Ratusan Ribu Orang Ikut Aksi Bela Islam III
2016.12.02
Jakarta

Presiden Joko "Jokowi" Widodo memuji Aksi Bela Islam III yang berlangsung damai di pelataran Monumen Nasional (Monas), Jumat, 2 Desember 2016.
Ratusan ribu massa ikut aksi yang berisi zikir, salawat, dan ditutup shalat Jumat, bubar dengan tertib sekitar pukul 13.00 WIB.
Mereka berpencar ke segala penjuru: seperti Jalan Thamrin atau Stasiun Gambir, meski beberapa diantaranya masih berorasi di sepanjang jalan.
Suasana ini berbeda dibanding aksi 4 November lalu yang berakhir ricuh usai shalat Isya sehingga menewaskan satu orang dan puluhan lainnya terluka.
"Saya ingin memberikan penghargaan setinggi-tingginya karena seluruh jamaah yang hadir tertib sehingga acara berjalan lancar. Allahu Akbar... Allahu Akbar," kata Jokowi yang berpidato di depan massa usai shalat Jumat.
"Sekali lagi, terima kasih dan selamat kembali ke tempat asal masing-masing. Terima kasih," kata Jokowi.
Anggota TNI melakukan pengamanan saat berlangsung aksi damai di Jakarta, 2 Desember 2016. (Tia Asmara/BeritaBenar)
Kedatangan Jokowi agak mengejutkan. Paginya, Jokowi masih meninjau proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno di Senayan yang akan digunakan sebagai lokasi Asian Games.
Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ikut mendampingi Jokowi, keputusan shalat Jumat di Monas memang mendadak.
"Memang spontan. Tidak direncanakan," katanya kepada wartawan.
Menurut Kalla, keputusan hadir di Monas karena Jokowi ingin mendengarkan langsung tuntutan massa terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.
Jokowi dan Kalla datang berjalan kaki di bawah guyuran hujan dari Istana Kepresidenan, berjarak sekitar 200 meter dari Monas dengan pengawalan ketat Pasukan Pengawal Presiden.
Turut mendampingi Jokowi-JK beberapa pejabat, seperti Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri Polhukam Wiranto, dan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo.
Kehadiran Jokowi ke Monas disambut riuh pengikut aksi. Mereka mencoba mengabadikan kehadiran Jokowi dengan kamera telepon genggam mereka.
Seorang peserta aksi, Romi Priwati menyambut baik kehadiran Jokowi karena dalam aksi 4 November lalu, presiden tak menemui pengunjuk rasa.
"Baguslah," kata pria 37 tahun yang datang dari Bandar Lampung kepada BeritaBenar, “tapi tetap, Ahok harus ditahan. Presiden tak boleh melindungi."
Ketua Setara Institute, Hendardi menilai kehadiran Jokowi itu sebagai tindakan politik simbolis untuk menunjukkan bahwa stabilitas politik dan keamanan terkendali.
“Meski begitu, kehadiran Jokowi di tengah massa memberikan preseden buruk pada kehidupan kebangsaan Indonesia, dimana akhirnya Jokowi berkomporomi dengan elit kelompok intoleran yang sudah berulang kali melakukan kekerasan,” katanya dalam pernyataan tertulis.
Massa melaksanakan shalat Jumat di bawah guyuran hujan di Jalan Thamrin, Jakarta, 2 Desember 2016. (Ismira Lutfia Tisnadibrata/BeritaBenar)
Diguyur hujan
Unjuk rasa yang juga dikenal sebagai “Aksi Super Damai 212” dibayangi hujan ringan yang turun sebelum shalat Jumat, pukul 11.30 WIB. Namun, peserta aksi tetap duduk di atas sajadah masing-masing.
Tak cuma memadati kawasan Monas, massa menyebar hingga ke jalan. Sejak pukul 10.00 WIB, mereka mulai menyemut, menggelar sajadah di sepanjang Jalan Thamrin hingga perempatan Sarinah – lokasi teror bom pada Januari lalu, yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Monas.
Saat hujan perlahan mengguyur, Muhammad Rizieq Shihab yang menjadi khatib sempat meminta pengikut aksi tak bubar.
Adapun Jokowi dan JK shalat di bawah tenda yang didirikan di pelataran Monas.
"Hujan adalah rahmat," kata Rizieq, yang juga pimpinan Front Pembela Islam (FPI).
