Polisi Tembak Mati Separatis yang Dituduh Terlibat Pembunuhan Kabinda Papua

Kelompok separatis sangkal tuduhan aparat dan mengatakan Toni Tabuni adalah warga sipil.
Arie Firdaus
2022.03.30
Jakarta
Polisi Tembak Mati Separatis yang Dituduh Terlibat Pembunuhan Kabinda Papua Foto tertanggal 26 April 2021 menunjukkan iring-iringan mobil yang mengangkut jenazah Jenderal I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, kepala badan intelijen negara daerah (Kabinda) Papua, setiba di Jakarta untuk pemakaman resminya setelah terbunuh dalam baku tembak antara polisi dan pemberontak separatis di Papua.
AFP

Aparat keamanan menembak mati salah seorang pejuang separatis yang dituduh terlibat dalam rangkaian serangan di sejumlah daerah di Papua selama dua tahun terakhir, termasuk pembunuhan terhadap kepala Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua tahun lalu, kata pejabat kepolisian setempat pada Rabu (30/3).

Toni Tabuni (24) tewas karena melawan Ketika hendak ditangkap aparat keamanan di Nabire pada Selasa (29/3), ujar juru bicara Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal.

"Saat dilakukan penangkapan, terjadi perlawanan oleh tersangka Toni Tabuni sehingga personel Satgas Operasi Damai Cartenz melakukan tindakan tegas yang mengakibatkan tersangka meninggal dunia," kata Kamal dalam keterangan tertulis.

"Untuk diketahui, Toni Tabuni merupakan pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Ndeotadi," kata Kamal. Ndeotadi adalah sebuah kampung di Kabupaten Paniai, yang bertetangga dengan Nabire.

Kamal mengatakan Toni terlibat dalam penembakan Kabinda Papua, I Gusti Putu Danny Karya Nugraha di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, pada 25 April tahun lalu.

"Dari keterangan yang dikumpulkan, ia termasuk ke dalam kelompok yang menyerang saat itu. Apakah ia yang mengoordinasi, belum tahu,” kata Kamal kepada BenarNews.

"Begitu juga fakta, apakah ia yang menembak dan menyebabkan Kabinda meninggal. Hal itu tidak dapat dipastikan karena situasi di lapangan saat itu memang tidak mungkin mengetahui siapa yang menembak siapa."

Terlibat serangkaian aksi kekerasan

Toni dikatakan ikut terlibat dalam rangkaian serangan sepanjang Mei 2020, seperti pencurian senjata di pos polisi Ndeotadi; penembakan hingga tewas dua petugas Satgas COVID-19 di Intan Jaya; serta penembakan warga sipil di perbatasan Intan Jaya-Paniai.

Pada Oktober 2021, Toni dan kelompoknya juga disebut Kamal terlibat dalam pembakaran Bandar Udara Bilorai di Intan Jaya serta baku tembak dengan pasukan keamanan di Sugapa yang menewaskan seorang separatis.

Kepolisian juga menyatakan bahwa Toni terlibat dalam kontak tembak dengan Paskhas TNI di Bandar Udara Aminggaru di Puncak pada 19 Februari lalu yang melukai seorang tentara.

Terakhir, ia disebut ikut serta pada penembakan Pos Koramil Dambet di Puncak pada awal bulan ini. Dalam insiden tersebut, seorang anggota keamanan terluka pada bagian leher.

Dalam penyergapan yang menyebabkan Toni Tabuni tewas, aparat kemanan juga berhasil meringkus seorang anggota separatis bersenjata lain bernama Kais Tabuni (25). 

Kais kini ditahan di Kepolisian Resor Nabire untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Dari tangan Toni dan Kais, aparat keamanan menyita sejumlah barang, salah satunya 20 butir amunisi, kata Kamal.

Kamal mengatakan bahwa Nabire dalam keadaan aman.

Sangkalan kelompok separatis

Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - sayap militer kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, menyangkal pernyataan aparat keamanan yang menyatakan bahwa Toni Tabuni adalah pimpinan kelompok di Ndeotadi.

"Kami telah menerima laporan dari Nabire dan menemukan bahwa mereka (Toni dan Kais) adalah warga sipil," ujar Sambom kepada BenarNews, seraya meminta investigasi atas kematian Toni. 

Sambom menuduh petugas menembak Toni tanpa peringatan.

"Tanpa ditangkap, TNI-Polri langsung tembak mati di depan Pasar Sentral Kalibobo Nabire," kata Sambom.

Konflik bersenjata di Papua antara pasukan keamaman pemerintah dan kelompok separatis semakin memanas dalam beberapa tahun terakhir.

Pada akhir pekan lalu, kelompok separatis bersenjata menyerbu Pos Marinir di Distrik Kenyam, Nduga, dengan granat lontar dan menewaskan dua orang prajurit yakni Letda Mohamad Iqbal dan Pratu Wilson Anderson Here.

Wakil Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Letkol Candra Kurniawan menuding kelompok separatis pimpinan Egianus Kogeya melontarkan granat ke pos mariner pada hari Sabtu.

Sekitar 35 anggota marinir merespons dengan menembak balik dan berupaya mengejar para pelaku, tapi anggota kelompok separatis kemudian kabur ke arah pegunungan.

Penyerbuan itu terjadi sekitar dua pekan usai penembakan terjadap pekerja telekomunikasi di Kabupaten Puncak yang menewaskan delapan orang.

TPNPB telah mengaku bertanggung jawab atas dua insiden tersebut.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.