Densus 88 Tangkap Lagi Sejumlah Terduga Teroris

Lebih dari 100 terduga teroris ditangkap sejak kerusuhan di Mako Brimob bulan Mei lalu.
Arie Firdaus
2018.07.10
Jakarta
180710_ID_Terrorraid_1000.jpg Densus 88 melakukan penggerebekan terduga teroris di Tangerang pada 16 Mei 2018 beberapa hari setelah terjadinya sejumlah aksi bom bunuh diri di Surabaya.
AFP

Tim Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 Mabes Polri pada Selasa mengatakan telah menangkap sejumlah terduga teroris di beberapa daerah di Indonesia dalam operasi yang dilancarkan sejak Minggu, 8 Juli 2018.

Namun kepolisian masih enggan merinci identitas dan afiliasi kelompok para terduga tersebut.

"Masih didalami. Nanti akan dikabarkan," tutur Kepala Bagian Penerangan Satuan Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Yusri Yunus ketika dikonfirmasi BeritaBenar, Selasa, 10 Juli 2018.

"Tapi memang ada beberapa yang diamankan."

Tak jauh berbeda informasi diberikan atasan Yusri, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Muhammad Iqbal, yang membenarkan penangkapan dilakukan tim Densus 88 di beberapa tempat.

"Ada beberapa kelompok lama dan baru," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri itu kepada wartawan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Informasi lebih terang diberikan pengamat terorisme dari Pusat Kajian Radikalisme dan Deradikalisasi (PAKAR) Adhe Bhakti, yang menyebutkan setidaknya 26 orang diamankan Densus dari rangkaian penangkapan kali ini.

"Info awal begitu (26 orang)," katanya kepada BeritaBenar.

"Mereka merupakan anggota beberapa jaringan kelompok radikal terorisme. Ada ‘orang lama’, ada juga ‘orang baru’."

Namun Adhe tak merinci siapa saja yang dimaksud "orang lama" dalam penangkapan itu. Serta rencana teror yang masing-masing terduga persiapkan.

"Untuk keterlibatan mereka, kita tunggu perkembangan penyelidikan dari Polri," katanya.

Beberapa penangkapan

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dalam berbagai sumber, penangkapan terjadi antara lain di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta pada Minggu. Seseorang berinsial S yang disebut bekerja sebagai petugas keamanan dan guru beladiri ditangkap Densus 88.

Dalam penggeledahan di kediamannya di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa jam usai penangkapan, aparat kemudian menyita puluhan anak panah, sejumlah replika senjata api, dan mortir.

Istri S yang berinisial Y mengatakan bahwa anak panah yang tersimpan di rumahnya itu karena suaminya hobi olahraga memanah. Sedangkan senjata mainan adalah mainan anak mereka saat masih kecil.

"Aku enggak tahu, aku pulang kerja tahu-tahu sampai rumah berantakan gitu ya. Semua barang dikeluarin, aku kaget. Densus nanya-nanya, ya sudah aku jawab saja seadanya," ujar Y seperti dikutip dari laman Kompas.com.

Keesokan hari, lima orang kembali diamankan di daerah Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Menurut Ketua Rukun Warga (RW) tempat tinggal para terduga, mereka yang ditangkap itu berinisial LM (30), SP (50), Soni (30), Roy Martin (40), dan Ruki (40).

Salah seorang dari mereka yaitu LM sehari-hari bekerja sebagai penjual mie ayam, kata para tetangganya.

Beberapa jam berselang, penangkapan lain dilakukan terhadap seorang pria berinisial AS di daerah Harapan Baru, Bekasi, Jawa Barat. Ia diamankan bersama istri dan keempat anaknya saat hendak berangkat ke pasar, tak jauh dari kediaman.

Selain itu, dua pria ditangkap dalam penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Senin.

Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita empat telepon genggam dan sebuah pisau lipat, kata sumber aparat keamanan.

Menjaga keamanan

Dengan adanya rangkaian penangkapan kali ini, maka lebih 160 orang telah diamankan tim Densus 88 sejak insiden kerusuhan terjadi di Markas Komando Brimob Kepala Dua Depok yang menewaskan lima polisi pada 8 Mei lalu.

Dalam pernyataan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Rabu pekan lalu, Kepala Polri (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menyebut sudah 121 orang diamankan, dan 17 lainnya tewas ditembak karena melawan petugas saat hendak ditangkap.

Terkait penangkapan para terduga teroris yang terjadi akhir-akhir ini, Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komisaris Jenderal (Komjen) Syafruddin kepada wartawan di Mabes Polri, Selasa, menyatakan bahwa hal itu sebagai upaya menjaga keamanan nasional.

Apalagi Indonesia mulai 18 Agustus mendatang akan menggelar ajang olahraga Asian Games di Jakarta dan Palembang.

"Tapi bukan hanya (demi) Asian Games. Penangkapan akan dilakukan secara komprehensif dan terus menerus," kata Syafruddin.

Dia menambahkan Polri dibantu TNI terus memburu terduga teroris.

“Semua bergerak, bukan hanya Densus. Densus tugasnya sangat spesifik, tapi yang bergerak seluruh kewilayahan satuan fungsi lain, intelijen, Bareskrim semua bergerak,” pungkasnya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.