Dalam khutbahnya, dia mengatakan perihal pentingnya keadilan dan penegakan hukum, khususnya dalam kasus Ahok.
"Penistaan agama adalah pelanggaran hukum," ujarnya, "ini (aksi 2 Desember) bukan untuk menghancurkan kebhinekaan, tapi untuk membela Alquran."
Hal sama juga disampaikan pengikut aksi, Agus Riyadi, yang datang bersama rombongan Ikatan Dai dari Purwakarta, Jawa Barat.
"Ini tak ada kaitan dengan Pilkada. Semata-mata karena Ahok sudah menistakan Alquran," katanya.
Helmi Al Fajar yang datang dari Padang, Sumatera Barat, mendesak pemerintah bersikap tegas terhadap Ahok.
"Tapi kenapa ia tak ditahan?" ujar Helmi, yang datang bersama puluhan rekannya.
Ahok sendiri telah diputuskan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama dan berkas kasusnya telah dilimpahkan dari Kejaksaan Agung ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 1 Desember 2016.
Sementara itu pada pagi hari bersamaan dengan Demo Bela Islam III tersebut, sepuluh tokoh politik dan aktivis ditangkap pihak kepolisian dan diajukan sebagai tersangka atas dugaan rencana makar terhadap pemerintah.
Bagikan makanan
Suhenti dari Pesantren Darunnajah di Jakarta Selatan membagikan makanan, minuman dan kudapan gratis kepada peserta aksi.
“Kami membagikan 1.500 bungkus nasi, paket makanan kecil dan air mineral,” katanya kepada BeritaBenar.
“Ini hasil swadaya pesantren, sumbangan wali santri dan alumni. Kami juga menyiapkan tim logistik dan tim medis beserta ambulans, dokter dan perawat.”
Andri, pedagang cincau asal Cianjur yang telah lima tahun berjualan di Jakarta, mengaku ada seseorang yang membayar jualannya Rp1 juta untuk dibagikan kepada peserta aksi.
“Biasanya kalau saya jual eceran, bisa dapat Rp1,5 juta. Tak apa-apa, saya juga sekalian amal supaya berkah,” katanya.
Berbagai komunitas dan donator juga menyediakan makanan dan minuman gratis bagi peserta aksi. Di beberapa titik konsentrasi massa, kendaraan penuh makanan dan kotak air mineral untuk dibagikan kepada peserta aksi.
Aksi di daerah
Aksi damai juga digelar di beberapa kota seperti Banda Aceh, Padang di Sumatera Barat, Palu di Sulawesi Tengah, Solo dan Klaten di Jawa Tengah, serta sejumlah daerah lain.
Di Padang, ribuan orang yang sebagian besar adalah anggota TNI, Polri, dan aparatur sipil mengikuti istiqosah dan tabliq akbar, untuk menjaga kerukunan antar-umat beragama, sekaligus mendoakan kedamaian aksi di Jakarta.
Salah satu poster yang dibawa massa saat melakukan aksi di Palu, Sulawesi Tengah, 2 Desember 2016. (Keisyah Aprilia/BeritaBenar)
Aksi yang diisi dengan doa dan zikir juga berlangsung di Palu, yang dihadiri ribuan warga. Di akhir acara, massa melaksanakan shalat Ashar berjamaah.
Sama seperti Jakarta dan daerah lain, donator menyumbangkan makanan dan minuman untuk peserta aksi di Palu.
"Pokoknya kami membantu apa yang bisa kami bantu," tutur pegiat Perempuan Muslim, Yuliana Tompo.
Seorang tokoh berorasi dalam Aksi Bela Islam III di Klaten, Jawa Tengah, 2 Desember 2016. (Kusumasari Ayuningtyas/BeritaBenar)
Di Klaten, sekitar 1.500 massa Aliansi Masyarakat Islam Klaten melakukan long march ke Kantor Bupati setempat usai shalat Jumat. Peserta aksi disambut polisi dengan membagi snack dan air. Massa sempat singgah di Kejaksaan Negeri Klaten untuk berorasi.
Aksi juga dilakukan di Solo dengan shalat Ashar berjamaah dan istighosah. Ribuan massa melakukan long march sepanjang dua kilometer.
Ismira Lutfia Tisnadibrata di Jakarta, Kusumasari Ayuningtyas di Solo, Keisyah Aprilia di Palu, dan M.Sulthan Azzam di Padang turut berkontribusi dalam artikel ini.