Indonesia Mulai Uji Coba Tahap Ketiga Vaksin dari Cina

Uji klinis ditargetkan melibatkan 1.620 orang; hingga kini 1.115 relawan telah mendaftar termasuk Gubernur Jabar.
Tia Asmara
2020.08.11
Jakarta
200811_ID_Covid_1000.jpg Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengunjungi fasilitas pengembangan vaksin milik PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 11 Agustus 2020.
Dok. Sekretariat Presiden RI

Indonesia pada Selasa (11/8), mulai melaksanakan uji coba vaksin yang dikembangkan perusahaan farmasi Cina kepada 19 relawan dan disaksikan langsung oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Bandung, Jawa Barat.

Jokowi turut menyampaikan optimismenya bahwa uji coba tahap III ini akan berhasil sehingga 250 juta vaksin bisa segera diproduksi mulai tahun depan.

“Diharapkan uji coba ini akan lancar dan sukses dan ditargetkan akan selesai dalam waktu enam bulan ke depan,” kata Jokowi kepada wartawan, "kalau produksinya sudah siap langsung diberikan vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di Tanah Air."

Uji klinis ditargetkan melibatkan 1.620 orang dengan rentang usia 18 hingga 59 tahun. Hingga Selasa (11/8), tim uji vaksin COVID-19 Universitas Padjajaran telah menerima pendaftaran dari 1.115 relawan, dengan salah satu di antara relawan adalah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

“Kalau pemimpinnya ikut, rakyat juga yakin bahwa semuanya berproses secara ilmiah. Jadi tidak ada istilah, 'oh rakyat dikorbankan, pemimpinnya saja tidak yakin, masa rakyatnya harus ikutan’,” kata Ridwan kepada jurnalis.

Ridwan juga mengatakan dirinya akan menyampaikan secara jujur terkait keberhasilan uji klinis ini kepada publik. “Kalau berhasil saya sampaikan berhasil untuk diproduksi, kalau tidak berhasil saya sampaikan kurang berhasil,” ujarnya.

Juru Bicara Tim Uji Klinis Vaksin COVID-19, Rodman Tarigan, mengatakan uji coba berikutnya bakal digelar pada minggu ketiga dan keempat bulan ini untuk 288 relawan.

“Penyuntikannya dilakukan secara bertahap, tidak sekaligus,” kata Rodman, seraya menambahkan pada awal September ditargetkan 408 relawan sudah menjalani vaksin uji coba.

Vaksin yang diuji klinik fase ketiga ini adalah produksi perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac Biotech dengan turut bekerja sama dengan PT Bio Farma. Tahapan akhir uji klinis ini akan menentukan apakah vaksin ini bisa diproduksi dan diedarkan secara massal.

Selain di Indonesia, uji klinik fase ketiga juga sedang dilakukan di Brasil, Chile, Bangladesh dan Turki.

Pandemi COVID-19 telah menginfeksi 19,7 juta penduduk yang tersebar di 215 negara dan menyebabkan 728 ribu jiwa meninggal dunia.

Pada Selasa, Kementerian Kesehatan mengumumkan penambahan 1.693 kasus baru terkonfirmasi COVID-19 sehingga total keseluruhannya menjadi 128.776.

Angka kematian karena COVID-19 yang dilaporkan Gugus Tugas COVID-19 berjumlah 5.824 dengan penambahan 59 kasus baru dalam 24 jam terakhir.

Langka

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan uji coba vaksinasi ini merupakan kesempatan yang langka karena tidak banyak negara yang berhasil mencapai uji klinis sampai pada fase ketiga.

"Kita semua yang hadir bersyukur karena saat ini Indonesia memasuki tahapan penting dalam usaha untuk mengatasi pandemi COVID-19,” kataErick.

Erick mengatakan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) RI sudah mengetahui hasil positif dari tahapan uji klinis vaksin Covid-19, mulai dari uji pre-klinis, uji klinis tahap 1 dan uji klinis tahap 2 yang dilakukan di Cina.

“Setelah uji klinis selesai, maka akan segera disiapkan registrasi ke Badan POM untuk bisa segera diproduksi massal dan bisa segera digunakan untuk masyarakat Indonesia,” kata dia.

Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito, memastikan bahwa pelaksanaan uji klinis vaksin akan dilakukan sesuai protokol pengujian obat. Oleh karenanya, BPOM akan melakukan inspeksi cara uji klinik yang baik (CUKB) terhadap vaksin Sinovac.

BPOM juga akan memberikan asistensi dalam proses registrasi melalui mekanisme emergency use authorization (EUA) dengan conditional approval untuk mempercepat akses vaksin COVID-19 sampai ke masyarakat.

“Inspeksi ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa pelaksanaan uji klinik sesuai dengan protokol yang disetujui dan semua prinsip dipenuhi oleh peneliti dan sponsor,” kata Penny dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

Direktur Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan saat ini kapasitas eksisting pembuatan vaksin di perusahannya bisa mencapai 100 juta dosis. Kapasitas tersebut bakal ditingkatkan hingga 250 juta dosis mengikuti target pemberian vaksin yang ditetapkan pemerintah.

“Kita sedang bangun kapasitas baru. Sekarang yang sudah siap itu ada 100 juta dosis,” kata Honesti, kepada jurnalis.

Masih di bawah rata-rata

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID 19, Wiku Adisasmito, mengatakan kasus aktif pasien COVID-19 di Indonesia lebih rendah jika dibandingkan jumlah kasus aktif di dunia yaitu di Indonesia 30,8 persen sedangkan di dunia, 31,5 persen.

“Dalam beberapa hari terakhir kasus positifnya menurun, sementara kasus sembuh meningkat dan angka kematian juga sudah flat,” ujar dia.

Kendati demikian, Wiku mengakui bahwa persentase kematian di Indonesia masih lebih tinggi yaitu di angka 4,5 persen, sementara di tingkat dunia berada di angka rata-rata 3,64 persen.

“Tujuannya adalah menurunkan angka kematian Indonesia menjadi di bawah angka rata-rata dunia dan kesembuhannya di atas rata-rata dunia. Demikian juga kasus aktif harus lebih rendah dari rata-rata dunia," kata Wiku.

Presiden Jokowi tetap mengingatkan bahwa ancaman penularan COVID-19 masih ada hingga nanti ditemukan vaksin.

"Sekali lagi, ancaman COVID-19 ini belum selesai sampai nanti yang namanya vaksin itu bisa divaksinasikan kepada seluruh rakyat di Tanah Air ini," kata Jokowi, Selasa.

Oleh karenanya, ia mengimbau agar masyarakat lokal ikut berpartisipasi dalam mengendalikan penularan COVID 19.

"Mungkin bisa dengan PSBB tingkat desa, tingkat kampung, saya kira melokalisir COVID-19 di dalam scope kecil ini akan lebih memudahkan kita dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lapangan," kata Jokowi.

Di samping itu, Jokowi juga meminta agar TNI dan Polri di daerah turut membantu terutama dalam upaya menegakkan kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan seperti menertibkan dalam penggunaan masker.

"Utama urusan masker ini, di samping tentu saja yang berkaitan dengan jaga jarak, cuci tangan, tidak berada dalam kerumunan jumlah banyak, tetapi masker menjadi kunci," tukasnya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.