Pemilu Serentak di Indonesia Dimulai

Pemilu di dua distrik di Jayapura, ditunda hingga Kamis, karena keterlambatan datangnya surat suara.
Arie Firdaus & Nurdin Hasan
2019.04.17
Jakarta & Banda Aceh
190417_ID_Pencoblosan.jpg Sejumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menyusun surat suara di sebuah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Desa Ie Masen Kayee Adang, Kota Banda Aceh, 17 April 2019.
Nurdin Hasan/BeritaBenar

Diperbarui pada 17 April 2019, 13:30 WIB

Setelah melewati masa kampanye selama sekitar tujuh bulan, Indonesia akhirnya menggelar pemilihan umum (Pemilu) serentak pada Rabu, 17 April 2019.

Pencoblosan diawali dengan dibukanya tempat-tempat pemungutan suara (TPS-TPS) di Papua pada pukul 7:00 waktu setempat. Kemudian disusul kawasan Indonesia tengah dan bagian barat.

Sekitar 192,8 juta orang berhak memberikan hak pilihnya dalam Pemilu yang berlangsung simultan, untuk mencoblos calon presiden dan wakil presiden, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi serta kabupaten/ kota.

Merujuk data Komisi Pemilihan Umum (KPU), sebanyak 810.329 TPS disebar di seluruh Indonesia pada hari pencoblosan.

Presiden petahana Joko "Jokowi" Widodo yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin --tokoh organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia nonaktif -- berhadapan dengan Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Capres Prabowo Subianto menunjukkan ibu jari dan telunjuknya setelah memberikan suaranya di sebuah TPS di dekat kediamannya di Hambalang, Bogor, 17 April 2019. (Reuters)
Capres Prabowo Subianto menunjukkan ibu jari dan telunjuknya setelah memberikan suaranya di sebuah TPS di dekat kediamannya di Hambalang, Bogor, 17 April 2019. (Reuters)

Prabowo mencoblos di TPS dekat kediamannya di Hambalang, Bogor, pagi hari tidak lama setelah TPS dibuka.

“Kalau mau damai pemilu harus bersih dan tidak ada kecurangan. Baru bisa damai,” ujarnya setelah memberikan suaranya.

“Tapi kita tidak ingin dibohongi, dicurangi. Kita ingin bangsa Indonesia terhormat dan damai, hidup dengan baik,” tambahnya seperti disiarkan melalui berita di TV.

Seorang petugas KPPS memperlihatkan surat suara sebelum memberikannya kepada kandidat petahana, Presiden Joko Widodo di TPS 08, di Lembaga Administrasi Negara, Gambir, Jakarta Pusat, 17 April 2019. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)
Seorang petugas KPPS memperlihatkan surat suara sebelum memberikannya kepada kandidat petahana, Presiden Joko Widodo di TPS 08, di Lembaga Administrasi Negara, Gambir, Jakarta Pusat, 17 April 2019. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)

Sementara itu di TPS 08, Lembaga Administrasi Negara, Gambir, Jakarta Pusat, kandidat petahana Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mencoblos sekitar pukul 10:00 WIB.

“Dalam bekerja kita optimis saja,” kata Jokowi kepada awak media yang telah menunggunya sedari pagi. Ia tidak mau berspekulasi mengenai hasil Pemilu.“Ya, sabarlah. Nanti dilihat, orang tinggal berapa jam saja kok.”

Ditunda di Jayapura

Antusiasme tampak dari sejumlah pemilih dalam prosesi politik yang berlangsung hanya enam jam itu, hingga pukul 13:00 waktu setempat.

Mereka mendatangi lokasi pemungutan suara sebelum TPS dibuka.

Namun ada juga sejumlah TPS, seperti di Papua yang masih sepi pemilih hingga pukul 9:00 meski sudah dibuka 2 jam sebelumnya.

“Bahkan tiga jam setelah jadwal pemungutan suara dibuka, kertas suara belum dikirim ke beberapa TPS di Kota Wamena dan Jayapura,” kata seorang wartawan lokal kepada BeritaBenar.

Mama Yuliana warga Argapura mengusulkan Pemilu ditunda buat kota Jayapura. Alasannya dia sudah meninggalkan pekerjaan rumah.

"Tidak ada makan pagi dan siang yang gratis. Kita tidak masak pagi, keluarga belum makan, sudah pergi antri di TPS. Petugas bilang belum ada logistik. Pemilu paling kacau yang selama ini kami ikuti " ucapnya dengan mimik kecewa sambil bergegas pulang ke rumahnya.

Pada sekitar pukul 10:30 WIT, Theodorus Kosay, ketua KPU Papua dalam sebuah video yang diterima BeritaBenar mengatakan bahwa Pemilu di dua distrik di provinsi itu yaitu Abepura dan Jayapura Selatan ditunda hingga keesokan harinya, Kamis 18 April, disebabkan oleh surat suara yang baru datang 2 jam sebelum jadual TPS ditutup.

