Setelah Alexis Tak Lagi Beroleh Izin
2017.10.31
Jakarta
Plang itu telah berbalut lakban hitam. Tanpa tulisan, tanpa keterangan. Padahal tadinya, papan nama setinggi sekitar 2,5 meter di jalan R.E. Martadinata Ancol di Jakarta Utara itu terhitung mencolok.
Pada bagian kaki terdapat beberapa tanda panah berwarna merah serta tulisan 'IN'. Adapun di pucuknya berderet huruf, menyusun: Alexis Hotel – plus logo garis melengkung berwarna kuning di puncaknya.
Penutupan papan nama itu dilakukan sejumlah pekerja hotel, Selasa pagi, 31 Oktober 2017.
"Karena 30 (Oktober) kemarin izin sudah habis," kata Legal & Corporate Affair Alexis Group, Mochammad Fadjri kepada BeritaBenar, menjelaskan maksud tindakan tersebut.
"Kami menunjukkan bahwa kami taat aturan."
Alexis Group tak diberi perpanjangan izin usaha oleh Pemerintah DKI Jakarta lantaran dinilai sebagai lokasi prostitusi terselubung berdalih hotel, layanan spa, serta pijat.
Hal itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kantornya, hari Senin, 30 Oktober 2017. Anies merujuk pada banyaknya laporan dan keluhan masyarakat terkait aktivitas prostitusi di hotel tujuh lantai tersebut.
"Maka kami mengambil keputusan untuk tidak meneruskan izin usaha bagi Alexis," kata Anies, "kami tegas. Tidak ingin Jakarta menjadi kota yang membiarkan praktek prostitusi."
Jalan panjang
Polemik dugaan prostitusi di Alexis sejatinya adalah perdebatan lama yang mengemuka kian kencang menjelang masa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, tahun lalu.
Semua bermula pada Februari 2016, saat Gubernur Jakarta ketika itu Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menggusur kawasan prostitusi Kalijodo. Dalam masa jabatannya Ahok memang melakukan sejumlah penutupan tempat-tempat yang dinilai menjadi pusat prostitusi dan transaksi narkoba.
Penggusuran itu ditanggapi sinis anggota DPRD Jakarta, Abraham Lunggana, dengan menyebut Ahok hanya berani menggusur lokalisasi kelas bawah semacam Kalijodo. Ia menyindir ketegasan Ahok terhadap Alexis, yang dinilai berbagai kalangan sebagai pusat prostitusi.
Ahok sendiri memang sempat menyatakan bahwa salah satu lantai di hotel tersebut adalah tempat bisnis hiburan malam.
"Di Alexis itu, lantai tujuhnya surga dunia. Di sana itu, surga bukan di telapak kaki ibu tapi di lantai tujuh," kata Ahok.
Saat kampanye Pilkada DKI Jakarta, Anies mengikrarkan untuk menutup Alexis jika terpilih sebagai gubernur ibu kota.
Anies mendapatkan sorotan setelah memenangkan pemilihan gubernur Jakarta pada April 2017 dengan dukungan sejumlah ormas Islam konservatif yang selama berbulan-bulan berusaha untuk menjatuhkan Ahok, seorang Kristen keturunan Tionghoa, dengan tuduhan penistaan terhadap Islam.
Ahok kini tengah menjalani hukuman dua tahun penjara setelah persidangan yang diwarnai berbagai kepentingan mendakwanya bersalah dalam kasus penodaan agama.
Sanggah tudingan
Mengenai beragam tudingan prostitusi, juru bicara Alexis, Lina Novita menyanggahnya.
"Tidak pernah ditemukan adanya pelanggaran narkotika dan asusila di sini," katanya dalam konferensi pers, Selasa siang.
"Jangan menghakimi kami secara sepihak."
Guna menguatkan argumen, Lina sempat mengajak wartawan berkeliling ke lantai tujuh Alexis, yang pada Selasa siang saat BeritaBenar berkunjung, sudah tidak ada aktivitas lagi.
Masuk melalui salah satu lorong di sebelah ruang sauna, terdapat deretan kamar yang diklaim Fadjri sebagai tempat spa pengunjung. Total, terdapat 27 kamar spa beragam tipe.
"Kamarnya terang begitu, mana bisa dipakai untuk macam-macam? Tapi kalaupun ada yang macam-macam, itu ada di luar pengetahuan kami,” tutur Fadjri, beralasan.
Berharap audiensi
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jakarta menolak menerbitkan perpanjangan izin usaha Alexis, meski manajemen telah mengajukan perpanjangan izin sejak Juli.
Lina berharap Pemda DKI Jakarta bersedia melakukan audiensi membahas perpanjangan izin usaha dengan manajemen Alexis. Apalagi, perusahaannya rajin membayar pajak dalam jumlah cukup besar, yakni mencapai Rp30 miliar saban tahun.
"Kami juga banyak karyawan yang menjadi tulang punggung keluarga," ujarnya.
Lina mengklaim Alexis memiliki 1.000 karyawan, dengan rincian 600 karyawan tetap dan sisanya pegawai lepas.
"Sementara ini kami rumahkan semua," imbuhnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta, Gea Hermansyah, juga berharap Pemda Jakarta untuk membuka ruang dialog dengan pengusaha hiburan agar tak terjadi lagi penutupan lanjutan.
"Saat masa kampanye, mereka kan berjanji menggandeng semua pihak tanpa terkecuali untuk sama-sama membangun Jakarta," kata Gea seperti dikutip dari laman Kompas.com.
"Tapi kami pengusaha tidak diberikan peluang dialog dan tatap muka," tambahnya.
Tampaknya harapan berdialog sudah tertutup. Hal itu terlihat dari pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang menyebutkan akan menyalurkan eks-pegawai Alexis ke program One Kecamatan One Centre of Enterpreneurship (OK OCE) yang digagasnya bersama Anies.
"Pegawai yang beraktivitas di restoran Alexis nanti akan kami salurkan ke restoran OK OCE yang masih butuh banyak pelayan,” ujarnya kepada wartawan.
"Kalau punya KTP Jakarta, bisa masuk program kecantikan spa yang berbasis terbuka. Bisa juga diarahkan ke salon kecantikan untuk rias pengantin."
Seorang karyawan Alexis yang enggan disebutkan namanya mengaku pasrah dengan masa depannya, andaikata izin usaha Alexis dihentikan permanen.
"Mungkin pulang kampung," katanya singkat.