Adanya Bendera yang Dinilai Mengarah pada Ekstremisme, Rizieq Diperiksa Aparat Saudi

Pengacaranya mengatakan itu hanya bendera tauhid dan bukan dipasang Rizieq, namun seorang pakar politik mencatat Rizieq kerap menyuruh pengikutnya memasang bendera serupa.
Ami Afriatni
2018.11.07
Jakarta
181107_ID_Rizieq_1000.jpg Rizieq Shihab hadir untuk memberikan kesaksian dalam persidangan Penodaan Agama terhadap gubernur Jakarta saat itu, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama, di Jakarta, 28 Februari 2017. Pada 5 November 2018, Rizieq diperiksa aparat Arab Saudi terkait bendera yang terpasang di tembok rumahnya yang dinilai pemerintah Saudi mengarah pada ekstremisme.
AFP

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi, Rabu, membenarkan informasi beredar terkait pimpinan tertinggi Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab atau lebih dikenal Habib Rizieq tengah berurusan dengan pihak keamanan setempat.

Kabar Rizieq diperiksa aparat Arab Saudi itu diketahui melalui dua foto yang beredar di kalangan wartawan sejak Selasa, 6 November 2018.

Dalam keterangan resminya kepada wartawan, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, menyebutkan Rizieq dijemput aparat keamanan di Mekkah, Senin, 5 November 2018.

"Karena diketahui adanya pemasangan bendera hitam yang mengarah pada ciri-ciri gerakan ekstremis pada dinding bagian belakang rumah MRS (Muhammad Rizieq Shihab), pada saat tersebut sempat dilakukan pemeriksaan singkat terhadap MRS oleh kepolisian Mekkah," jelas Agus.

Rizieq dijemput kepolisian Mekkah dan pihak intelijen umum untuk dibawa ke kantor polisi.

Untuk proses penyelidikan dan penyidikan, Rizieq pun ditahan oleh pihak kepolisian Mekkah, demikian keterangan resmi KBRI Saudi.

"Arab Saudi sangat melarang keras segala bentuk jargon, label, atribut, dan lambang apapun yang berbau terorisme seperti ISIS, Al-Qaedah, Al-Jama'ah al-Islamiyyah dari segala kegiatan yang berbau terorisme dan ekstremisme,” jelas Agus.

“Medsos (media sosial) juga dipantau oleh keamanan Arab Saudi dan pelanggaran IT merupakan pidana berat jika bersentuhan dengan aroma terorisme."

Agus menambahkan pihaknya langsung berkoordinasi dengan para kolega di Arab Saudi untuk memastikan kabar tersebut.

Didampingi pemerintah

Dubes Agus mengatakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menginstruksikan KBRI mendampingi Rizieq dalam menghadapi kasus itu.

Selasa sore, Rizieq didampingi staf KJRI dikeluarkan dari tahanan kepolisian Mekkah dengan jaminan, kata Agus.

Dia berharap kasus Rizieq yang tinggal di Saudi sejak April lalu itu hanya masalah izin tinggal yang kedaluwarsa saja.

Namun pihaknya juga khawatir jika masalah keamanan yang dituduhkan kepadanya.

"Jika ini yang dituduhkan, maka lembaga yang akan menangani adalah lembaga super body Saudi yang ada di bawah Raja yang dikenal dengan Riasah Amni ad-Daulah atau Presidency of State Security," ujar Agus.

Rizieq tinggal di Saudi setelah kasus dugaan  percakapan mesum mencuat di tanah air. Polisi sempat menetapkan Rizieq sebagai tersangka, tetapi belakangan penyidikan itu dihentikan.

Sejumlah tokoh politik antara lain Amien Rais dan Prabowo Subianto saat melaksanakan umrah di Mekkah menyempatkan diri untuk bertemu Rizieq.

Rizieq kerap menyampaikan pidato terkait kondisi politik menjelang pemilihan umum 2019 dengan menyerukan pendukungnya untuk memilih pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Prabowo dan Sandiaga adalah pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan berhadapan dengan pasangan petahana Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Ma'ruh Amin.

Klarifikasi pengacara

Kuasa hukum Rizieq, Sugito Atmo Pawiro, mengatakan bahwa kasus yang menjerat kliennya bukan penangkapan.

"Itu bukan penangkapan. Ada bendera kalimat tauhid yang teridentifikasi. Ada kemungkinan orang punya asumsi itu bendera ISIS, HTI atau apapun. Tapi itu kalimat tauhid saja,” katanya kepada BeritaBenar.

“Itu yang memasang bukan Habib. Hanya orang iseng. Habib tidak tahu menahu. Habib diminta klarifikasi terhadap kalimat tauhid yang ada di tembok luar kediaman Beliau. Jadi hanya dimintai keterangan saja."

Sugito mengatakan Rizieq kaget dengan keberadaan bendera itu karena tidak tahu siapa yang memasangnya.

"Tiba-tiba sudah menjadi viral. Viral di seluruh Indonesia," ujarnya.

Sugito mengaku belum mengambil langkah apapun dan hanya berharap Rizieq bisa kembali ke Indonesia untuk menyelesaikan masalahnya.

"Ini kan ketika visa habis, harus ada surat perintah laksana paspor yang dikeluarkan kedutaan besar. Kemungkinannya Beliau bisa pulang atau tidak, kami belum tahu," ujar Sugito.

Sugito juga mengaku belum berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, tapi Rizieq sendiri dikabarkan terus berkoordinasi dengan pihak KBRI di Saudi.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Luthfi Assyaukanie, berharap kasus itu menjadi pelajaran untuk Rizieq dan para pengikutnya.

“Soal bendera itu, Rizieq pernah menganjurkan malah dia mengajak orang-orang untuk mengibarkan bendera. Dari sisi itu, dia tidak bisa berkutik, ujarnya kepada BeritaBenar.

Luthfi melihat hal ini adalah cara FPI yang kerap mempolitisasi apa yang berseberangan dengan mereka.

“Pasti tuduhannya pemerintah ikut campur. Seperti biasa. Itu tidak bisa dihindari. Yang penting perwakilan pemerintah di sana terus memberikan update,” pungkas Luthfi.

Masalah bendera bertuliskan kalimat tauhid kini sedang hangat di tanah air usai aksi pembakaran oleh sejumlah anggota Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama atas bendera yang menurut  Ansor dan juga setelah investigasi polisi, adalah merupakan bendera HTI di Garut, Jawa Barat, 22 Oktober lalu.

Menyusul pembakaran itu, telah terjadi dua kali aksi unjuk rasa massa kelompok Muslim yang tergabung dalam Aksi Bela Tauhid – dimana FPI adalah salah satu pendukungnya, pada 26 Oktober 2018 dan 2 November 2018.

Unjuk rasa yang dimotori oleh kelompok yang sama yang berdemonstrasi pada tahun 2016 dan 2017 menuntut dipenjarakannya Gubernur DKI Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama itu, dalam aksi 2 November menuntut pemerintah mengakui bahwa bendera tersebut sebagai bendera tauhid dan bukan bendera ormas.

Dalam kedua Aksi Bela Tauhid itu, media melaporkan adanya teriakan-teriakan dukungan terhadap Prabowo Subianto. Namun pimpinan aksi menyanggah adanya kaitan antara aksi tersebut dengan kepentingan Pilpres 2019.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.