Muhammadiyah Akan Membawa Islam Ke Arah Berkemajuan: Kalla

Oleh Paramita Dewiyani
2015.08.07
150807_ID_PARAMITA_MUHAMMADIYAH_VG_700.jpg Pria Muslim saat berdoa di sebuah masjid di Jakarta tanggal 6 Agustus, 2015.
AFP

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan bahwa Ketua Umum Muhammadiyah terpilih Haedar Nashir akan memberikan kontribusi perdamaian dan kemajuan bagi Indonesia.

“Saya yakin Pak Haedar akan dapat membawa Muhammadiyah kearah Islam yang berkemajuan. Karena itu kita harus dukung visi-misinya untuk perdamaian, perlindungan dan kerjasama antara mayoritas dan minoritas,” kata Kalla kepada BeritaBenar disela-sela acara penyerahan mandat kepemimpinan kepada Haedar Nashir dalam sidang pleno Muktamar Ke-47 Muhammadiyah.

Acara ini berlangsung di Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan hari Jumat, tanggal 7 Agustus.

“Kontribusi ini bukan hanya untuk Muhammadiyah tetapi juga untuk Indonesia,” katanya lanjut.

Haedar akan memimpin Muhammadiyah untuk periode 2015-2020 melalui penunjukkan yang dilakukan oleh 13 formatur baru Muhammadiyah.

Kunci atasi konflik agama

Sebelumnya dalam acara konferensi pers hari Kamis lalu, Haedar mengatakan pentingnya perlindungan terhadap kaum minoritas serta untuk bekerjasama antara golongan.

“Kenyataannya adalah bahwa kita hidup di negara pluralis…Mayoritas harus melindungi minoritas. Minoritas harus bekerja dengan mayoritas," katanya seraya menambahkan bahwa hal tersebut merupakan alat untuk mencegah dan menyelesaikan konflik agama di Indonesia.

"Kita perlu kapasitas untuk memediasi konflik, apakah itu menyangkut agama atau etnis minoritas, dan kita harus menciptakan budaya pluralis di mana pun kita berada," kata Haedar yang juga dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam pidatonya Haedar menginginkan agar organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia ini untuk mandiri.

"Dalam khitah dinyatakan Muhammadiyah tidak berafiliasi dengan parpol manapun. Muhammadiyah juga tidak menjalin kekuatan politik manapun, dan tidak ada hubungan struktural dengan parpol manapun,” kata pria kelahiran Bandung, 25 Februari 1958 ini.

Haedar menambahkan bahwa Muhammadiyah akan tetap berpegang pada khitah Ujung Pandang 1971 dan khitah Denpasar 2002 yang konsisten menetapkan bahwa Muhammadiyah tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.

Muhammadiyah akan terus mendorong kader-kadernya yang mau berkiprah di dunia politik.

"Bagi kami, kalau ada kader-kader yang ingin masuk ke jalur politik tak masalah sebab membangun kehidupan bangsa bisa dilakukan lewat jalur kekuasaan," katanya hari Jumat dalam acara serah jabatan dari Ketua Umum Muhammadiyah sebelumnya, Din Syamsuddin.

Roh Muhammadiyah

Dalam pidatonya Din juga mengharapkan agar Muhammadiyah akan tetap memilih jalan moderat.

"Muhammadiyah ini ada di posisi tengah, moderat, itu yang harus kita kembangkan. Ciri khas umat Islam di Muhammadiyah, dia moderat di dalam mengembangkan paham keagamaan," katanya dalam acara yang sama.

Posisi Haedar ini bertentangan dengan rekomendasi dari sidang paripurna selama kongres Makassar yang mendesak organisasi untuk berubah menjadi partai politik.

"Kami berkomitmen untuk membina hubungan dengan semua aktor nasional, termasuk partai politik," tukas Haedar.

Haedar sudah dikenal luas dikalangan Muhammadiyah. Dia memegang beberapa peran penting dalam organisasi sejak tahun 1985-2005.

“Kepercayaan anggota Muhammadiyah terhadap Haedar sangat tinggi, ia berada dalam urutan paling atas dalam pemungutan suara 2000 peserta Muktamar terhadap 39 daftar calon,” kata Sekretaris Panitia Pusat Muktamar Muhammadiyah Marpuji.

“Bagi kami beliau bukan orang baru. Beliau paham roh Muhammadiyah,” katanya.

Perjuangan Muhammadiyah

Bagi Haedar perjuangan utama Muhammadiyah adalah ar-ruju’ ilal qur’an wa sunnah.

“Prinsip ini memiliki makna Muhammadiyah membawa Islam ke arah berkemajuan baik melalui dakwah,” kata seraya menjelaskan bahwa amal amanah dan dakwah harus dapat memberikan nilai positif terhadap ekonomi, politik, dan budaya dalam masyarakat.

Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mengatakan terpilihnya Haedar akan memberikan inspirasi baru bagi semua umat.

“Misinya untuk menepiskan batas antara minoritas dan mayoritas menjadi inspirasi bagi kita semua agar kasus-kasus intoleransi seperti di Tolikara tidak lagi terulang kembali,” tukasnya.

Natalius percaya bahwa keberadaan Muhammadiyah akan membawa perubahan terhadap kehidupan beragama di Indonesia.

“Ini misi dakwah yang dibawa Nasir bukan hanya untuk umat Islam tapi bagi Indonesia. Haedar adalah sosok yang paham semangat Muhammadiyah,” kata Natalius.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.