Life Raft Berhasil Diangkat, Belum Satupun Jenazah Awak Nanggala Ditemukan

Evakuasi reruntuhan kapal selam dan pencarian jenazah direncanakan hingga akhir Mei.
Arie Firdaus
2021.05.18
Jakarta
Life Raft Berhasil Diangkat, Belum Satupun Jenazah Awak Nanggala Ditemukan Sejumlah barang yang ditemukan dan berhasil diangkat saat evakuasi reruntuhan kapal selam Nanggala-402 digelar dalam konferensi pers TNI AL dan Angkatan Laut Cina di Pangkalan TNI Angkatan Laut di Denpasar, Bali, 18 Mei 2021.
AFP

Operasi pengangkatan KRI Nangala-402 yang telah berlangsung selama sekitar dua minggu belum menemukan satu pun jenazah awak kapal selam yang tenggelam di Laut Bali bulan lalu, tetapi berhasil mengangkat dua perahu karet (life raft) dari kapal tersebut ke permukaan pada Selasa (18/5).

Pengangkatan alat keselamatan kapal selam dengan bobot masing-masing sekitar 700 kilogram tersebut dari kedalaman sekitar 838 meter dilakukan oleh kapal riset Tan Suo Er Hao milik Akademi Ilmu Pengetahuan Cina yang merupakan bagian dari tim kerjasama TNI AL dan Angkatan Laut Cina, kata Panglima Komando Armada II Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto.

"Posisinya (life raft) sekarang sudah kami simpan dengan baik, sebagai bukti bahwa kapal-kapal dari negara sahabat sudah melaksanakan tugasnya," kata Iwan dalam keterangan pers virtual.

Life raft atau perahu karet yang dibawa di kapal selam untuk evakuasi darurat awak kapal jika terjadi kecelakaan itu ditemukan dalam keadaan tertimbun lumpur oleh kapal Tan Suo Er Hao, ujarnya.

Namun demikian tim pengangkatan kapal selam ini tidak menemukan dan belum bisa memastikan keberadaan jenazah ke-53 awak di kapal tersebut.

Iwan mengatakan para awak kapal kemungkinan berada di badan tekan kapal (pressure hull) yang hingga kini belum diketahui keberadaannya dan diduga tertimbun lumpur kawah di perairan Bali Utara.

TNI Angkatan Laut beserta militer Cina hanya menemukan lokasi bagian anjungan, haluan, dan buritan KRI Nanggala-402, namun tida badan tekan kapal.

”Apakah personelnya di sana (pressure hull)? Dengan tidak ada temuan personelnya, maka kemungkinan itu ada di sana,” kata Iwan dalam konferensi pers tersebut.

Iwan memperkirakan pressure hull berada di kawah bawah laut berdiameter 38 meter dengan kedalaman 10-15 meter yang terletak tak jauh dari titik penemuan anjungan, haluan, dan buritan.

Bagian anjungan, haluan, dan buritan didapati terserak tak jauh dari kawah bawah laut di utara perairan Bali. Haluan dan anjungan berjarak sekitar 107 meter, sementara buritan dan anjungan terpisah 36 meter.

Dalam proses evakuasi, tim TNI Angkatan Laut dan militer Cina sempat pula berupaya mengevakuasi anjungan Nanggala-402, tapi gagal akibat beban terlalu berat yang membuat tali pengangkat putus.

"Mereka memperkirakan berat anjungan kurang lebih 18 ton. Diangkat dengan sling, tapi ternyata tidak mampu. Putus, sehingga mereka mengalkulasi ulang," kata Iwan.

Rumit

Atase Pertahanan Kedutaan Besar Cina untuk Indonesia Kolonel Senior Chen Yongjing dalam kesempatan sama mengatakan pihak Angkatan Laut Cina setidaknya telah 13 kali melakukan operasi bawah laut sepanjang proses evakuasi.

Setiap barang, bagian kapal selam, dan foto serta video hasil penyelaman pun, lanjut Chen, telah diserahkan sepenuhnya kepada Angkatan Laut Indonesia.

"Kami akan berupaya penuh melaksanakan pengangkatan berdasarkan kemampuan kapal-kapal kami," kata Chen.

"Sebagaimana kita ketahui, pengangkatan bawah laut yang sangat dalam memang masalah rumit di seluruh dunia."

Tak lama usai Nanggala-402 dinyatakan tenggelam, Pemerintah Cina langsung menawarkan bantuan pencarian serta evakuasi melalui Duta Besar Cina di Indonesia kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Tiga kapal Cina kini terlibat dalam proses evakuasi Nanggala-402. Selain Tan Suo Er Hao, Pemerintah Cina juga mengutus kapal PRC Navy Ocean Salvage and Rescue Yong Xing Dao-863 dan PRC Navy Ship Ocean Tug Nantuo-185 dan sampai di perairan Bali pada 2 Mei 2021.

Kapal PRC Navy Ocean Salvage and Rescue Yong Xing Dao-863 memiliki panjang 156 meter, lebar 21 meter, dan tinggi 7,5 meter. Sementara PRC Navy Ship Ocean Tug Nantuo-185 memiliki panjang 119 meter, lebar 16 meter, dan tinggi 6,5 meter. 

Selain Cina, lima negara lain sempat terlibat dalam pencarian dan evakuasi KRI Nanggala-402 adalah Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Australia, dan India. Namun belakangan hanya Cina yang masih bertahan dan membantu evakuasi Naggala-402 sampai sekarang.

Dilanjutkan Iwan Isnurwanto, pencarian dan evakuasi KRI Nanggala-402 akan berlangsung hingga akhir Mei, dengan prioritas pengangkatan adalah bagian buritan, anjungan, dan pressure hull.

"Untuk pengangkatan sail section (haluan)  dan stern section (buritan) kurang lebih 2-3 hari ditambah dengan tiga hari cadangan atau lima hari," papar Iwan.

"Kami berusaha semaksimal mungkin tugas operasi dalam waktu singkat ini akan dilakukan sebaik-baiknya sebagaimana diharapkan pimpinan dan keluarga."

Kapal selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak saat latihan penembakan torpedo di perairan utara Bali pada 21 April  dan dinyatakan tenggelam empat hari setelahnya. Keseluruhan 53 awaknya dinyatakan meninggal dunia.

Nanggala-402 dibuat oleh perusahaan Jerman, Howaldtswerke-Deutsche Werft pada tahun 1977 dan mulai digunakan oleh TNI AL pada 1981. Pada periode 2009 hingga 2012, KRI Nanggala menjalani pemeliharaan menyeluruh di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering di Korea Selatan.

TNI mengatakan bahwa kapal selam tersebut dalam keadaan layak digunakan dalam pelatihan militer yang rencananya akan diadakan pada 22 April, namun kapal tersebut kehilangan kontak sehari sebelumnya.

Dengan tenggelamnya KRI Nanggala-402, Indonesia kini hanya mempunyai empat kapal selam yang dioperasikan oleh TNI AL.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.