Sekitar 100.000 Muslim Gelar Doa Jelang Pilkada Jakarta
2017.02.11
Jakarta
Diperbarui pada 12/2/2017, pukul 22.30 WIB.
Menjelang pemilihan gubernur DKI Jaya yang akan berlangsung pekan depan, sekitar 100 ribu orang mengadakan kegiatan doa bersama di Masjid Istiqlal Jakarta hari Sabtu menyerukan agar umat Islam tidak memilih pemimpin non-Muslim.
Acara bertemakan, “Tausiyah dan Do’a Untuk Keselamatan Bangsa”, 11 Februari 2017 atau “Aksi Damai 112” yang diinisiasi organisasi masyarakat Forum Umat Islam (FUI) ini sempat dihadiri pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni dan Anies Baswedan – Sandiaga Uno. Mereka ikut shalat Subuh berjamaah di hari yang juga merupakan hari terakhir kampanye pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang digelar serentak di 101 daerah, Rabu pekan depan.
Kegiatan doa dan ceramah dipimpin para ulama antara lain pendakwah KH. Muhammad Arifin Ilham dan KH. Maulana Kamal Yusuf, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir serta politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga mantan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Amien Rais.
Seruan pilih pemimpin Muslim
Seruan untuk memilih pemimpin Muslim menggema dalam acara shalat berjamaah yang telah dimulai sejak dini hari itu.
“Umat harus memilih pemimpin Muslim,” ujar Rosyid Abdullah dari FUI. “Islam harus betul-betul bangkit, kita harus menang di medan pertempuran," tambahnya, seperti diberitakan di iNews TV.
Kiyai Muhammad Ma’shum, pemimpin Pondok Pesantren Al Ishlah di Bondowoso, Jawa Timur, dalam ceramahnya menyatakan umat Islam cinta damai, tapi kalau berulang kali diganggu, maka “daripada mati di atas kasur, lebih baik mati di medan tempur.”
“Jika ke Solok belilah rendang, ke Padang Panjang jangan lupa beli manisan. Kalau si Ahok bebas berlenggang, kami berjuang sampai darah penghabisan,” ujarnya dalam bentuk pantun berulang-ulang yang dikuti massa dalam masjid.
Ahok adalah panggilan untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang sedang tersandung kasus dugaan penistaan agama. Kasusnya sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara setiap Selasa. Hingga kini, masih tahapan pemeriksaan para saksi. Ahok juga maju sebagai kandidat gubernur dalam Pilkada 15 Februari mendatang yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
“Jakarta akan dipimpin oleh seorang pemimpin Muslim yang tunduk kepada kehendak Allah,” ujar Maulana Kamal Yusuf, mendesak para pendengarnya untuk memilih Agus Yudhoyono atau Anies Baswedan. “Jakarta akan menjadi kota religius," tambahnya, seperti dikutip di Reuters.
Sementara itu Rizieq Shihab, imam besar FPI yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penghinaan Pancasila oleh Polda Jawa Barat dalam ceramahnya mengatakan agar pemerintah tak memaknai aksi anti Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keberagaman yang ada di Indonesia.
“Kami cinta kemajemukan, cinta keberagaman, kami bukan musuh bagi bangsa ini,” ujarnya.
Sekitar 100 ribu massa
Juru bicara Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, jumlah massa yang berkumpul pada aksi tersebut diperkirakan mencapai 100 ribu.
Hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak Sabtu pagi tidak menghalangi warga dan luar ibukota untuk ikut serta dalam aksi di masjid yang hanya berjarak 1,5 kilometer dari Istana Kepresidenan itu.
Malah, banyak warga dari berbagai daerah di Indonesia yang menghadiri aksi tersebut. Hal ini juga terjadi dalam tiga kali aksi massa serupa sebelumnya yaitu pada 14 Oktober, 4 November, dan 2 Desember 2016 lalu.
“Massa sudah bubar pada jam 17.00 dan di sekitar masjid saat ini sudah sepi, situasi sudah kembali normal,” ujar Argo saat dihubungi BeritaBenar, Sabtu petang.
Pantauan udara yang ditayangkan sejumlah stasiun televisi menunjukkan jalan-jalan di sekitar masjid dipenuhi massa. Mereka yang tidak dapat masuk terlihat memenuhi halaman masjid yang dapat menampung 200,000 orang untuk shalat berjamaah ini.
Sementara itu pada hari yang sama, dalam Apel Kesiapsiagaan Pengamanan Pilkada DKI 2017 di Monas, Jakarta, Kepala Polda Metro Jaya, Irjen M. Iriawan, mengatakan pihaknya akan menjaga kelancaran Pilkada di Jakarta dan akan menindak tegas para pihak yang melanggar.
"Jangan coba-coba money politics di Jakarta. Saya akan ambil langkah proses hukum bagi yang coba-coba," kata Iriawan seperti dikutip di Kompas.com.
Kekerasan terhadap wartawan
Namun aksi damai ini sempat dinodai dengan kekerasan yang dialami dua jurnalis dari stasiun televisi Metro TV dan Global TV serta pengusiran kru Kompas TV oleh peserta aksi.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Yadi Hendrayana, mengecam tindakan itu dan mengatakan IJTI serta Satgas Anti Kekerasan Dewan Pers akan melakukan advokasi dan penyelidikan atas kasus tersebut.
“IJTI mengimbau semua pihak, agar menghormati profesi jurnalis yang pada dasarnya dilindungi undang-undang,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Di sisi lain, sebuah klip video yang menjadi viral di media sosial menunjukkan sepasang pengantin yang akan melangsungkan pernikahan di Gereja Kathedral, berlokasi tepat di seberang Masjid Istiqlal, berjalan menuju katedral dengan dikawal dan dipayungi oleh peserta aksi karena mobil yang mereka tumpangi tidak bisa menembus keramaian.
Dalam klip tersebut, terdengar peserta aksi meneriakkan selamat kepada pasangan itu saat keduanya berjalan menembus keramaian massa.
Penyelenggara aksi 112 awalnya merencanakan menggelar jalan bersama dari Bundaran Hotel Indonesia ke lapangan Monas. Setelah bertemu Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto pada Kamis, 9 Februari 2017, pimpinan “Aksi 112” setuju untuk mengganti acara menjadi doa bersama di Masjid Istiqlal.