Warga Malaysia yang terlibat dalam Bom Bali 2002 dibebaskan dari Guantanamo

Sementara warga Indonesia, Encep Nurjaman atau Hambali, yang menerima dakwaan serupa diperkirakan akan diadili di pengadilan Guantanamo.
Muzliza Mustafa
2024.12.18
Kuala Lumpur
Warga Malaysia yang terlibat dalam Bom Bali 2002 dibebaskan dari Guantanamo Najib Lep melihat foto yang dikirim oleh saudaranya Mohammed Nazir bin Lep, yang telah mengaku bersalah di hadapan pengadilan militer AS atas tuduhan teror yang terkait dengan pengeboman Bali 2002, di Muar, Johor, Malaysia, 30 September 2023.
Iman Muttaqin Yusof/BenarNews

Dua warga Malaysia yang mengaku bersalah atas peran mereka dalam pengeboman Bali tahun 2002 berada dalam tanggung jawab pemerintah Malaysia setelah Amerika Serikat mengumumkan pemulangan mereka dari penjara militer di Teluk Guantanamo, tempat mereka ditahan selama 18 tahun.

Keduanya Mohammed Farik bin Amin dan Mohammed Nazir bin Lep, telah diserahkan kepada pihak berwenang Malaysia, menurut pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri di Kuala Lumpur.

"Kerajaan Perpaduan telah menerima dari Pemerintah Amerika Serikat dua warga negara Malaysia, Mohammed Farik bin Amin dan Mohammed Nazir bin Lep, yang telah ditahan sejak 2006 di Kamp Tahanan Teluk Guantanamo atas dasar hak asasi manusia dan dukungan terhadap keadilan universal," kata kementerian itu dalam pernyataan pada Rabu.

Namun, tidak disebutkan apakah keduanya akan dikirim ke penjara Malaysia setelah dipulangkan dari pangkalan angkatan laut AS di Kuba.

Pada bulan Januari, seorang hakim militer AS di Teluk Guantanamo menjatuhkan hukuman lima tahun penjara tambahan kepada bin Amin dan bin Lep setelah mereka mengaku bersalah atas lima dakwaan terkait peran pendukung mereka dalam dua pemboman yang menewaskan 202 orang pada Oktober 2002 di Bali– serangan teror paling mematikan dalam sejarah Indonesia.

Pemulangan mereka minggu ini dilakukan secara diam-diam, dan informasi baru diberikan kepada pengacara mereka di saat-saat terakhir.

Gitmo2.jpeg

Najib Lep membagikan foto keluarga Mohammed Nazir bin Lep dengan keponakannya, di Muar, Johor, Malaysia, 30 September 2023. [Iman Muttaqin Yusof/BenarNews]

Pengacara: Bin Lep Orang yang Berubah

Pengacara Brian Bouffard mengatakan kliennya, bin Lep, telah menjadi pribadi yang berubah dan siap untuk berkumpul kembali dengan keluarganya.

“Sudah lebih dari dua dekade sejak Nazir ditahan. Dia telah berkembang selama waktu itu, dan hari ini adalah seorang lelaki yang cinta damai yang akan menjalani sisa hidupnya dengan damai. Kami berterima kasih kepada semua orang, di Malaysia dan AS, yang memahami bahwa sudah waktunya membawa Nazir pulang,” kata Bouffard dalam pesan teks kepada BenarNews.

Dalam pernyataan terpisah, Departemen Pertahanan AS mengatakan kedua pria tersebut telah memberikan kesaksian sebelum keberangkatan mereka terhadap Encep Nurjaman (Hambali), dalang serangan “yang berafiliasi dengan al-Qaeda” di Bali pada 2002 dan di Hotel J.W. Marriott Jakarta pada 2003.

Hambali diperkirakan akan diadili di pengadilan militer di Teluk Guantanamo atas dakwaan serupa. Sebagai bagian dari kesepakatan pengakuan bersalah mereka, bin Amin dan bin Lep tidak dapat kembali ke Amerika Serikat untuk alasan apa pun, sehingga mereka harus memberikan kesaksian sebelum meninggalkan tempat tersebut, kata Bouffard.

