Rayakan Budaya Jawa dalam Karnaval Batik

Solo Batik Carnival tak hanya tampil di daerah asalnya, tapi juga di sejumlah wilayah lain di Indonesia, bahkan diundang dalam kancah internasional.
Kusumasari Ayuningtyas
2017.07.19
Solo
BATIK-CARNIVAL-1.JPG

Peserta mempersiapkan diri di pinggir jalan untuk perhelatan Solo Batik Carnival. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

BATIK-CARNIVAL-2.JPG

Topeng menjadi salah satu sub-tema dalam Solo Batik Carnival tahun ini. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

BATIK-CARNIVAL-3.JPG

Seorang bocah mengenakan sepatu sebelum karnaval dimulai. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

BATIK-CARNIVAL-4.JPG

Seorang peserta sedang merias wajahnya sebelum dimulainya karnaval. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

BATIK-CARNIVAL-5.JPG

Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo (kiri) dan wakilnya, Achmad Purnomo, mengenakan kostum Jatayu, ikut memeriahkan karnaval. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

BATIK-CARNIVAL-6.JPG

Para penonton mengabadikan peserta Solo Batik Carnival dengan telepon pintar. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

BATIK-CARNIVAL-7.JPG

Seorang peserta dalam balutan kostum Mustika Jawa Dwipa berpose untuk kamera. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

BATIK-CARNIVAL-8.JPG

Para wartawan memotret peserta anak-anak dalam Solo Batik Carnival. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

BATIK-CARNIVAL-9.JPG

Seorang peserta mengenakan kostum Jatayu. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

BATIK-CARNIVAL-10.JPG

Seorang peserta dalam hiasan kostum Ratu Pantai Selatan yang identik dengan warna hijau. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)

Solo Batik Carnival digelar kembali pada 14-16 Juli 2017. Gelaran budaya untuk mempromosikan batik yang diwujudkan dalam kostum aneka warna pesertanya ini, pertama kali diselenggarakan pada 2008 saat Joko “Jokowi” Widodo menjabat Walikota Solo.

Ketua Yayasan Solo Batik Carnival, Susanto, mengatakan kegiatan ini memang bertujuan melestarikan batik sebagai kekayaan budaya Indonesia.

Pada setiap penyelenggaraan, kegiatan ini selalu mengangkat tema berkaitan dengan kebudayaan Jawa, seperti Wayang, Topeng, Sekar Jagad, Keajaiban Legenda, Mustika Jawa Dwipa, dan Jatayu.

Dalam satu dasawarsa penyelenggaraannya, seluruh tema yang pernah ada sepanjang perhelatan acara itu dimunculkan menjadi enam sub-tema dengan topik utama Astamurti Kawijayan, yang berarti kejayaan tradisi dan budaya Jawa.

Total peserta kali ini berjumlah 450 orang, dimana 50 di antaranya mengenakan kostum batik modifikasi bentuk simbolis dari enam sub-tema yang ditampilkan.

Sedangkan 400 peserta lain adalah barisan pengiring. Jalur yang dilintasi sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu sepanjang 4,2 kilometer di Jalan Slamet Riyadi.

Tidak hanya di Solo, ajang ini pernah juga tampil di daerah lain di Indonesia. Malah beberapa kali diundang untuk tampil di kancah internasional, kata Susanto.

Tahun 2013, Solo Batik Carnival yang mengusung tema Wonderful Indonesia tampil di Tournament of Roses Pasadena, California, Amerika Serikat, dan mendapat tropi sebagai kendaraan hias dengan presentasi hiasan bunga paling menarik dan inovatif.

Sebelumnya pada Februari 2010, Solo Batik Carnival juga mengikuti Cingay Parade di Singapura dan Festival Tongtong di Den Haag, Belanda.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.