Angka Harian COVID-19 Kembali Tembus Rekor

Pemerintah melaporkan penambahan 3.963 kasus baru pada Rabu.
Tia Asmara
2020.09.16
Jakarta
200916_ID_Covid_1000.jpg Petugas di Tangerang, Jawa Barat, mengenakan pakaian pocong melakukan kampanye kesadaran pencegahan COVID-19, pandemi yang telah merenggut lebih dari 9.000 orang di Indonesia, 16 September 2020.
AP

Angka harian COVID-19 kembali menembus rekor baru dengan penambahan hampir 4.000 kasus, sementara Pemda DKI mengumumkan bahwa Sekretaris Daerah Saefullah meninggal dunia pada Rabu (16/9) setelah dirawat karena terinfeksi virus corona.

Satuan tugas penanganan COVID-19 pemerintah melaporkan penambahan 3.963 kasus baru pada Rabu, menjadikan total kasus positif yang terkonfirmasi berjumlah 228.993. Sementara angka kematian bertambah 135, sehingga korban jiwa secara nasional mencapai 9.100 orang.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) setelah dirawat beberapa hari karena virus corona, kata Gubernur Anies Baswedan.

“Hari ini DKI kehilangan salah satu putra terbaiknya. Saya berharap kepada seluruh masyarakat Jakarta. Jadikan ini semua sebagai pelajaran,” kata Anies saat upacara pelepasan jenazah di kantor Balaikota.

“Kondisinya memang mengkhawatirkan dalam artian sesungguhnya," ujar Anies.

Ia mengatakan, kematian akibat COVID-19 tidak bisa dipandang sebagai angka statistik saja dan meminta masyarakat untuk disiplin memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan secara rutin.

“COVID-19 ini nyata dan resikonya besar. Dan ini adalah contoh nyata dari resiko terburuk bila terpapar COVID-19. Dan yang terpapar adalah saudara kita sendiri," ujar dia.

Anies juga membenarkan kalau beberapa pegawai Pemda DKI terinfeksi COVID 19.

Jakarta merupakan provinsi dengan kasus positif terbanyak. Per hari ini Rabu, Jakarta mencatat penambahan sebesar 1.294 sehingga kasus kumulatif di Jakarta mencapai 57.469, sedangkan jumlah kematian berjumlah 1.481.

Tutup tiga hari

Anies menambahkan pihaknya akan menutup Gedung Blok G Balai Kota selama tiga hari dan melakukan desinfeksi sebagai langkah pencegahan penularan COVID-19.

"Tadi pagi juga ditemukan ada dua orang pejabat, salah satunya pejabat eselon II yang terpapar positif dan ada beberapa yang sedang menunggu hasil sore ini," kata Anies.

Anies juga mengonfirmasi bahwa Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto merupakan salah satu pejabat ibu kota yang terbukti positif COVID-19

Pejabat lain

Sejumlah tokoh masyarakat juga terkonfirmasi positif COVID-19. Mantan Wakil Menteri Luar Negeri dan duta besar untuk Amerika Serikat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Dino Patti Djalal, sedang menjalani perawatan di RSPAD setelah terkonfirmasi positif virus COVID-19.

“Benar Bapak sedang dirawat di ICU [unit perawatan intensif] RSPAD, hari ini baru keluar hasil PCR test dan beliau positif COVID-19. Mohon doanya untuk kesembuhan beliau,” ujar Executive Secretary Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Mohamad Irfan kepada BenarNews melalui pesan singkat.

FPCI merupakan organisasi yang didirikan oleh Dino.

Selain Dino, beberapa pejabat lainnya juga dikabarkan mengidap COVID-19 seperti Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo dan Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Aryo Hanggono.

Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengatakan Edhy dalam pemulihan dan membantah berita yang mengatakan dia masuk ICU.

"Enggak (di ICU), sudah sehat. Sebetulnya bukannya dia (yang masuk ruang ICU), ada eselon I lagi. Kalau dia sudah (sehat)," papar Sudin seperti dikutip Detik.com.

Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, penularan COVID-19 di kalangan pejabat diduga karena mobilitas kegiatan yang sangat tinggi.

“Sangat sulit ditelusuri kontak tracingnya bagi pejabat publik yang bertemu dengan banyak orang, sehingga penularan semakin meluas, apalagi jika yang terpapar itu OTG (orang tanpa gejala,” ujar dia kepada BenarNews.

“Akan terus ada klas baru jika kontak tracing tidak tuntas dilaksanakan,” ujar dia.

Pada Senin, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan bahwa ketimpangan kapasitas tes antar daerah harus diperkecil.

“Jangan sampai ada yang sudah terlalu tinggi tapi ada provinsi-provinsi yang lain yang masih jauh di bawahnya,” ujar Presiden dalam rapat terbatas membahas pandemic di Istana Merdeka.

Dia mengatakan tes di Jakarta sudah mencapai 324.000, sementara sementara provinsi-provinsi yang lain ada yang masih di bawah 100.000.

Presiden mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan memerlukan pemahaman yang tepat mengenai penyebaran virus corona, sehingga tidak bisa dibandingkan dengan negara lain yang bukan kepulauan.

“Oleh sebab itu, saya minta ini kepada Menteri Kesehatan dan Komite Satgas untuk fokus dalam penanganan ini sehingga hasilnya setiap minggu bisa kelihatan angka-angkanya,” ujarnya.

Jokowi mengatakan Indonesia punya waktu sampai akhir September untuk meningkatkan daya ungkit ekonomi, daya beli masyarakat, dan konsumsi rumah tangga untuk kuartal III.

“Oleh sebab itu, saya minta seluruh program insentif yang sifatnya cash transfer agar benar-benar diperhatikan, dipercepat,” ujarnya.

Jokowi pekan ini menugaskan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Panjaitan dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo bekerja sama dengan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk menangani peningkatan kasus COVID-19 di sembilan provinsi dengan kasus tertinggi dalam dua minggu ke depan. Kesembilan provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Bali.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.