7 Tewas, 2 Kritis Disapu Awan Panas Sinabung

Nurdin Hasan
2016.05.23
Banda Aceh
160623_ID_Sinabung_1000a.jpg Dua warga berlari membawa barang yang bisa diselamatkan, di Desa Gamber, dekat Gunung Sinabung, Karo, Sumatera Utara, 23 Mei 2016.
AFP

Walaupun sudah dilarang warga tetap beraktivitas di kebun mereka yang merupakan daerah rawan, demikian disampaikan pejabat terkait, sehubungan dengan tewasnya tujuh warga dan dua kritis akibat awan panas Gunung Sinabung hari Sabtu lalu.

“Kami telah berulang kali mengimbau warga untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer karena sangat berbahaya. Tapi, masih ada warga masuk secara sembunyi-sembunyi,” kata Nata Nail, Kepala Bidang Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Karo kepada BeritaBenar, Minggu petang, 22 Mei 2016.

Ia mengatakan awan panas akibat erupsi gunung berapi paling aktif itu menyapu Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Sabtu, 21 Mei 2016, pukul 16:48 WIB.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, dia menjelaskan, sebelum semburan awan panas yang juga menghanguskan beberapa rumah dan binatang ternak, hujan lebat sempat mengguyur daerah tersebut.

“Karena hujan lebat, warga berteduh di rumah atau gubuk yang ada di desa. Setelah hujan, mungkin mereka kembali bekerja di kebun sehingga tak sadar tiba-tiba terjadi awan panas yang melaju sangat cepat,” katanya.

Menurut Nata, lima korban tewas di lokasi dan dievakuasi ke Rumah Sakit Efarina Etaham Kabanjahe, Sabtu malam. Dua korban lagi meninggal dunia saat dalam penanganan medis di Rumah Sakit Adam Malik, Medan, pada Minggu dinihari.

Zona merah

Setelah kejadian itu, tambah dia, ratusan tim gabungan terdiri dari TNI/Polri, petugas BPBD, Badan SAR Nasional dan relawan Palang Merah Indonesia (PMI) menyisir Desa Gamber untuk mengevakuasi warga keluar dari daerah – yang terletak 4,5 kilometer dari puncak Gunung Sinabung.

“Kami terus mengantisipasi agar warga tak lagi masuk beraktivitas ke zona terlarang, dengan melakukan imbauan. Apalagi mereka sudah diberikan dana untuk sewa lahan dan rumah di tempat yang aman,” ujar Nata.

Selain Gamber, terdapat tiga desa lain yang juga masuk zona merah yaitu Berastepu, Gurukinayan, dan Kuta Tonggal. Keempat desa direkomendasikan untuk dikosongkan setelah terjadi erupsi tahun 2014 yang waktu itu menewaskan 16 orang.

“Ada 1.683 Kepala Keluarga masyarakat empat desa itu harus direlokasi,” jelas Nata.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menyebutkan bahwa seharusnya tak boleh ada aktivitas warga di zona merah. BNPB telah berulang kali meminta warga untuk tidak beraktivitas dalam radius enam dan tujuh kilometer dari Sinabung.

“Namun sebagian warga tetap nekat berkebun. Alasan ekonomi adalah faktor utama yang menyebabkan masyarakat melanggar larangan masuk ke desanya,” kata Sutopo dalam pernyataan yang diterima BeritaBenar.

Menurut dia, Kepala BNPB Willem Rampangilei telah menginstruksikan Pemerintah Kabupaten Karo agar segera mengambil langkah-langkah cepat untuk mengosongkan daerah zona merah.

“Patroli, penjagaan dan sosialisasi agar ditingkatkan. Aparat diharapkan lebih tegas melarang masyarakat yang menerobos zona merah sebab ancaman Sinabung bukan hanya letusan disertai awan panas, tetapi juga banjir lahar dingin,” ujar Sutopo.

Dia menambahkan sambil menunggu proses relokasi, warga ditempatkan di hunian sementara. Bagi setiap Kepala Keluarga diberikan bantuan sewa rumah senilai Rp3,6 juta dan sewa lahan pertanian sebesar Rp2 juta.

“Saat ini, proses relokasi masih dilakukan. Adanya keterbatasan lahan menyebabkan relokasi tidak dapat dilakukan secara cepat,” katanya.

Mensos salurkan bantuan

Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa, Senin mengunjungi para keluarga korban untuk menyampaikan duka cita dan menyalurkan bantuan. Ahli waris korban meninggal dunia dan warga yang masih dirawat diberikan bantuan uang. Khofifah juga menyerahkan 100 ton beras kepada pengungsi.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo, seperti disampaikan Khofifah, selalu memantau perkembangan penanganan pengungsi korban erupsi Sinabung, termasuk rencana relokasi mereka. Pemerintah juga terus melakukan program penanggulangan untuk membantu warga di lokasi pengungsian.

Sinabung merupakan satu dari sekitar 120 gunung merapi aktif di Indonesia. Gunung ini kembali meletus pada 2010, yang menewaskan dua orang, setelah dalam kondisi tenang selama lebih dari 400 tahun.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.