10 tewas dalam kerusuhan di Papua Pegunungan usai merebaknya isu penculikan anak

Polda sebut 23 lainnya luka-luka, termasuk 18 orang dari pihak aparat.
Victor Mambor dan Pizaro Gozali Idrus
2023.02.24
Jayapura dan Jakarta
10 tewas dalam kerusuhan di Papua Pegunungan usai merebaknya isu penculikan anak Polisi membubarkan pengunjuk rasa yang menentang rencana pemerintah untuk mengembangkan wilayah administrasi baru di provinsi Papua, di Timika pada 1 April 2022.
[Sevianto Pakiding/AFP]

Setidaknya 10 orang tewas dan 23 lainnya terluka setelah pasukan keamanan melepaskan tembakan untuk memadamkan kerusuhan yang pecah di Papua setelah adanya kabar burung tentang  penculikan seorang anak, kata polisi dan militer, Jumat (24/2)

Tentara dan polisi terpaksa melepaskan tembakan setelah massa bersenjatakan panah dan batu menyerang mereka dalam kerusuhan di Sinakma, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, kata Humas Polda Papua Kombes Benny Adi Prabowo.

“10 orang tewas dan 23 lainnya luka-luka. Korban luka dari aparat ada 18 orang terluka. 16 terkena lemparan baru dan dua orang terkena panah,” kata Benny kepada BenarNews pada Jumat (24/2).

Benny menambahkan delapan yang tewas merupakan massa perusuh yang dilakukan tindakan tegas oleh petugas keamanan.

“Mereka ditindak karena menyerang petugas walau sudah diberi tembakan peringatan ke udara,” kata Benny.

Sementara dua lainnya diduga tewas akibat penganiayaan berat diakibatkan oleh anak panah dan senjata tajam dari massa yang bertindak anarkis.

“Keduanya warga non-Papua,” ucap Benny.

Menurut Benny, kerusuhan Wamena itu berawal sekitar pukul 12.30 WIT saat mobil penjual kelontong dihentikan warga di Sinakma karena diduga akan melakukan penculikan anak.

Mendapat laporan tersebut, anggota yang dipimpin Kapolres Jayawijaya langsung ke lokasi dan berupaya untuk menyelesaikan kasus tersebut dengan membawa terduga pelaku ke polres.

"Namun tiba-tiba ada yang berteriak dan menyerang anggota sehingga meminta penguatan dari Wamena," kata Benny.

Dia menjelaskan tidak beberapa lama kemudian datang personel baik dari TNI dan anggota Brimob, namun massa makin anarkis dengan melakukan pembakaran kios dan rumah warga di sekitar lokasi sehingga petugas mengeluarkan tembakan peringatan.

“Hingga saat ini aparat keamanan masih siaga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan masyarakat di Wamena dan Forkompimda saat ini sedang melakukan pertemuan untuk membahas penanganan akibat kejadian tersebut,” tutur Benny kepada BenarNews.

Sementara itu, Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Arhenius Murib mengatakan pihaknya terus berupaya menenangkan massa dan membantu mediasi, sehingga kerusuhan tidak meluas dan situasi kembali kondusif.

"Komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak telah kita lakukan agar kerusuhan tidak meluas, suasana kembali tenang dan tidak ada korban jiwa," kata dia dalam keteranganya kepada BenarNews.

Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem sangat prihatin dengan adanya kembalinya korban tewas akibat kekerasan di Papua.

“Memang menurut saya sangat tidak manusiawi, kapankah kekerasan akan berakhir? Krisis kemanusiaan terus terjadi, menurut saya tindakan ini, aksi yang sangat brutal,” jelas dia kepada BenarNews.

“Pantauan kami di UGD seluruh pasien yang mengalami luka tembak sedang ditangani di UGD Rumah Sakit Umum Wamena, Kabupaten Jayawijaya di Jalan Trikora,” tambah dia.

Propam akan usut penanganan kerusuhan

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengaku telah memerintahkan tim Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) untuk mengusut penanganan aparat kepolisian di lokasi.

"Saya minta langsung Kabid Propam untuk langsung melakukan evaluasi secara menyeluruh pola penanganan yang saat itu di lapangan," ujar Irjen Mathius kepada wartawan di Mimika, Jumat.

Menurut dia, hal ini nanti akan menjadi bahan baginya untuk mengevaluasi penanganan kepolisian dalam kerusuhan tersebut

“Kami tidak mau lagi ke depan akan berdampak seperti itu (banyak korban jiwa)," kata dia.

Mathius meminta jajarannya menyelesaikan persoalan di lapangan cara membaca situasi secara tepat. Namun, Mathius tak menampik kondisi di lapangan tak mudah untuk dikendalikan karena terus terjadi provokasi.

"Tetapi memang sebagaimana yang terjadi di lapangan sesuai yang dilaporkan Kapolres karena saat kejadian ada yang memprovokasi sehingga bisa terjadi seperti itu. Namun tentunya ini bagian yang harus saya evaluasi," kata dia.

Kekerasan terbaru ini merupakan yang paling mematikan di Provinsi Papua Pegunungan yang dibentuk sejak Desember itu. Saat itu, satu orang tewas dan delapan lainnya luka-luka saat polisi menembak penduduk desa yang melakukan kerusuhan di Kabupaten Tolikara.

Polda Papua saat itu mengatakan penduduk desa dengan panah dan senjata tajam menyerang kantor polisi di Kabupaten Tolikara menyusul ditangkapnya dua warga yang mabuk dan menyerang petugas, sehingga petugas terpaksa melepaskan tembakan.

Dalam kejadian tersebut, tiga warga sipil dan lima petugas terluka.

Wilayah Papua, yang terletak di ujung timur Indonesia menjadi ajang konflik separatis bersenjata yang telah berlangsung selama beberapa dekade dan memanas dalam beberapa tahun terakhir.

Wilayah Papua juga kerap diwarnai pelanggaran hak asasi manusia oleh anggota polisi dan pasukan keamanan Indonesia. Kelompok separatis bersenjata Papua juga dituduh melakukan kekejaman terhadap warga sipil.

Pada tahun 1963, pasukan Indonesia menginvasi Papua, yang seperti juga Indonesia merupakan bekas jajahan Belanda, dan mencaplok wilayah itu.

Pada tahun 1969, di bawah pengawasan PBB diadakan referendum Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Papua, yang dinilai manipulatif karena hanya diwakili oleh sekitar 1.000 orang yang disinyalir telah diinstruksikan untuk memilih tetap bergabung dengan Indonesia. Hasil dari Pepera itu menjadikan Papua bagian dari Indonesia hingga saat ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.