Tim SAR temukan total 11 mayat Rohingya korban kapal terbalik di perairan Aceh

UNHCR mengonfirmasi pengungsi berasal dari Cox’s Bazar, Bangladesh, menuju Malaysia.
Nurdin Hasan
2024.03.25
Banda Aceh
Tim SAR temukan total 11 mayat Rohingya korban kapal terbalik di perairan Aceh Tim SAR gabungan Aceh mengevakuasi enam mayat pengungsi Rohingya yang ditemukan di perairan Lamno, Kabupaten Aceh Jaya, Senin, 25 Maret 2024.
Handout Basarnas Aceh

Tim SAR gabungan mengatakan pada Senin (25/3) bahwa mereka telah menemukan 11 mayat pengungsi Rohingya yang menjadi korban insiden kapal kayu terbalik di Samudera Hindia kawasan Kabupaten Aceh Barat pada pekan lalu.

Sebelumnya, badan PBB untuk urusan pengungsi, UNHCR, dalam pernyataannya menyebutkan bahwa puluhan pengungsi diyakini meninggal atau hilang dalam malapetaka Rabu (20/3) itu.

Sebanyak 69 orang – terdiri dari 42 laki-laki, 18 perempuan dan sembilan anak-anak – berhasil diselamatkan tim SAR gabungan di perairan 21 mil laut dari Meulaboh, ibukota Aceh Barat, Kamis lalu.

Sehari sebelumnya, enam pengungsi – empat perempuan dan dua pria diselamatkan nelayan Aceh Barat.

Komandan Operasi Satuan Tugas Search and Rescue (Satgas SAR) Kabupaten Aceh Jaya Mirza Safrinadi menjelaskan bahwa enam jenazah pengungsi Muslim Rohingya ditemukan di perairan Lamno, Kecamatan Jaya, Aceh Jaya, Senin siang.

“Pertama mayat-mayat itu ditemukan mengapung oleh nelayan tradisional yang sedang mencari ikan. Mereka melaporkan kepada kami. Karena lokasinya dekat dengan Banda Aceh, tim SAR gabungan Provinsi Aceh bergerak untuk mengevakuasi para korban,” kata Mirza kepada BenarNews.

Antara satu mayat dengan korban lain saat ditemukan, tambahnya, hanya berjarak 15-40 meter, kata Mirza. Kemudian, keenam korban yang mulai mengeluarkan bau tidak sedap itu dievakuasi ke Kota Calang, untuk selanjutnya disemayamkan di Rumah Sakit Umum Teuku Umar.

Mirza menyebutkan bahwa pada Senin dini hari satu mayat warga Rohingya ditemukan nelayan yang sedang mencari telur penyu di Pantai Suak Ulee, Kecamatan Arongan Lambalek, Aceh Barat.

Asisten I Kabupaten Aceh Barat Teuku Samsul Alam menyatakan jenazah pengungsi Rohingya tersebut sudah dikebumikan di pemakaman massal korban tsunami Aceh di Gampong Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, setelah dievakuasi tim SAR dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Barat.

Sehari sebelumnya, satu mayat pengungsi Rohingya ditemukan nelayan di perairan Calang, Aceh Jaya, kataTeuku. Pada Sabtu siang, tiga jenazah warga Rohingya juga ditemukan di perairan 6 mil dari Pantai Calang.

Keempat korban sudah dikebumikan di kuburan massal korban tsunami Aceh di Desa Keutapang, Kecamatan Krueng Sabe, kata Mirza, seraya menambahkan bahwa enam jenazah yang ditemukan, Senin, juga dikuburkan di tempat tersebut.

“Bisa dipastikan mereka warga Rohingya yang menjadi korban kapal terbalik setelah kami mengadakan rapat dengan UNHCR dan IOM. Mereka memastikan bahwa mayat-mayat itu benar pengungsi Rohingya,” ujarnya.

“Apalagi tak ada laporan tentang warga Aceh Jaya atau nelayan yang hilang. Biasanya kalau ada satu orang saja nelayan hilang di laut, pasti dilaporkan ke kami.”

Protection Associate UNHCR Faisal Rahman, yang dihubungi terpisah juga membenarkan bahwa 11 mayat yang ditemukan di perairan Aceh Jaya dan Aceh Barat dalam tiga hari terakhir adalah pengungsi Rohingya korban kapal terbalik.

“Kita sudah konfirmasi ke korban selamat. Selain itu, wajah dan pakaian pada mayat-mayat itu juga memastikan bahwa mereka pengungsi Rohingya,” katanya.

Faisal menjelaskan setelah dilakukan pendataan lebih detil dengan korban selamat, dapat dipastikan penumpang kapal kayu berjumlah 142 pengungsi Rohingya ditambah tujuh anak buah kapal (ABK) – bukan 151 orang seperti dilaporkan sebelumnya.

Menurutnya, kebanyakan korban meninggal atau hilang adalah perempuan dan anak-anak. Hal itu juga terlihat dari mayat yang telah ditemukan yaitu sembilan perempuan dan dua pria.

“Saya mendapatkan kesaksian dari beberapa perempuan yang selamat bahwa anak-anak terlepas dari pegangan dan dekapan mereka karena dihantam ombak setelah kapal terbalik,” tutur Faisal.

Dia juga meralat informasi yang sempat beredar sebelumnya bahwa para pengungsi yang paling teraniaya di dunia akibat persekusi militer Myanmar itu hendak pergi ke Australia dari Malaysia.

“Dari wawancara kami dengan beberapa pengungsi, bisa dipastikan mereka bergerak dari Cox’s Bazar, Bangladesh. Tujuan mereka ada yang hendak ke Malaysia karena sebagian keluarganya sudah berada di sana. Ada juga yang ingin ke Indonesia,” kata Faisal.

Pizaro Gozali Idrus berkontribusi pada artikel ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.