Prabowo terima penunjukan sebagai calon presiden 2024 dari Gerindra
2022.08.12
Jakarta
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan kesediaan menjadi calon presiden dari Partai Gerindra dalam pemilihan 2024 menyusul nominasi dari pengurus daerah dan organisasi partai dalam rapat pimpinan nasional Jumat (12/08).
“Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia,” ujar Prabowo dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Gerindra di Sentul, Bogor.
“Saudara-saudara sekalian, sekali lagi saya nyatakan di sini saya bersama tokoh-tokoh dan kalian kita ingin berjuang, membangun hari depan yang lebih baik untuk anak-anak kita, untuk anak-anak muda Inponesia,” tambahnya.
Pengurus daerah dan organisasi sayap Gerindra sepakat mengajukan Prabowo, yang juga ketua umum dan pendiri partai, sebagai calon presiden pada pemilihan presiden yang dijadwalkan pada Februari 2024.
"Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra seluruh Indonesia sudah bulat untuk mencalonkan Pak Prabowo sebagai calon presiden dari Partai Gerindra tahun 2024," kata Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Prabowo dua kali maju dalam pemilihan presiden yaitu pada 2014 dengan menggandeng Hatta Rajasa, namun kalah menghadapi pasangan Joko “Jokowi” Widodo-Jusuf Kalla.
Pada pemilihan presiden 2019, Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno kalah melawan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Koalisi dengan PKB
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkita Bangsa (PKB) Syaiful Huda mengatakan bahwa koalisi dengan Gerindra akan dideklarasikan di Sentul pada hari kedua rapat pimpinan nasional di Sentul Sabtu.
"Jadi waktu deklarasi ini sehari setelah kawan-kawan Gerindra menyelesaikan Rapimnas mereka," kata Huda seperti dikutip CNN Indonesia Kamis.
"Maka kami sangat menghitung proses kerja sama politik ini mulai dari komunikasi kedua ketua umum, dilanjutkan pertemuan antar-pengurus wilayah, kemudian kemarin kita baru saja daftar bareng sebagai parpol peserta Pemilu 2024 ke KPU dan nanti akan diresmikan melalui deklarasi bersama dengan penandatangan kesepakatan kerja sama politik hitam di atas putih," kata Huda.
Huda menambahkan, acara deklarasi kerja sama politik PKB dan Gerindra rencananya akan dihadiri ribuan kader masing-masing parpol.
Anggota Partai Gerindra mengantri untuk memasuki tempat rapat nasional para pemimpinnya seperti foto Prabowo Subianto terlihat di latar belakang, di Bogor, provinsi Jawa Barat, Indonesia, 12 Agustus 2022. [Willy Kurniawan/Reuters]
Survei menangkan Prabowo
Sejumlah survey menunjukkan Prabowo merupakan favorit untuk memenangkan pemilihan tahun 2024.
Survey yang dirilis Indonesia Polling Stations (IPS) Rabu mengindikasikan sebanyak 30,2% responden akan memilih Prabowo, 19,8% menyatakan akan memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan 18,9% akan memilih Anies Baswedan.
"Secara umum belum ada perubahan preferensi capres dibandingkan survei IPS sebelumnya. Hanya Prabowo Subianto yang mengalami peningkatan elektabilitas, sementara elektabilitas tokoh-tokoh lain cenderung stagnan," kata peneliti senior IPS, Alfin Sugianto seperti dikutip detik.com.
Survei dari Center for Political Communication Studies (CPCS) pada Juli 2022 juga menempatkan Prabowo sebagai pilihan pertama masyarakat dengan elektabilitas 23,1%, unggul atas Anies dengan 20,4% dan Ganjar sebesar 20,0 persen.
Namun, Prabowo kalah dari Ganjar dalam survei yang digelar Charta Politika pada Mei-Juni 2022. Ganjar mempunyai elektabilitas 36,5 persen dan Prabowo sebesar 26,7 persen. Sementara, di nomor tiga ada Anies dengan 24,9 persen.
"Prabowo Subianto terlihat cukup ketat bersaing dengan Anies Baswedan dalam simulasi pengujian yang dilakukan," ujar Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya.
Gerindra tidak mempunyai banyak pilihan untuk diajukan sebagai calon presiden karena Prabowo masih merupaklah tokoh paling popular yang dapat mendongkrak suara partai di pemilihan umum, ujar seorang analis politik di Jakarta.
"Dengan mencalonkan Prabowo, Gerindra akan masih potensial untuk memperoleh posisi kedua dalam Pemilihan Legislatif setelah PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), efek ini sangat besar," ujar Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Saat ini menurut Djayadi basis pendukung Prabowo berkembang dari pemilih tradisionalnya setelah bergabung dengan kabinet Jokowi.
"Sebagai bagian dari kabinet Presiden Jokowi, Prabowo juga merasa dia mengambil sebagian pendukung Jokowi, terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU)," ujar dia.
NU adalah organisasi massa Islam terbesar di Indonesia dengan anggota sekitar 80 juta orang.
Namun Djayadi memberi catatan dari tiga kali kegagalan Prabowo sebagai calon presiden yaitu terlalu mengandalkan citra personal sebagai sosok yang tegas dan berwibawa. Citra tersebut menurut memang berhasil mengumpulkan dukungan, tapi tidak cukup untuk memenangkan Pilpres.
“Citra tegas berwibawa hanya bisa mengumpulkan dukungan 20 persen orang Indonesia. Sementara pemilu di Indonesia lebih banyak dimenangkan oleh sosok dengan citra dekat dengan rakyat, jujur dan pandai,” ujar dia.
Usep Saepul Ahyar, peneliti senior Populi Center mengatakan Prabowo mempunyai basis pemilih loyal tinggi yang tidak akan bosan memilihnya berapapun dia mencalonkan diri sebagai presiden.
“Pemilih loyal Prabowo sejauh ini ada di Banten, Jawa Barat, Sumatera Barat,” ujar dia pada Benarnews.
Bagi Gerindra, Prabowo adalah sosok yang tepat untuk menjaga elektabilitas partai.
Prabowo menurutnya memang mempunyai bayang-bayang masa lalu sebagai bagian dari orde baru, namun hal tersebut sejauh ini bisa dikelola sehingga tidak bisa menjadi hambatan politik yang mengganggu pencalolannya.
Menurut dia Prabowo masih bisa memperbesar dukungannya dengan mengkapitalisasi kedekatannya dengan Presiden Jokowi.
“Karena bagi pemilih Jokowi, Prabowo bisa jadi adalah pilihan yang cocok. Tidak mungkin pendukungn Jokowi mengalihkan suara ke Anies Baswedan,” ujar dia.
Menurut Usep, perkerjaan penting berikutnya adalah memilih calon wakil presiden pendampinya. Kali ini, Prabowo bisa mengajak orang dengan basis Nahdlatul Ulama atau professional seperti Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB), Khofifah Indarparawangsa (Gubernur Jawa Timur) atau Erick Thohir (Menteri BUMN).