Jokowi Perintah Tumpas Kelompok Bersenjata Papua

TNI mengatakan 90% warga yang mengungsi telah kembali ke kampung.
Victor Mambor & Ahmad Syamsudin
2019.03.08
Jayapura & Jakarta
190308_ID_Papua_1000.jpg Seorang warga melintasi pos TNI di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, 15 Januari 2019.
Victor Mambor/BeritaBenar

Presiden Joko “Jokowi” Widodo memerintahkan TNI-Polri untuk menumpas kelompok bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua, sementara itu pengerjaan jalan Trans Papua akan dilanjutkan oleh anggota militer setelah sempat terhenti pasca dibunuhnya belasan pekerjanya oleh kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) akhir tahun lalu.

Panglima Kodam VXII Cenderawasih, Mayjen Yosua Pandit Sembiring menegaskan TNI akan terus memburu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

“Ini sudah saya perintahkan sejak peristiwa yang pertama dulu, untuk dikejar, diselesaikan. Tetapi kita harus tahu, yang namanya Nduga medannya bukan sesuatu yang gampang,” kata Jokowi kepada wartawan di Lampung Tengah, Jumat, 8 Maret 2019.

Penyerangan pertama yang dimaksud Jokowi adalah penembakan TPNPB terhadap 19 pekerja yang membangun jalan Trans-Papua di Nduga, awal Desember lalu.

Kemudian, Kamis kemarin, tiga anggota TNI tewas dalam baku tembak setelah diserang gerilyawan TPNPB dengan senjata standar militer dan tradisional seperti panah dan tombak.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Muhammad Aidi, mengatakan ketiga anggota TNI yang tewas bukan bagian dari 600 TNI yang dikirimkan ke Papua.

Ke-600 anggota TNI Zipur 8 dan Batalyon Infantri 431 dari Kodam Wirabuana, Makassar, Sulawesi Selatan, yang akan melanjutkan pembangunan Jalan Trans Papua di Nduga, akan tiba di Pelabuhan Paumako Timika pada Sabtu, papar Aidi.

"Esok pagi mereka akan tiba di Pelabuhan Paumako Timika. Nantinya mereka akan diberangkatkan ke Nduga untuk melanjutkan pembangunan Jalan Trans Papua di sana," jelas Aidi.

Dilanjutkan TNI

Jalan Trans Papua yang menghubungkan Mumugu di Kabupaten Asmat dengan Wamena di Kabupaten Jayawijaya cukup panjang. Ruas Wamena-Paro sepanjang 97,6 kilometer dan ruas jalan Paro-Mumugu sepanjang 136,2 kilometer.

Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) XI Jayapura, Osman Marbun menyebutkan masih ada 21 jembatan pada Jalan Trans Papua yang belum dikerjakan.

“Keseluruhan jumlah jembatan di sepanjang ruas Jalan Trans Papua sebanyak 32 unit,” katanya.

Dengan kondisi jalan yang panjang ditambah medan geografis yang berat itu, menurut Aidi, prajurit TNI yang terlibat dalam pembangunan Jalan Trans Papua akan dibagi dua kelompok.

Satu kelompok akan dikerahkan dari Wamena melalui Jayapura. Sementara kelompok lainnya akan dikerahkan dari Nduga melalui Timika.

Marbun dan Aidi membenarkan pembangunan Jalan Trans Papua yang menghubungkan Mumugu-Wamena akan dilanjutkan oleh TNI menyusul penembakan belasan pekerja PT Istaka Karya.

“Tadinya akan dikerjakan oleh kontraktor sipil, tapi karena insident tersebut karyawan tidak ada lagi yang berani masuk, sehingga TNI yang akan kita lanjutkan,” jelas Aidi.

“Risiko kita akan hadapi. Negara tidak akan mundur, dari pengerjaan proyek strategis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.”

Dari Jayapura dilaporkan, Panglima Kodam VXII Cenderawasih, Mayjen Yosua Pandit Sembiring menegaskan TNI tak akan mundur dari memburu anggota TPNPB pimpinan Egianus Kogoya, meski telah diserang beberapa kali sejak akhir tahun lalu.

"TNI akan terus mem-back up Polri dalam upaya penegakan hukum terhadap aksi-aksi kelompok bersenjata yang meresahkan masyarakat Papua meskipun beberapa prajurit TNI-Polri telah gugur dalam tugas, kami tetap berkomitmen untuk melindungi warga masyarakat, " katanya kepada wartawan.

Dia menambahkan, Papua merupakan wilayah NKRI yang memiliki nilai strategis bagi pertahanan negara dan mempengaruhi langsung terhadap kedaulatan bangsa.

“Sektor penugasan anggota TNI adalah daerah yang masih dalam kategori rawan,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Januari lalu, tiga anggota TNI tewas dalam kekerasan bersenjata di tiga lokasi terpisah di Papua.

Kembali ke kampung

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Muhammad Aidi menyebutkan kelompok TPNPB cukup menguasai medan berupa hutan belantara dan pegunungan.

“Kita memutuskan jalur logistik, karena biasanya sumber logistik dari kampung dan hampir semua sudah kita kuasai,” katanya.

“Secara identifikasi mereka sudah terjepit karena sumber logistik sudah kita kuasai.”

Terkait pengungsian warga Nduga, Aidi menyebutkan karena ada kekerasan dari kelompok TPNPB.

Tetapi, warga yang mengungsi sebelumnya menyatakan mereka meninggalkan kampungnya karena trauma dengan kehadiran aparat TNI-Polri.

“Sampai saat ini setelah TNI evakuasi masyarakat sudah berangsur-angsur kembali dan hidup normal. Sudah 90 persen lebih sudah kembali ke kampung,” katanya.

Aidi menambahkan sekitar 70 persen warga Nduga tak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) karena kabupaten itu masih terisolir yang terletak di pegunungan wilayah tengah Papua.

Kabupaten itu terdiri dari 32 distrik yang hanya bisa dijangkau melalui udara dengan pesawat kecil yang muatannya sedikit.

“Pembangunan Trans Papua membuka isolasi wilayah papua, dan menjamin keadlilan sosial bagi masyarakat,” katanya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.