Polri Buru Penyebar Kampanye Hitam
2018.09.25
Jakarta
Polda Metro Jaya memburu pelaku yang membuat situs skandalsandiaga.com yang viral karena diyakini sebagai bagian kampanye hitam terhadap calon wakil presiden Sandiaga Salahuddin Uno.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes. Pol. Raden Prabowo Argo Yuwono, menyatakan pihaknya telah menerima laporan tentang situs yang menyebar hoaks, berisi tudingan perselingkuhan Sandiaga dengan seorang perempuan dan memerintahkan bagian kejahatan siber untuk mengusutnya.
“Tim cyber crime masih lakukan penyidikan. Semoga segera terungkap,” katanya kepada BeritaBenar, Selasa, 25 September 2018.
Argo menambahkan segala bukti dari dalam situs itu juga telah diambil tim yang menyeliki kejahatan siber untuk proses pengusutan lebih lanjut.
“Dengan bukti yang ada semoga bisa mempermudah Polda menangkap pelaku. Kami tak fokus di satu kasus ini saja, tapi semua penyebar hoaks, kampanye hitam, kami tindak,” ungkap Argo.
Polda juga akan menyiapkan waktu untuk mengkonfirmasi langsung kepada Sandiaga, bekas Wakil Gubernur DKI Jakarta yang mendampingi calon presiden Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden (Pilpres), April mendatang.
"Pastinya kita akan undang Pak Sandiaga. Kami akan mengkonfirmasi saja," imbuh Argo.
Sandiaga yang sedang berada di Purbalingga, Jawa Tengah, saat ditanya para wartawan mengatakan bahwa situs itu memuat fitnah terhadapnya untuk mengacaukan komitmen pemilu damai.
“Pertama-tama kita dari awal sudah menolak politik fitnah yang hanya menimbulkan perpecahan,” katanya seperti dilansir laman Kompas.com.
Ajukan pemblokiran
Menyusul beredarnya situs itu sejak Senin lalu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) telah meminta penyedia layanan internet (ISP) untuk memblokir situs tersebut setelah menerima laporan
Plt Biro Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu, mengaku permintaan pemblokiran situs itu dari tim cyber crime Polda Metro Jaya .
"Jadi laporan masuk pukul 09.00 WIB. Sistem kami langsung terkoneksi dengan ISP dan secara langsung meminta untuk segera diblokir," jelasnya dalam pernyataan tertulis.
Ferdinandus memastikan setelah mengecek isi situs yang dipastikan dibuat di dalam negeri itu.
"Sekarang kan masa kampanye dan situs itu mengatasnamakan salah satu pasangan calon. Jelas black campaign dari orang yang tidak bertanggung jawab," ungkapnya.
Penyedia layanan internet, lanjutnya, membutuhkan waktu setidaknya sehari setelah laporan masuk, baru melakukan pemblokiran.
"Namun beberapa operator seluler sudah melakukan pemblokiran juga karena sudah kami minta," ujar Ferdinandus.
BeritaBenar yang coba mengunjungi laman skandalsandiaga.com melalui laptop pada pukul 21:00 Selasa, sudah tidak bisa diakses lagi.
‘Perselingkuhan’
Dalam laman yang mencatut nama cawapres nomor urut dua, Sandiaga diisukan terlibat perselingkuhan dengan seorang perempuan berinisial MB, mantan politisi yang bekerja di sebuah perusahaan terkemuka.
Malah, MB dituding sering ke kantor Sandiaga saat masih menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sejumlah pernyataan jorok pun terpampang di laman tersebut.
Menanggapi muncul situs tersebut, kubu pasangan Prabowo-Sandiaga cukup geram dan meminta komitmen Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menangkap pelaku penyebar hoaks pada masa kampanye menjelang Pemilu 2019.
"Apa janji Pak Tito, kami tagih. Bagaimana komitmennya, kasus ini harus ditindaklanjuti dan pelakunya ditindak tegas," ujar Dahnil A Simanjuntak, koordinator juru bicara Koalisi Indonesia Adil Makmur Prabowo-Sandiaga.
Dahnil yakin dengan kekuatan Polri dibantu perlengkapan teknologi yang canggih dapat menemukan siapa pelakunya.
"Ini jelas hoaks ingin menjatuhkan calon wakil presiden yang kami usung," ujarnya yang menambahkan.
Menanggapi munculnya situs tersebut, Jhonny G Plate, seorang anggota Tim Kampanye Nasional pasangan Joko “Jokowi” Widodo dan Ma'ruf Amin, juga mendesak Polri serta Kemenkominfo untuk bertindak cepat.
"Jelas ini ingin menjatuhkan Pak Sandi. Kami pun tidak sepakat dengan cara-cara seperti itu," ujar Jhonny.
Sekjen Partai NasDem itu meminta Polri dan Kemenkominfo juga menindak tegas para penyebar hoaks dan pelaku kampanye hitam.
"Bukan hanya yang menyerang Pak Sandi, tapi juga yang menyerang pasangan kami juga harus ditindak. Polri dan Kemenkominfo harus segera bertindak," pinta Jhonny.
Dua capres Jokowi dan Prabowo juga telah menyerukan pemilu yang damai dan berikrar untuk menjaga pesta demokrasi dengan cara-cara baik lewat ide, program dan gagasan demi masa depan Indonesia lebih baik.
"Jangan berpecah-belah karena beda pilihan. Jangan sebarkan hoaks dan SARA," ujar Jokowi usai penarikan nomor urut pada Jumat malam lalu.
Prabowo juga mengajak pendukung dan seluruh warga Indonesia untuk melaksanakan pemilu damai.
"Mari kita sukseskan Pemilu dengan suasana damai. Jangan sampai perpecahan terjadi. Saya yakin kita semua setuju menangkal hoaks dan perpecahan," tukasnya.
Sebelumnya, Menkominfo Rudiantara mengatakan pihaknya bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu RI) siap menangkal kampanye hitam di media sosial untuk mewujudkan Pemilu berjalan damai.
Bahkan, katanya, Kemenkominfo siap melakukan take down website, akun media sosial yang melakukan kampanye hitam atau menyebarkan hoaks.