Situasi Aceh Singkil Kondusif, Ribuan Pengungsi Pulang
2015.10.16
Banda Aceh
Rima Sianipar (49) bersama tiga anaknya tidak menunggu jemputan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil. Mereka pulang bersama tujuh anggota keluarganya, menumpang sebuah mobil dari lokasi pengungsian di Kabupaten Tapanuli Tengah ke kampungnya di Kecamatan Danau Paris, Aceh Singkil, Jumat sore.
“Kami pulang sendiri karena ada mobil keluarga. Apalagi suami saya tadi menelpon, kasih tahu situasi sudah aman,” tutur Rima kepada BeritaBenar, beberapa saat setelah dia dan ketiga anaknya tiba di rumah.
Ribuan warga Aceh Singkil – terutama perempuan dan anak-anak – mengungsi karena khawatir menyusul bentrokan massa yang menewaskan satu orang. Bentrok terjadi setelah pembakaran gereja Huria Kristen Indonesia (HKI) di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gunung Meriah, Selasa 13 Oktober.
Selama tiga malam, Rima dan ribuan pengungsi lain tidur berdesakan, hanya beralas tikar. Para pengungsi ditampung di sejumlah lokasi yang ada di Tapanuli Tengah dan Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara (Sumut), yang berbatasan dengan Aceh Singkil.
“Saya sedih. Sekarang saya tidak takut lagi, tetapi kurang semangat sedikit. Mudah-mudahan tidak ada lagi ribut-ribut kayak kemarin,” ujar Rima.
Ibu rumah tangga itu berharap kerukunan antarumat beragama bisa tetap terjalin dengan baik seperti selama ini berlangsung di Aceh Singkil.
Harapan yang sama juga diutarakan suaminya, Berutu. Menurut pria yang berprofesi sebagai guru itu, sebagian warga desanya juga telah pulang, tanpa menunggu jemputan.
“Beberapa tetangga saya sudah tiba di rumah. Ada yang masih di jalan,” jelasnya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Aceh, Nasir Zalba yang berada di Kota Singkil kepada BeritaBenar Jumat sore menyatakan, pengungsi berjumlah sekitar 5.500 orang, bukan 8.000 orang seperti diberitakan sebelumnya.
Dijemput bupati dan wakil bupati
Berutu menyebutkan sekitar pukul 16:00 waktu setempat, dia melihat iring-iringan mobil bupati serta puluhan bus milik pemerintah daerah, truk polisi dan TNI melintas di depan rumahnya untuk menjemput para pengungsi di Sumut.
Wakil Bupati Aceh Singkil Dulmusrid menyatakan sesuai hasil rapat, ia ditugaskan menjemput pengungsi di Pakpak Bharat. Sementara, Bupati Aceh Singkil Sapriadi menjemput pengungsi yang ditampung di Tapanuli Tengah.
“Situasi Aceh Singkil sudah kondusif. Warga sudah beraktifitas seperti biasa. Kami menjemput semua warga yang mengungsi di Sumut,” kata Dulmusrid kepada BeritaBenar, sebelum berangkat ke Pakpak Bharat.
Seorang wartawan yang berada di Tapanuli Tengah mengatakan hingga pukul 19:00 WIB, pengungsi belum diberangkatkan dari lokasi penampungan.
“Saat ini, mereka sedang makan malam. Mungkin setelah ini baru dibawa pulang,” katanya.
Nasir mengaku, dia ditugaskan oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah tetap berada di Singkil untuk membantu pemerintah setempat dalam mencari penyelesaian masalah yang mengakibatkan bentrokan, Selasa lalu.
“Penyelesaian masalah mengedepankan kearifan lokal melalui musyawarah dan rekonsiliasi. Rencananya tanggal 23 Oktober dilakukan islah antara kedua. Sudah ada komitmen bersama,” ujar Nasir seraya menyatakan, pertemuan yang melibatkan para pihak terus digelar.
Situasi kondusif
Sementara itu Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol Husein Hamidi juga memastikan kondisi Aceh Singkil sudah kondusif. Polisi dibantu TNI melakukan pengamanan terhadap rumah-rumah ibadah.
“Masyarakat di sekitar rumah ibadah, mereka tenang dalam melakukan kegiatan dan seluruh masyarakat sudah bisa melaksanakan kegiatannya masing-masing,” katanya, dalam keterangan pers di Kota Singkil Kamis malam.
Terkait penyelesaian masalah, Husein berharap kedua pihak bisa mencapai kesepakatan untuk hidup berdampingan seperti selama ini.
“Perbedaan harus menjadi perekat, bukan sumber konflik,” ujarnya.
Dia menambahkan, polisi sudah menahan tiga tersangka yang diduga melakukan pengrusakan saat terjadi aksi massa. Polisi juga terus memburu lima tersangka yang terlibat pembakaran gereja dan dua orang yang diduga menghasut untuk melakukan pembakaran.
“Sedangkan pelaku yang melakukan penembakan (dalam bentrokan pasca pembakaran gereja) dengan senapan angin kaliber 5,5 mm sudah terindentifikasi dan sedang dicari. Kita cek ke rumahnya, sudah digembok. Dia sudah melarikan diri, tetapi kita lakukan pengejaran,” tegasnya.
Sementara itu Presiden Jokowi telah memanggil Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ke istana pada hari Jumat dan meminta Menag agar serius menangani bentrok berdarah di Aceh Singkil.
Lukman menduga ada motif lain di luar masalah agama yang memicu pembakaran rumah ibadah.
“Boleh jadi ada kepentingan-kepentingan lain, bukan sepenuhnya soal agama sebagai pemicu munculnya kasus di Singkil. Oleh karenanya harus dilihat secara menyeluruh, untuk memahami sesungguhnya apa yang terjadi di sana,” kata Lukman kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan.