Detektif: Video Tidak Memperlihatkan Aisyah Serang Kim Jong-nam

Pengacara mengatakan Aisyah tidak menyadari bahwa dirinya ditipu untuk melakukan kejahatan.
Hadi Azmi
2018.02.22
Shah Alam, Malaysia
180222-MY-KJN-620.jpg Polisi Malaysia mengawal Siti Aisyah, salah satu dari dua perempuan yang diadili karena pembunuhan Kim Jong-nam, ke kompleks pengadilan Shah Alam di dekat Kuala Lumpur, 22 Februari 2018.
S. Mahfuz/BeritaBenar

Rekaman CCTV yang tampaknya memperlihatkan serangan fatal terhadap Kim Jong-nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2, Malaysia, tidak menunjukkan terdakwa warga Indonesia, Siti Aisyah, berinteraksi dengan korban, demikian kesaksian kepala penyidik dalam  pemeriksaan silang kasus pembunuhan Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, Kamis, 22 Februari 2018.

Rekaman tersebut menunjukkan kontak antara Jong-nam dan seorang lainnya, namun tidak dengan Aisyah, penyidik polisi Wan Azirul Nizam Wan Aziz memberi kesaksian. Detektif itu menanggapi pertanyaan dari pengacara Aisyah, salah satu dari dua perempuan yang dituduh membunuh Jong-nam pada 13 Februari 2017.

Siti Aisyah (26) dan rekannya, terdakwa Doan Thi Huong (29), warga Vietnam, diadili di Pengadilan Tinggi Shah Alam dekat Kuala Lumpur atas tuduhan mengoleskan agen saraf VX yang mematikan di wajah Jong-nam di bandara tersebut, setelah menerima pelatihan dari sejumlah warga Korea Utara yang kemudian terbang meninggalkan Malaysia.

Memperlihatkan rekaman video itu di pengadilan, pengacara Aisyah, Gooi Soon Seng, mengatakan dalam video tampak seorang perempuan berkemeja putih yang tampaknya bersentuhan dengan Jong-nam pada saat serangan tersebut terjadi.

"Rekaman CCTV tidak menunjukkan orang yang lain, dan Siti Aisyah - klien saya, tidak mengenakan kemeja putih," kata Gooi di persidangan.

Sebagai tanggapan, Wan Azirul bersaksi bahwa tidak ada rekaman yang jelas yang memperlihatkan Aisyah menyentuh Kim. Dia memberi kesaksian bahwa penyidik tidak menemukan jejak agen saraf di kamar mandi bandara yang digunakan oleh para tersangka setelah serangan tersebut, dan tidak ada jejak DNA Aisyah yang terdeteksi di tubuh korban, pakaian atau barang miliknya. Selain itu, tidak satupun DNA Jong-nam ditemukan pada tubuh Aisyah, pakaian dan barang miliknya.

"Jadi temuan ini membuktikan bahwa kedua orang ini tidak pernah bersentuhan," kata Gooi.

Gooi telah menanyai Wan Azirul dalam beberapa sidang pengadilan sejak 22 Januari. Pengacara Doan akan memulai pemeriksaan silang mereka sendiri setelah Gooi selesai. Sidang akan dilanjutkan minggu depan.

"Tidak ada sedikit pun bukti yang menunjukkan fakta bahwa Siti Aisyah terlibat dalam serangan tersebut." Gooi mengatakan kepada wartawan setelah persidangan.

Sebelumnya di pengadilan, Gooi mengatakan bahwa Aisyah merayakan hari ulang tahunnya bersama teman-teman di Hard Rock Cafe pada malam sebelum serangan tersebut dan pergi berbelanja di mal Kuala Lumpur setelah meninggalkan bandara.

"Jika dia tahu dia melakukan kejahatan, mengapa dia tidak melarikan diri?" Tanya Gooi kepada wartawan.

Tujuh menit

Gooi berhasil membuat penyidik setuju bahwa ada celah antara pukul 8:59 pagi dan 9:06 pagi, ketika Jong-nam tidak dapat ditemukan dalam rekaman CCTV sampai dia muncul kembali untuk mengajukan keluhan kepada staf bandara mengenai serangan tersebut.

"Dimana Kim Jong-nam? Apakah dia pergi ke toilet? Apakah dia mencuci dirinya sendiri? Apa yang dia lakukan? Apakah dia berhubungan dengan orang lain sebelum menyampaikan laporannya dengan staf di konter," kata Gooi kepada wartawan.

Aisyah dan Doan mengklaim bahwa mereka ditipu untuk percaya bahwa mereka berpartisipasi dalam acara lucu-lucuan (prank) untuk acara TV.

Dalam sidang-sidang sebelumnya, Wan Azirul bersaksi bahwa seorang warga Korea Utara yang diidentifikasi sebagai James (alias Ri Ji U) telah membayar Aisyah untuk melakukan prank di sebuah mal di Kuala Lumpur. James setelah itu melarikan diri dari Malaysia.

Pada hari Kamis, Gooi membacakan sebuah posting oleh Aisyah di Facebook bertanggal 7 Februari 2017 - kurang dari seminggu sebelum Kim terbunuh. "Shooting hari terakhir Mudah-mudahan diberi lebih banyak tanggung jawab dan semoga kontrak terus berlanjut. [Amen], meski tubuh sakit, semangat masih tinggi."

Pengadilan memeriksa sejumlah dokumen untuk memastikan bahwa Siti telah melakukan perjalanan ke Kamboja pada 21 Januari 2017, perjalanan yang dibayar oleh James sebagai hadiah atas penampilan prank Aisyah sebelumnya.

"Kami telah menetapkan bahwa Siti Aisyah diminta untuk melakukan prank di Kamboja, di mana untuk pertama kalinya dia diperkenalkan dengan seorang pria bernama Chang, yang juga dikenal dengan Hong Song Hac," kata Gooi.

Setelah kembali ke Malaysia, Siti bertemu dengan Chang dan melakukan prank di bandara pada empat kesempatan sebelum serangan tersebut. "Kami dapat menetapkan bahwa di prank-prank tersebut Siti Aisyah diberi baby oil dan dia diminta untuk mencuci tangannya sesudahnya," kata Gooi di persidangan.

Selain itu, Chang telah menyuruh Aisyah untuk pergi ke Macau untuk sebuah prank pada 9 Februari 2017, namun perjalanan tersebut dibatalkan tanpa penjelasan, Wan Azirul bersaksi.

Gooi mengatakan kepada wartawan bahwa perjalanan tersebut kemungkinan telah dibatalkan karena Kim telah memasuki Malaysia pada 6 Februari 2017. Pada hari kematiannya, Jong-nam berada di bandara untuk melakukan penerbangan ke Macau, tempat dia tinggal bersama keluarganya.

Chang adalah satu dari empat warga Korea Utara yang dicari oleh polisi, dan dia berada di bandara pada hari pembunuhan Kim. Dia dan ketiga orang lainnya terbang meninggalkan Kuala Lumpur beberapa jam kemudian.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.