Diduga hirup gas beracun, 3 pekerja China tewas di terowongan tambang batu bara di Kalimantan

Awal bulan ini sejumlah pekerja asal Tiongkok melaporkan buruknya kondisi kerja di pertambangan di Sulawesi.
Nazarudin Latif dan Gozali Pizaro Idrus
2023.03.16
Jakarta
Diduga hirup gas beracun, 3 pekerja China tewas di terowongan tambang batu bara di Kalimantan Tanda “Dilarang Berenang” terpancang di dekat lubang tambang batu bara tua yang terisi air di Kabupaten Kutai Kertanegara, provinsi Kalimantan Timur, 30 Agustus 2019.
[Willy Kurniawan/Reuters]

Tiga pekerja asal China ditemukan tewas di dalam sebuah terowongan lahan galian perusahaan patungan Indonesia - China di Kotabaru, Kalimantan Selatan, kata polisi, Kamis (16/3), insiden yang kembali menyoroti dugaan atas buruknya kondisi kerja perusahan milik Tiongkok di Tanah Air.

Menurut polisi, korban bernama Jinxiang Yao (51), Xuecen Tiang (41), dan Lizie Day (45), diduga meninggal akibat menghirup gas beracun saat bekerja di terowongan pada Senin dini hari.

Kepala Bidang Humas Polda Kalsel Kombes. Pol. Mochamad Rifa'i mengatakan pihaknya menyelidiki kasus ini untuk mendalami penyebab kematian mereka.

“Fokus penyelidikan untuk menentukan apakah ada unsur pidana dalam kematian tiga WNA itu, sehingga harus ada pihak yang bertanggung jawab secara hukum,” ujar Rifa’i pada wartawan.

Saat ini ketiga jenazah berada di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kata Rifa’i. Polisi belum bisa melakukan otopsi karena menunggu izin dari keluarga dan otoritas China di Indonesia.

Sejauh ini, penyidik Polres Kotabaru menduga tiga pekerja asal China tersebut tewas karena keracunan gas tambang bawah tanah milik PT Sumber Daya Energi di Kecamatan Kelumpang Barat, Kotabaru.

Kapolres Kotabaru AKBP Gafur Aditya Siregar mengatakan pihaknya masih menunggu hasil tes sampel darah yang dikirim ke laboratorium forensik. Namun dari keterangan para saksi sejauh ini diketahui ketiga korban mengalami keracunan.

Kejadian ini, menurut Gafur, berawal saat ketiga korban bersama sekitar 10 orang pekerja lain masuk ke lubang tambang. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok untuk melakukan tugasnya.

Beberapa saat setelah mereka masuk ke dalam lubang tambang, alarm tanda munculnya gas beracun berbunyi. Rekan-rekan korban berhasil keluar, namun tiga orang di antaranya tak kunjung tampak.

Karena tidak kunjung keluar, Gafur menambahkan, tim penyelamat melakukan pencarian ke bawah dan menemukan tiga orang korban tergeletak pada kedalaman 1,3 kilometer di bawah tanah sekitar pukul 02.00 WITA.

“Setelah ditemukan selanjutnya dibawa ke Klinik Suaka Insan Desa Magalau Hulu Kelumpang Barat dan dinyatakan meninggal, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Husada Batulicin," ungkap Gafur.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kotabaru AKP Abdul Jalil mengatakan saat pemeriksaan oleh petugas kesehatan, korban sudah meninggal dengan dengan indikasi keracunan gas beracun.

Buruknya kondisi kerja

Kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan tambang patungan China-Indonesia itu bukan yang pertama kalinya.

Awal bulan ini tiga pekerja migran China telah mengajukan laporan tentang buruknya kondisi kerja di kawasan pengolahan nikel milik China di Indonesia Morowali Industrial Park di Sulawesi Tengah. Para pekerja Indonesia juga mengeluhkan kondisi keselamatan di kawasan industri tersebut yang berpuncak pada kerusuhan mematikan di sebuah pabrik nikel di Morowali Utara Januari lalu.

Menurut China Labor Watch, LSM yang berbasis di New York, pekerja China dalam proyek Belt and Road Initiative (BRI), termasuk di Indonesia, kerap mengalami eksploitasi termasuk penipuan, pemaksaan, kekerasan, dan pembatasan kebebasan yang berujung pada kerja paksa dan perdagangan manusia.

BRI merupakan program pemerintah China senilai US$1 triliun lebih untuk membiayai pembangunan infrastruktur di seluruh dunia

Pada tahun 2021, terdapat 592.000 pekerja Tiongkok di luar negeri, namun jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 dan tidak termasuk pekerja China yang tidak memiliki visa kerja yang sah, kata China Labor Watch.

Miliki izin kerja

Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kalimantan Selatan, Junita Sitorus, seperti dikutip di Antara, memastikan tiga orang tenaga kerja asing asal China tersebut mengantongi mempunyai izin tinggal terbatas untuk bekerja.

“Izin diterbitkan oleh Kantor Imigrasi Kelas II TPI Batulicin," kata Junita Sitorus.

Para korban, bekerja sebagai spesialis projek tambang bawah tanah dan manajer proyek di PT. Sumber Daya Energi (Qinfa).

PT Sumber Daya Energi adalah perusahaan patungan antara Indonesia dan China. Dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral komposisi pemilik perusahaan ini adalah Qinfa Mining Industry (China) sebanyak 70 persen, PT Widyanusa Mandiri (Indonesia) sebanyak 25 persen dan PT Lintas Timur Investama (Indonesia) 5 persen. 

Alamat kantor pusat mereka ada di Jakarta dengan tambang batu bara di Kotabaru. Perusahaan ini adalah salah satu pemasok batu bara ke China.

Badań Koordinasi Penanaman Modal mencatat pada period Januari-Desember 2022 lalu, investasi asal China menempati peringkat kedua terbesar di Indonesia dengan jumlah US$8,2 miliar. China kalah dari Singapura yang mencatatkan diri sebagai investor terbesar Indonesia dengan nilai US$13,3 miliar.

Berdasarkan aplikasi sistem informasi manajemen pengawasan orang asing, Kabupaten Kotabaru dihuni sebanyak 510 orang warga negara asing (WNA). Sedangkan di seluruh Kalimantan Selatan saat ini terdapat 1.003 WNA tersebar di 11 kabupaten/kota.

Pengamat ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan pemerintah memang harus memastikan investasi asal China yang masuk ke Indonesia harus berkualitas.

Mulai dari struktur upah, keselamatan kerja, hingga memberikan kesempatan pada mereka untuk berserikat.

Hal ini menurut dia akan memperkecil peluang terjadinya kecelakaan kerja. 

“Selain itu dampak terhadap lingkungan juga perlu dipertimbangkan sebelum menerima perizinan investasi. Soal pengolahan limbah, penggunaan PLTU batu bara, dampak ke polusi udara semua harus diatur ketat,” ujar dia.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.