Walaupun Dilarang, Karena Bisa Sebarkan COVID-19, Warga Tetap Mudik
2020.03.31
Jakarta
Walaupun pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk tetap tinggal di rumah dan melakukan pembatasan sosial guna meredam penyebaran virus corona, warga tetap melakukan mudik untuk melaksanakan puasa dan lebaran di kampung halaman mereka.
Bulan puasa diperkirakan akan jatuh pada sekityar 23 April tergantung pada penampakan bulan. Keharusan untuk tinggal di rumah dan pemberlakuan pembatasan sosial/fisik untuk menanggulangi penyebaran COVID-19, menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan tidak mampu melanjutkan hidup mereka di kota besar. Hal ini memicu mereka untuk pulang ke kampung yang justru bisa memperparah penyebaran virus corona, yang pada Selasa (31/3) telah mencapai total 1.528 kasus di Indonesia dengan total 136 kematian.
Gubernur Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah telah menginstruksikan warga mereka untuk tidak pulang ke kampung mereka untuk merayakan Lebaran, memperingatkan mereka bahwa mereka bisa menyebarkan virus corona.
“Jika Panjenengan (Anda) sayang sama keluarga di kampung, jika Panjenengan semua ingin keluarga tetap sehat dan selamat, urungkan niat untuk pulang kampung,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam pesan instagram pribadinya. “Jalan terbaik yang bisa kita lakukan adalah memutus persebaran virus dari kota-kota ke desa,” lanjutnya.
Ibu kota Jakarta adalah episentrum COVID-19 di Indonesia dengan 747 kasus positif dan 83 penderita meninggal berdasarkan catatan Rabu (31/3).
Pemerintah di sisi lain, belum mengumumkan secara resmi kebijakan mudik Lebaran 2020. Kendati demikian, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepada calon pemudik untuk menimbang ulang keputusan mereka pulang ke kampung halaman.
“Karena kalau kamu sekarang mudik ramai-ramai, sebenarnya kamu tanpa sadar sudah membuat kemungkinan orang lain meninggal karena perilakumu. Jadi ini yang perlu kita sadari,” kata Luhut melalui telekonferensi.
Yani (22), pekerja informal di Jakarta Pusat, mengaku masih bimbang untuk melakukan pembatalan tiket kereta ke kampung halamannya di Purworejo, Jawa Tengah, pada akhir Mei nanti. Apalagi menurutnya untuk mendapatkan tiket kereta api untuk Lebaran sangat sulit.
“Maunya ya pulang pas Lebaran, kumpul dengan keluarga. Tapi ya takut juga kalau bawa penyakit ke kampung. Ya semoga semuanya bisa reda sebelum Lebaran nanti,” kata Yani kepada BenarNews.
Sementara Verayanti, mahasiswi fakultas ekonomi di Jakarta, mengatakan sudah membatalkan tiket kepulangannya ke Yogyakarta saat Lebaran nanti. Vera memutuskan untuk mengganti waktu kepulangannya saat liburan semester perkuliahan, Juli nanti.
“Aku gak mau bawa risiko. Kasian keluarga di sana. Nanti Juli saja pulangnya,” ucapnya.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengatakan sebanyak 264.719 tiket kereta api berbagai tujuan telah dibatalkan penumpang sepanjang periode 23 Maret hingga 30 Maret 2020.
“KAI melihat terjadi peningkatan jumlah pembatalan sebesar 12 kali lipat dibandingkan hari sebelumnya yang hanya berkisar 3.000 pembatalan tiket per hari,” kata Juru bicara KAI, Yuskal Setiawan, seraya menambahkan sebanyak 44 persen pembatalan dilakukan melalui aplikasi KAI dan sisanya dengan sistem manual di loket-loket stasiun.
KAI memberikan pengembalian dana 100 persen untuk setiap tiket yang dibatalkan sejak periode 23 Maret hingga 15 April 2020. Hal tersebut untuk mengantisipasi lonjakan penumpang saat mudik Lebaran nanti.
Yuskal mencatat, calon penumpang yang paling banyak membatalkan perjalannya berasal dari Stasiun Pasar Senen (kelas ekonomi) dengan total pembatalan mencapai 18.137 tiket, disusul Gambir (eksekutif dan bisnis) dengan 12.874 tiket, dan Stasiun Bekasi dengan 8.979 tiket.
Berbeda dengan kebijakan PT KAI, sejumlah maskapai dalam negeri belum mengumumkan kebijakan pengembalian dana 100 persen untuk setiap tiket yang dibatalkan pun pengurangan frekuensi penerbangan.
Juru bicara Lion Air Mandala Prihantoro mengaku seluruh maskapai di bawah bendera Lion Group masih memantau perkembangan dari pemerintah terkait mudik Lebaran 2020.
"Lion Air Group akan terus dan masih memantau perkembangan hari per hari atau daily basis dari situasi terkini. Terkait dengan kebijakan strategis menghadapi situasi kondisi yang terjadi (seperti larangan mudik) masih dibahas oleh manajemen internal,” kata Danang.
Sementara itu, maskapai Garuda Indonesia memberikan keleluasaan bagi para calon penumpangnya untuk mengubah jadwal penerbangan ke semua tujuan, kecuali Timur Tengah dan Afrika, tanpa harus menambah biaya.
Kebijakan berlaku untuk seluruh tiket yang dibeli sebelum 15 Maret 2020 dengan tanggal penerbangan dimulai 24 Januari 2020 hingga 31 Mei 2020.
Pasokan Ramadan aman
Perum Bulog memastikan pasokan beras untuk Ramadan dan Lebaran 2020 akan mencukupi di tengah beragam kondisi yang tidak terduga.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengaku pihaknya telah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajarannya untuk menyiapkan stok beras dan kebutuhan pangan lainnya.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, Bulog menjamin kebutuhan beras dan pangan lainnya walau ada lonjakan permintaan yang muncul tiba-tiba,” kata Buwas, sapaan Budi.
Bulog mencatat saat ini stok beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia mencapai 1,4 juta ton dari total kapasitas 3,8 juta ton. Stok tersebut diklaim akan terus bertambah lantaran dalam waktu dekat musim panen akan tiba.