Gitmo3.jpeg

Mohammed Farik bin Amin terlihat dalam foto yang tidak bertanggal ini. [Foto dokumen tim pembela Mohammed Farak bin Amin]

Tertangkap di Thailand

Ditangkap di Thailand pada tahun 2003, bin Amin dan bin Lep ditahan di sebuah lokasi rahasia CIA sebelum dipindahkan ke Kuba pada tahun 2006. Mereka mengaku bersalah pada bulan Januari atas tuduhan pembunuhan, konspirasi, dan tiga dakwaan lainnya yang terkait dengan pemboman Bali yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Sebelumnya, sebuah sumber yang meminta anonimitas mengatakan kepada BenarNews bahwa keduanya kemungkinan akan dipulangkan sebelum pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari.

Keluarga: “Kami Mencintainya”

Kerabat bin Lep merasa gembira dengan kepulangan mereka ke Malaysia.

Menyatakan cintanya kepada adiknya, Najib Lep, 60, mengatakan bahwa ia telah membuat rencana untuk membantu Nazir berintegrasi kembali ke masyarakat.

“Kami mencintainya. Kami akan menjaga dia dan kesejahteraannya saat dia kembali kepada kami,” kata Najib kepada BenarNews.

“Saat ini, kami belum menerima informasi dari pihak berwenang Malaysia. Yang kami dapatkan sejauh ini hanyalah rincian dari media. Namun demikian, kami tidak bisa lebih bahagia dan bersyukur kepada Allah.”

Sebuah sumber yang meminta anonimitas untuk melindungi keselamatan keluarga bin Amin mengatakan mereka siap menyambutnya pulang.

“Mohammed Farik telah menyatakan keinginannya untuk merawat orang tuanya yang sakit. Saudara-saudaranya telah menyiapkan tempat untuknya tinggal dan akan memberikan bantuan lain yang diperlukan. Akan butuh waktu untuk beradaptasi karena dia telah jauh dari rumah selama lebih dari 20 tahun.

“Keluarga belum siap untuk berbicara dengan pers dan sedang menunggu izin untuk bertemu Mohammed Farik,” kata sumber itu kepada BenarNews.

Gitmo4.jpeg

Razarudin Husain, inspektur jenderal polisi Malaysia (kedua dari kiri), berbicara dalam konferensi pers di Pusat Pelatihan Kepolisian di Kuala Lumpur, 17 September 2024. [S. Mahfuz/BenarNews]

Kepala Kepolisian Nasional Malaysia Razarudin Husain mengatakan bahwa kedua pria tersebut akan dievaluasi dan direhabilitasi sebelum diintegrasikan kembali ke masyarakat, menambahkan bahwa “semua orang pantas mendapatkan kesempatan kedua.”

"Dua individu ini dalam kondisi baik dan sehat serta merasa diberkati bahwa mereka akhirnya bisa kembali ke rumah dan berkumpul kembali dengan keluarga mereka," katanya.

Warga Malaysia tersebut telah dikaitkan dengan Hambali hingga kasus mereka dipisahkan dari kasusnya pada tahun 2023 menjelang kesepakatan pembelaan mereka.

Gitmo5.jpeg

Dalam foto yang telah ditinjau oleh pejabat militer AS ini, gedung Kantor Komisi Militer yang digunakan untuk sidang Dewan Tinjauan Berkala terlihat di Pangkalan Angkatan Laut AS di Teluk Guantanamo, Kuba, 19 April 2019. [Alex Brandon/AP]

Dokumen pengadilan menyatakan bahwa mulai akhir tahun 2001, “termasuk periode sebelum, selama, dan setelah pengeboman Bali pada tanggal 12 Oktober 2002,” bin Lep dan bin Amin membantu Hambali “mentransfer uang untuk operasi, dan memperoleh serta menyimpan barang-barang seperti dokumen identifikasi palsu, senjata, dan petunjuk tentang cara membuat bom.”

Dengan pemindahan ini, jumlah tahanan di Teluk Guantanamo berkurang menjadi 27 orang, kata Pentagon.

 

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.