalah jawabannya,” kata Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Sementara, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dana ini bisa berkontribusi dalam upaya menghadapi musuh yang disebutnya baru dan berbeda ini.

“Kita sedang menghadapi bencana dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Duterte.

“Dalam konteks ini, kami (Filipina) mendukung usulan Thailand membentuk dana respons ASEAN untuk penanganan COVID-19,” sambungnya.

"Bekerja sama dalam memastikan jaring pengaman sosial bagi masyarakat kita, mencegah gangguan sosial dan ketidakstabilan sebagai akibat dari dampak negatif pandemi," demikian antara lain bunyi statemen kesepakatan dalam pembentukan dana respons ASEAN tersebut.

Selain pembentukan dana respons, sepuluh negara anggota ASEAN juga menyepakati tujuh poin penting dalam upaya penanganan krisis akibat wabah virus corona.

Tujuh poin tersebut meliputi penguatan kerja sama dalam hal pertukaran informasi, pengembangan riset, pengembangan epidemiologi dan penanganan medis. Selanjutnya, negara-negara ASEAN sepakat memberi perlindungan bagi warga negara saat pandemi dengan memerangi stigmatisasi dan juga diskriminasi.

ASEAN juga berkomitmen untuk mengambil langkah bersama serta menyusun kebijakan yang terkoordinasi di dalam memitigasi dampak ekonomi dan sosial.

Dalam pernyataan bersama, para pemimpin ASEAN sepakat untuk “bekerja sama memastikan jaringan pengaman sosial untuk rakyat, menghindari gangguan sosial dan instabilitas sebagai akibat buruk dari pandemi.”

Kontribusi Jepang, Cina dan Korea Selatan

Pada sesi kedua KTT Khusus ASEAN dan ASEAN Plus Three, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa negaranya akan membantu Asia Tenggara melawan wabah dengan mendirikan pusat penanganan penyakit menular di kawasan.

“Negara-negara ASEAN bersepakat untuk menindaklanjuti usulan Jepang ini dengan membahas lebih lanjut bentuknya seperti apa,” kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi dalam keterangan pers usai sesi kedua KTT Khusus.

Sementara itu, Perdana Menteri Cina Li Keqiang mengatakan kepada para pemimpin negara ASEAN bahwa Cina akan bersama-sama menghadapi pandemi yang telah memberi dampak parah pada ekonomi global ini.

Selanjutnya ia mengusulkan pembentukan rute cepat bagi personel penting untuk melakukan perjalanan ke negara lain, menurut rilis berita dari Kedutaan Besar Cina di Jakarta.

“Keqiang mengatakan bahwa negara-negara APT (ASEAN plus Three) perlu meningkatkan kekuatan mereka dalam saling melengkapi ekonomi dan ikatan bisnis yang kuat untuk lebih meringankan tarif, menghilangkan hambatan, mendorong aliran perdagangan dan investasi, dan menjaga pasar tetap terbuka satu sama lain, dalam upaya mengembalikan pertumbuhan di Asia Timur secepat mungkin,” ujarnya,

ASEAN Plus Three mendeklarasikan sembilan kesepakatan untuk memperkuat kapasitas nasional dan kawasan dalam mempersiapkan dan merespons pandemi di antaranya komitmen membuka perdagangan dan investasi serta memastikan pemulihan ekonomi dan sosial pasca-pandemi.

Selain itu, ASEAN Plus Three juga mempertimbangkan wacana pembentukan pusat cadangan kebutuhan medis untuk merespons keperluan darurat, bukan hanya wabah yang terjadi saat ini tetapi pada masa mendatang.

“Secara singkat, pesan yang disampaikan dari KTT Khusus ini adalah ASEAN dan ASEAN Plus Three menunjukkan solidaritas, kepemimpinan, persatuan, untuk bersama-sama menangani COVID-19,” tukas Menlu Retno.

Resesi ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pandemi yang masih berlangsung ini bakal menekan pertumbuhan ekonomi hingga ke level 2,3 persen.

“Bahkan, di situasi sangat berat mungkin juga menurun sampai negative growth,” kata Sri Mulyani.

Pertumbuhan ekonomi paling merosot diprediksi bakal terjadi pada kuartal kedua 2020, dengan estimasi pertumbuhan hanya 0,3 persen. Penerimaan negara juga akan turun hingga 10 persen, sementara belanjanya naik sekitar 3 persen.

Dalam bidang sosial, Sri Mulyani menyebut wabah bakal berdampak pada penambahan 1,1 juta orang miskin. “Dalam skenario berat kita perkirakan bisa ada kenaikan 2,9 juta orang pengangguran baru,” katanya.

Berdasarkan data kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2019 mencapai 24,79 juta jiwa atau setara 9,22 persen dari seluruh penduduk.

Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk menyiapkan sejumlah skenario menghadapi ancaman resesi ekonomi yang menurutnya bisa berlangsung hingga 2021.

“Kita harus bicara apa adanya, target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi cukup tajam,” kata Jokowi dalam telekonferensi, Selasa.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi mengatakan usaha pemerintah untuk menangani wabah COVID-19 sudah baik.

“Saya yakin Indonesia baik-baik saja,” kata Luhut dalam bahasa Inggris, menjawab pertanyaan wartawan. “Program pemerintah untuk menangani masalah ini masih dalam koridor yang benar. Saya tidak percaya Indonesia akan jadi yang terburuk.”

Jason Gutierrez di Manila, Lex Radz di Kuala Lumpur dan Pimuk Rakkanam di Bangkok turut berkontribusi dalam laporan ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.