Salah Seorang Pemimpin Abu Sayyaf Ditembak Mati di Filipina
2017.04.12
Kota Kinabalu, Malaysia

Seorang pemimpin kelompok Abu Sayyaf (ASG) adalah salah satu di antara enam orang bersenjata ASG yang tewas ditembak oleh pasukan keamanan Filipina saat mereka memukul mundur serangan kelompok militan itu di daerah wisata Bohol di Filipina tengah, demikian dilaporkan militer Filipina, Rabu.
Muammar Askali (juga dikenal sebagai Abu Rami), yang muncul di video –video para sandera yang dieksekusi oleh ASG, tewas dalam baku tembak hari Selasa dengan pasukan keamanan yang juga menewaskan tiga tentara dan seorang polisi dalam serangan yang gagal dilakukan oleh kelompok militan tersebut, seperti dilaporkan media.
Keberhasilan militer Filipina menumpas Askali diapresiasi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Kami ikut senang. Abu Sayyaf kan kelompok teror yang selama ini salah satunya mengganggu warga negara Indonesia," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Wuryanto kepada BeritaBenar, Rabu, 12 April 2017.
“Jadi, kami mengapresiasi apa yang sudah dilakukan tentara Filipina," tambahnya.
Wuryanto pun berharap tewasnya Askali dan lima anggota lain bisa melemahkan ancaman kelompok ASG di perairan selatan Filipina. Meski begitu, ia berharap pelaut dan kapal-kapal niaga yang melintasi wilayah tersebut tetap waspada dan melapor kepada otoritas setempat jika pengin melintas.
"TNI pun tetap melakukan pencegah dengan patroli," ujarnya.
Pasukan keamanan Filipina memburu anggota kelompok ASG lainnya pada hari Rabu menyusul serangan yang berhasil digagalkan itu di mana militan ASG bertujuan untuk menculik sejumlah wisatawan dari daerah tersebut, demikian kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina Eduardo Ano.
“Ini adalah pukulan besar bagi Abu Sayyaf,” kata Ano, seperti dikutip di AP, “jika mereka berencana untuk menculik orang yang tidak bersalah di suatu tempat, mereka kini harus berpikir dua kali.”
Jurubicara ASG
ASG, yang telah berbaiat dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menjadi kelompok yang berbahaya dengan pembajakan dan penawanan untuk meminta tebusan. Kelompok ekstrem ini juga telah memenggal beberapa tawanan warga Barat.
Sejak tahun lalu, ASG telah menculik anak buah kapal warga Indonesia dan Malaysia ketika kapal mereka berlayar di perairan antara Filipina Selatan dan Kalimantan.
Sebagian besar sandera telah dibebaskan, tapi tujuh orang Indonesia diyakini masih ditawan ASG. Sandera lainnya termasuk 13 warga Vietnam, tujuh warga Filipina dan masing-masing seorang warga Belanda dan Jepang.
Filipina mengatakan Askali terlibat langsung dalam video pemenggalan sandera Kanada dan Jerman pada tahun 2016 dan 2017. Di antara sandera lainnya yang dipenggal ASG adalah seorang warga Malaysia, Bernard Then, yang diculik dari sebuah restoran tepi pantai di negara bagian Sabah, Malaysia timur, Mei 2015.
Askali dikenal sebagai juru bicara ASG bertugas mengirimkan pesan ke media tentang eksekusi pada sandera dan muncul dalam video pemenggalan tawanan.
Sebuah sumber keamanan di Sabah mengatakan kepada BeritaBenar bahwa Askali juga telah menawan tiga pelaut Malaysia yang baru-baru ini diselamatkan oleh militer Filipina.
“Abu Sayyaf sangat jarang meninggalkan basis-basis mereka di Tawi-Tawi dan Jolo, dan menyerahkan kepada kriminal lainnya melakukan penculikan untuk mereka,” kata sumber itu kepada BeritaBenar.
Sebelum kematiannya, Askali bekerja dengan Isnilon Hapilon, pemimpin ISIS Filipina, demikian disampaikan Rohan Gunaratna, pakar mengenai kelompok ekstremis Asia Tenggara yang berbasis di Singapura dan kolumnis BeritaBenar.
Pada akhir Januari, Isnilon dilaporkan telah terluka dalam serangan yang dilancarkan oleh militer Filipina di Lanao del Sur, di Mindanao, Filipina Selatan.
“Kematiannya menunjukkan bahwa baik Polisi dan Angkatan Bersenjata Nasional Filipina dapat mengalahkan ISIS di Filipina,” kata Gunaratna kepada BeritaBenar.
Penundaan patroli gabungan
Gagalnya serangan ASG di Bohol terjadi pada saat Filipina, Malaysia dan Indonesia dijadwalkan untuk meluncurkan patroli maritim bersama di wilayah perairan ketiga negara yang rawan tersebut dan untuk menghentikan sepak terjang ASG.
Namun rencana peluncuran yang rencananya akan dilakukan dari Sabah tersebut kembali ditunda, demikian dikatakan pejabat Malaysia, karena tidak bisa dihadiri Menteri Pertahanan Filipina yang memiliki jadwal lain pada saat itu.
Mengenai batalnya patroli bersama itu, Wuryanto mengatakan, "Jadi ditunda. Belum tahu kapan (dimulai lagi)," pungkasnya.
"Yang jelas, angkatan bersenjata masing-masing negara masih patroli di wilayah masing-masing."
Arie Firdaus di Jakarta turut berkontribusi dalam artikel ini.