Pemerintah Prediksi Perlambatan Ekonomi karena Virus Corona

Analis memperingatkan Indonesia tidak tergantung pada Cina sebagai tujuan ekspor.
Ronna Nirmala & Keisyah Aprilia
2020.02.05
Jakarta & Palu
200205_ID_China_1000.jpg Sejumlah pekerja asal Cina kembali beraktivitas di lokasi pertambangan nikel PT IMIP di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Rabu (5/2/2020).
Humas PT IMIP

 

Pemerintah Indonesia memprediksi penurunan pertumbuhan ekonomi hingga 0.3 persen persen akibat penyebaran wabah corona di banyak negara, sementara analis memperingatkan agar Indonesia tidak tergantung pada Cina sebagai tujuan ekspor.

“Konsensus mengatakan, virus corona bisa memengaruhi perekonomian kita sebesar 0,1 persen hingga 0,29 persen, sementara Cina diprediksi turun 1 sampai 2 persen,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sepanjang Januari-November 2019, Cina berkontribusi hingga 30 persen dari total keseluruhan impor produk nonmigas ke Indonesia. Nilainya mencapai US$40,51 miliar (sekitar Rp555,84 triliun), naik dari US$28,79 miliar (sekitar Rp395,05 miliar).

United Nations Comtrade Database menyebut produk-produk nonmigas yang paling banyak diekspor Cina ke Indonesia antara lain elektronik, barang-barang mesin, besi dan baja, plastik dan kimia organic.

Sama halnya dengan impor, ekspor nonmigas Indonesia ke Cina juga tertinggi dibandingkan negara lainnya, yakni hingga US$18,35 miliar atau 15 persen dari keseluruhan kinerja untuk periode Januari-September 2019.

Tiga kontribusi ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok antara lain berasal dari industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan.

“Ekspor kita ke Cina itu kebanyakannya barang mentah. Dikirim ke sana lalu diolah dan dikirimkan lagi ke pasar Amerika Serikat atau Eropa. Cina ini hub bagi Indonesia, kata peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, kepada BeritaBenar, Rabu.

“Kalau hub-nya bermasalah, kita juga kena dampaknya. Ini berbahaya, pemerintah perlu kurangi ketergantungan dengan Cina,” kata Bhima.

“Cina selama ini memang unggul karena biaya murah, tapi bukan berarti pasar Afrika, Eropa, atau Rusia tidak memiliki potensi bagus,” tambahnya.

Bhima memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 bisa berada pada rentang 4,5-4,8 persen, jauh di bawah klaim Airlangga serta target pemerintah sebesar 5,3 persen.

Prediksi penurunan ekonomi ini lebih buruk dibandingkan dampak wabah SARS (2002-2003) dan perang dagang AS-Cina (2018-sekarang).

Pada 2002-2003, Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonominya sebesar di rentang 4,5 hingga 4,78 persen. Sementara pada 2018-2019, ekonomi Indonesia turun dari 5,17 menjadi 5,02 persen.

Prediksi Bhima selaras dengan rencana Bank Dunia untuk merevisi pertumbuhan ekonomi global akibat endemi yang bermula di Wuhan, Cina ini.

“Akan ada penurunan perkiraan setidaknya untuk kuartal pertama 2020, sebagian karena Cina, sebagian karena rantai pasokan,” kata Presiden Bank Dunia, David Malpas, dalam rilis pers yang dikutip Rabu.

Pada awal tahun, Bank Dunia memperkirakan ekonomi dunia tumbuh 2,5 persen dari 2,4 persen pada 2019 karena ketegangan perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat yang mulai mereda.

Untuk diketahui, sejumlah perusahaan manufaktur dan teknologi multinasional memutuskan untuk menutup semua pabrik, kantor, dan toko resmi mereka yang berada di Cina, Hong Kong, dan Taiwan hingga waktu yang belum ditentukan.

Beberapa perusahaan tersebut adalah Apple Inc, Google Alphabet, Toyota Motor, Fast Retailing (Uniqlo), Samsung Electronics, dan Electrolux.

Sementara itu, pemerintah telah melakukan pelarangan impor dari Cina terhadap hewan hidup seperti kura-kura, ular dan reptil lainnya, namun belum melarang impor produk hortikultura.

“Karena disampaikan bahwa metode dari transmisi penyakit ini melalui human to human dan juga melalui hewan liar. Maka kebijakan pemerintah adalah melarang impor hewan hidup dari Tiongkok,” ujar Airlangga Hartanto usai rapat terbatas penanganan virus corona di Istana Bogor, Selasa.

Sama halnya dengan penutupan penerbangan dimulai pada Rabu (5/2/2020) batas waktu pelarangan impor hewan hidup belum ditentukan.

BPS mencatat, sepanjang 2018, nilai impor hewan hidup dari Tiongkok ke Indonesia mencapai US$ 380 juta atau sekitar Rp5,2 miliar.

Tidak ada terinfeksi

Sementara itu, PT Indonesia Morowali Industri Park (IMIP) di Sulawesi Tengah menyatakan Rabu bahwa 3.000 pekerjanya yang berasal dari Cina tidak ada yang terinfeksi virus corona, setelah menjalani karantina selama lebih dari seminggu.

Mereka sudah kembali beraktivitas setelah melaksanakan serangkaian tes kesehatan, kata juru bicara perusahaan, Dedy Kurniawan.

“Alhamdulillah setelah melewati karantina kurun sepekan ini, 3.000 tenaga kerja asal Cina itu dinyatakan bebas dari virus corona. Jadi tidak ada yang terjangkit,” terang Dedy kepada BenarNews.

Dedy mengatakan PT IMIP juga masih menutup pintu untuk tenaga kerja baru asal Cina.

“Jadi kami akan menerima pekerja asal Cina kalau pemerintah Cina sudah mengeluarkan pernyataan kalau negara mereka sudah terbebas virus corona,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sulteng Reny A Lamadjido mengonfirmasi pernyataan Dedy bahwa tidak ditemukan tenaga kerja di IMIP yang terinfeksi virus corona.

“Jadi sudah kami pastikan juga bahwa ribuan pekerja itu sehat,” kata Reny kepada BenarNews.

Awasi tenaga kerja asing

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Sulteng, Arnold Firdaus, mengaku telah meminta perusahaan di Sulteng untuk memperketat pengawasan tenaga kerja asing khususnya yang berasal dari Cina sebagai antsipasi penyebaran virus corona.

“Kami juga secepatnya akan berkoordinasi dengan pihak Imigrasi sebagai langkah antisipasi,” terangnya.

Menurut Dinas Tenaga Kerja, ada sebanyak 5.220 tenaga kerja asing di Sulawesi Tengah, kebanyakan berasal dari Cina.

Para pekerja tersebut bekerja di 3.145 perusahaan yang bergerak diberbagai bidang diantaranya perdagangan, pertambangan, perkebunan dan industri lain.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.