Tiga jam setelah TPS dijadualkan dibuka, surat suara belum sampai di sejumlah wilayah di Jayapura, Papua, 17 April 2019. (Jean Busay/BeritaBenar)
Tiga jam setelah TPS dijadualkan dibuka, surat suara belum sampai di sejumlah wilayah di Jayapura, Papua, 17 April 2019. (Jean Busay/BeritaBenar)

Alvi Raffasya Ghifari, seorang pemilih di TPS 124 Kelurahan Palmerah, Jakarta Barat, telah mendatangi lokasi pemungutan suara 10 menit sebelum dibuka.

"Karena ini penting dan menentukan masa depan bangsa. Saya tak ingin kehilangan kesempatan," kata pria 19 tahun tersebut, merujuk insiden gagalnya sejumlah pemilih menggunakan haknya di pemungutan suara di Sydney, Australia.

Alvi hanya satu dari total 282 pemilih terdaftar di TPS 124 yang datang sebelum lokasi pencoblosan dibuka.

Adapula Juliahan (40) yang memilih hadir lebih awal ke TPS karena tidak ingin melewatkan hak politiknya.

"Daripada kehilangan suara karena terlambat, lalu tidak bisa mencoblos. Ini kan penting," katanya.

Prosesi pemungutan suara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, disusul pembacaan janji panitia pelaksana Pemilu. Mereka diwanti-wanti agar dapat menjaga netralitas.

Di luar lokasi pencoblosan, anggota kepolisian berjaga, didampingi petugas pengamanan sipil atau hansip.

Beberapa lokasi pemungutan suara di Banda Aceh, warga sudah mendatangi TPS-TPS sejak pukul 7:00 WIB, tapi pencoblosan belum dimulai hingga satu jam berlalu.

“Saya sudah datang sejak jam 7:00 sesuai yang tertera di surat undangan, tapi sampai sekarang belum juga mulai pencoblosan,” kata Hanum, seorang warga Ulee Kareng, pinggiran Banda Aceh.

Seorang petugas TPS menyatakan bahwa mereka harus menghitung jumlah surat suara dan menyortirnya sebelum warga dibenarkan untuk melakukan pencoblosan.

“Beberapa dokumen seperti tanda pengenal para saksi baru diterima, tadi malam. Jadi kami harus menulis nama mereka dan ini butuh waktu,” kata seorang petugas TPS yang tidak mau dituliskan namanya.

Pengamanan Pemilu

Juru bicara Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo pada Senin lalu mengatakan sebanyak 340 ribu aparat gabungan dari polisi dan tentara, ditambak 1,6 juta petugas Hansip diterjunkan untuk mengamankan Pemilu 2019.

Untuk situasi normal, terang Dedi, pola pengamanan yang disiapkan disebut berpola 2-4-6 atawa dua anggota kepolisian atau tentara mengamankan empat TPS dibantu enam personel hansip.

Lalu untuk kategori rawan, pengamanan berubah menjadi empat anggota polisi atau tentara untuk dua TPS dibantu delapan linmas.

Sedangkan untuk kategori sangat rawan, enam anggota polisi atau tentara berjaga untuk dua TPS dibantu delapan personel hansip.

Di Papua, yang dikategorikan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai daerah dengan indeks kerawanan tertinggi, polisi turut menyiagakan helikopter jika sewaktu-waktu butuh pergerakam petugas secara cepat.

Khusus untuk Jakarta, polisi dan tentara menyiagakan 38 ribu personel gabungan.

Target partisipasi tinggi

Mayoritas survei sebelum pencoblosan menjagokan Jokowi, kendati selisih keduanya disebut kian menipis menjelang hari pemilihan.

Namun, Prabowo dalam pernyataan, Selasa malam, mengklaim dia akan memenangkan hingga 63 persen.

Sejumlah lembaga survei akan merilis hasil quick counts pemilihan presiden di atas pukul 15:00 WIB sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi.

Dalam pemilihan anggota legislatif nasional, sebanyak 7.968 calon dari 34 provinsi akan bersaing memperebutkan 575 kursi di DPR. Untuk DPD yang ditetapkan 136 kursi, pertarungan akan melibatkan 807 orang.

Adapun pemilihan DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota, diikuti masing-masing lebih dari 20 ribu dan 200 ribu calon.

KPU dalam beragam kesempatan menargetkan tingkat partisipasi masyarakat mencapai 77,5 persen pada pemilihan umum kali ini, atau lebih tinggi dari Pemilu 2014.

Ketika itu --saat pemilihan presiden dan parlemen tak dilangsungkan serentak, tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan presiden hanya sekitar 70 persen. Sedangkan pemilihan legislatif sebesar 75,2 persen.

Tak jauh berbeda partisipasi pemilih dalam pemilihan presiden dan legislatif 2009, yang berada di kisaran 70 persen.

Versi yang diperbarui ini mencantumkan informasi tentang pemungutan suara di dua distrik di Jayapura yang akan diadakan pada Kamis, 18 April 2019.

Victor Mambor di Jayapura, Papua, dan Tia Asmara di Jakarta turut berkontribusi dalam artikel ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.