Bali Mulai Vaksinasi, Gubernur Berharap Pariwisata Pulih Agustus
2021.03.12
Jakarta
Pemerintah Provinsi Bali akan memulai program vaksinasi untuk 150.000 pelaku usaha dan pekerja di sektor pariwisata serta mendeklarasikan tiga zona hijau di pulau itu sebagai langkah awal pembukaan kembali kegiatan ekonomi yang lumpuh akibat pandemi COVID-19, kata Gubernur Bali, Jumat (12/3).
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan ada harapan wisatawan asing bisa kembali mengunjungi Bali pada Agustus tahun ini.
“Secara definitif belum diputuskan, tetapi baru merupakan suatu ancang-ancang. Saat ini kami bersama Bapak Menteri Kesehatan sedang melakukan upaya keras secara optimal menangani pandemi COVID-19,” kata Koster kepada BenarNews.
“[Bulan Agustus] itu suatu harapan, tapi keputusan akan dilakukan oleh Menteri terkait,” katanya.
Koster mengatakan, untuk mendukung tiga zona bebas COVID-19 yang meliputi Ubud, Sanur dan Nusa Dua, pemerintah Bali bakal meningkatkan program penanganan pandemi melalui vaksinasi juga penerapan protokol kesehatan ketat.
“Semua penduduk dan para pekerja usaha pariwisata di tiga wilayah tersebut mulai minggu depan akan divaksin yang jumlahnya sekitar 150.000 orang dan memerlukan sekitar 300.000 dosis vaksin,” kata Koster.
Per-Jumat, Bali mencatat penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 197, sehingga totalnya menjadi 36.590, yaitu 2,6 persen dari total 1,410,134 kasus secara nasional. Bali berada di urutan ke-7 provinsi dengan kasus COVID-19 terbanyak di Indonesia.
Pada hari yang sama angka kematian akibat virus tersebut di Bali bertambah 12 jiwa menjadikan total kematian di provinsi itu hingga saat ini 1.008, demikian laporan harian Kementerian Kesehatan.
Pada Selasa (9/3), Pemerintah Bali memperpanjang pemberlakuan pembatas kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 22 Maret 2021, dengan pelonggaran pada pembukaan jam operasional restoran dan rumah makan satu jam lebih lama hingga pukul 22.00 WITA.
Pemerintah Bali juga mengizinkan wisatawan domestik untuk berkunjung ke pulau tersebut dengan persyaratan wajib menjalankan tes antigen yang berlaku paling lama 2x24 jam.
“Pencapaian secara keseluruhan akan menentukan kapan waktu yang tepat dibukanya pariwisata khususnya wisatawan mancanegara. Semakin cepat akan semakin bagus,” kata Koster.
Menkes: Bali buka April 2022
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin merancang pembukaan Bali untuk wisatawan asing pada bulan April tahun 2022. Pembukaan tersebut bakal diikuti sejumlah tahapan yang dimulai pada bulan ini.
“Kita baru melakukan pilot project untuk di Ubud dan dua lokasi lainnya untuk bisa mempersiapkan Bali menjadi daerah zona hijau. Jadi baru akan memulai,” kata Budi kepada jurnalis di Bali, Jumat.
Agar wisatawan asing bisa datang ke Bali, Budi menilai pemerintah perlu menggandeng insitutusi internasional seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO) maupun lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait lainnya dalam hal pengawasan dan pengakuan global.
“Memang yang kita inginkan bukan hanya untuk membuka secepat-cepatnya, tapi buka sebaik-baiknya juga. Oleh karenanya kita perlu mendapat kepercayaan dari dunia internasional bahwa Bali adalah destinasi wisata pertama di dunia yang memang protokol kesehatannya baik,” kata Budi.
Respons pengusaha
Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Ida Bagus Purwa Sidemen mengaku sedikit kecewa dengan kebijakan pemerintah menargetkan membuka pariwisata Bali tahun depan, tidak sebelumnya.
“Kami ini di Bali ibarat orang lapar kemudian terus dikasih angin-angin terus. Sudah terlalu lama katanya mau dibuka. Ya, cukup kecewa karena kami menginginkannya segera,” kata Bagus melalui sambungan telepon dengan BenarNews.
Bagus mengatakan, pengusaha hotel dan restoran di Bali sejak Juni 2020 terus berupaya menerapkan protokol kesehatan yang ketat dengan harapan angka penularan di Bali tidak terus bertambah. Oleh karenanya, Bagus berharap pemerintah mencarikan jalan keluar yang sama-sama menguntungkan bagi pelaku usaha di Bali dan segi kesehatan.
“Kami bersama-sama terus berupaya untuk mendukung itu, termasuk vaksinasi juga disambut baik itu. Katakanlah lebih dari 50 persen orang Bali tervaksinasi, sudah bisa kita jadikan alat jual kepada wisatawan, dengan syarat wisatawannya juga memenuhi protokol kesehatan,” kata Bagus.
Terkait kondisi perhotelan di Bali saat ini, PHRI mengaku tidak memiliki data pasti terkait seberapa banyak hotel yang berhenti beroperasi.
“Jadi begini, sekarang itu pihak manajemen yang kami tanya lebih sering menjawab ‘kami tidak tutup, tapi tidak ada tamu’. Salah satu alasannya ketakutan tidak dapat bantuan dari pemerintah karena salah satu syarat dapat bantuan itu hotel masih harus beroperasi,” kata Bagus.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pada Januari 2021 turun nyaris 100 persen dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, tingkat hunian kamar hotel berbintang turun 48,14 persen, dengan rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik mencapai 3,5 hari.
“Sebagai akibat dari menurunnya usaha akomodasi dan hotel pada tingkatan yang cukup dalam, maka data yang berhasil dikumpulkan terbatas hanya berasal dari beberapa hotel yang masih beroperasi,” kata Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya.
Kementerian Kesehatan secara umum membagi tiga tahapan dalam skema pembukaan kembali pariwisata Bali dalam kurun waktu satu tahun.
Tahapan pertama pada Maret sampai Juni 2021, melalui program vaksinasi untuk penduduk, pekerja wisata, hingga petugas pintu kedatangan wisatawan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Kedua berlangsung Juli sampai Desember 2021, melalui pengawasan protokol kesehatan masyarakat lokal di luar dan dalam zona hijau.
Baru pada tahap ketiga, Januari hingga Maret 2022, pemerintah akan melakukan uji coba pembukaan pariwisata secara terbatas untuk turis asing.
Mengundang mitra
Dalam pertemuan virtual membahas kemitraan peningkatan respons penanganan pandemi COVID-19 bersama perwakilan WHO Indonesia Navaratnasamy Paranietharan dan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket, Menteri Kesehatan Budi menyampaikan undangan untuk mitranya tersebut datang ke Ubud, Bali, pada Agustus mendatang.
Budi mengatakan, undangan tersebut salah satunya bertujuan untuk mendengar masukan dan kritik atas pelaksanaan protokol kesehatan dan respons penanganan pandemi di Bali yang mulai ditingkatkan pada Maret ini.
“Jika kita berhasil, kita tidak perlu lagi bertemu lewat Zoom dengan Anda semua. Saya ingin mengundang Anda semua untuk melakukan pertemuan fisik di sini, di Ubud, harapannya sebelum Hari Kemerdekaan Indonesia,” kata Budi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya meminta pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan fasilitas terkait COVID-19 di Bali untuk menunjang agenda pertemuan internasional, salah satunya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 pada 2022.
“KTT G20 dapat menjadi momentum pemulihan sektor pariwisata di Bali dengan meningkatkan sektor ekonomi kreatif dan digital,” kata Luhut. Selain pertemuan KTT G20, pada tahun 2022, Bali dijadwalkan akan menjadi tuan rumah Climate Change Summit pada Juli 2022.