Cegah Insiden Gedung BEI Terulang, Jakarta akan Audit Gedung Tinggi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menduga penyebab insiden adalah beban terkonsetrasi pada satu titik.
Arie Firdaus
2018.01.16
Jakarta
180116_ID_BEI_1000.jpg Suasana Gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, sehari setelah insiden selasar amblas di Menara II, 16 Januari 2018.
Arie Firdaus/BeritaBenar

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengaudit kelaikan gedung-gedung tinggi di ibu kota, menyusul insiden ambruknya lantai mezzanine di Menara II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Kami ingin mendorong audit mengenai keselamatan, kelayakan. Terutama gedung-gedung yang sekarang dipakai fasilitas publik," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno di Balai Kota Jakarta, Senin malam, 15 Januari 2018 kepada wartawan.

Namun Sandiaga tidak merinci kapan proses audit tersebut bakal dilaksanakan.

Yang pasti, jelasnya, dia sudah memberikan instruksi agar bangunan-bangunan tinggi di Jakarta mendapat perhatian perihal kelayakan agar insiden seperti BEI tak terulang.

"Kami ingin memastikan fasilitas publik lain dalam kondisi baik dan bisa dipakai oleh publik," ujar Sandiaga.

Merujuk data laman Skycrapercenter.com, Januari 2017, Jakarta berada pada peringkat ketujuh kota di dunia ihwal gedung pencakar langit -- di atas 100 meter. Dengan rincian 120 gedung bertinggi 100-150 meter, 67 gedung di atas 150 meter, dan 28 gedung di atas 200 meter.

Gedung tertinggi di Jakarta saat ini adalah Gama Tower yang difungsikan sebagai perkantoran dan hotel di kawasan Jakarta Selatan dengan ketinggian mencapai 285,5 meter.

‘Masih didalami’

Insiden amblasnya lantai mezzanine di Gedung BEI terjadi Senin sekira pukul 11.55 WIB, atau hampir bertepatan dengan waktu istirahat pegawai gedung.

Tak ada korban jiwa akibat kecelakaan itu, tapi kepolisian mencatat setidaknya 77 orang terluka sehingga terpaksa dirawat di sejumlah rumah sakit.

Di antara korban, terdapat rombongan mahasiswa Universitas Bina Marga Palembang, Sumatera Selatan, yang melakukan kunjungan ke Gedung BEI.

Sampai kini, kepolisian belum dapat memastikan penyebab kecelakaan tersebut.

"Masih didalami," kata juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono kepada BeritaBenar.

"Apakah ada unsur kelalaian atau karena faktor usia gedung."

Saat BeritaBenar menyambangi kompeks Gedung BEI Selasa pagi, rombongan tim Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri dan Inafis Polda Metro Jaya mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.

Mereka memasang garis polisi di sepanjang pintu masuk Gedung II BEI.

Sejauh ini, aparat telah memeriksa sekitar 10 saksi, mulai dari mahasiswa yang terlibat dalam kunjungan, hingga petugas keamanan gedung.

"Nanti dianalisis dan dievaluasi. Baru diumumkan penyebabnya," lanjut Argo.

Kompeks perkantoran BEI dibangun medio 1990-an, dengan Gedung I sebagai tertua yang selesai dibangun sekitar tahun 1995. Sedangkan Gedung II selesai dibangun sekira 1998.

Serupa dengan kepolisian, Direktur Cushman and Wakfield yang mengelola kompleks perkantoran BEI, Farida Riyadi, juga belum dapat memastikan musabab kecelakaan.

"Soal struktur, saya tidak kompeten. Dari awal gedung ini dibangun dengan konsultan struktur terpercaya," kata Farida, seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Merujuk aturan DKI Jakarta, setiap gedung tinggi yang beroperasional di ibu kota wajib memiliki Surat Izin Laik Fungsi. Uji kelaikan Gedung BEI terakhir kali dilaksanakan pada Mei 2017, dan akan habis pada 25 Januari mendatang.

Lantas, apakah insiden ini bakal berdampak terhadap penerbitan izin kelaikan Gedung BEI nantinya?

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta, Edy Junaidi yang mengurusi perizinan enggan menanggapi.

"Saya belum bisa berkomentar," katanya saat dikonfirmasi BeritaBenar.

Dalam uji kelaikan terakhir Mei tahun lalu, diakui Edy, tim Pemprov DKI Jakarta memang tak sempat mengecek keseluruhan gedung lantaran kesibukan di perkantoran tersebut.

Namun, tambahnya, izin tetap diterbitkan setelah pengelola melampirkan jaminan dari salah satu konsultan bangunan yang menyebutkan kondisi perkantoran tak bermasalah.

"Ada jaminan, makanya ketika itu diterbitkan izin sementara saja yang habis pada 25 Januari nanti," tambah Edy.

Kelebihan beban

Dalam rilis tertulis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang didapat BeritaBenar, ambrolnya lantai penghubung Menara I dan II Gedung BEI diduga akibat beban yang terkonsetrasi di satu titik.

Hal itu yang membuat salah satu penggantung selasar terlepas dari kedudukannya dan memicu penggantung lain terlepas.

"Beban momen yang terjadi tidak mampu dipikul oleh tumpuan dinding dan memicu kegagalan bangunan," demikian lanjut rilis tersebut.

Dalam rekaman video kecelakaan, memang terlihat mahasiswa Universitas Bina Marga berkumpul di satu sudut selasar sebelum ambruk.

Namun, analisa ini diragukan ahli konstruksi Institut Teknologi Bandung, Iswandi Imran.

Menurutnya, bangunan biasanya dikonstruksikan dapat menampung beban maksimal 500 kg/m2. Artinya, 1 m2 dapat menampung sekitar delapan orang.

"Dari video, kan terlihat kurang dari delapan (per m2). Jadi kalau keberatan, saya menilai tidak juga. Kecuali memang ada kesalahan konstruksi," kata Iswandi saat dihubungi.

"Tapi saya tidak mau berasumsi terlebih dahulu. Ditunggu kesimpulan resmi saja."

Hal sama disampaikan Sekretaris Jenderal Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi) Andi Rukman Karumpa.

"Bisa jadi ada kekurangan spesifikasi atau menyalahi spesifikasi yang menyebabkan kegagalan bangunan itu menjadi salah satu penyebab," katanya, seperti dikutip dari Antaranews.

"Kalau kita lihat di video ada titik di mana bangunannya tidak kokoh. Sehingga ambruknya sampai sedemikian parah. Meskipun saya tidak mau berasumsi terlalu awal," tambahnya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.