PAN Pecah Koalisi dengan Jokowi, Asman Mundur dari Menteri
2018.08.14
Jakarta

Setahun menjelang berakhir masa jabatan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Asman Abnur mengundurkan diri dari Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Keputusan itu diambil Asman, tak lama usai kepastian perbedaan langkah politik yang ditempuh Partai Amanat Nasional (PAN) – organisasi poltik tempatnya bernaung.
Bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, dan Partai Gerindra, PAN mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai kandidat presiden dan wakil presiden, bersaing dengan Jokowi pada pemilihan presiden (Pilpres) 17 April 2019.
"Betul. Pak Asman sudah menyatakan mengundurkan diri sebagai menteri kabinet Presiden Jokowi," kata Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mulyadi kepada BeritaBenar, mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut, Selasa, 14 Agustus 2018.
Pengunduran diri itu, terang Viva, disampaikan Asman kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Terkait alasannya, Viva Yoga tidak menepis saat ditanya bahwa Asman mundur karena sikap politik PAN yang kini telah berbeda kubu dengan pemerintah.
"Saya rasa sesuai dengan etika politik. Tapi untuk teknisnya, biar nanti disampaikan langsung oleh Pak Asman," imbuh Viva.
BeritaBenar mencoba menghubungi Asman terkait kabar ini, namun telepon dan pesan singkat tak beroleh balasan.
Tapi di laman Kompas.com, Asman telah mengonfirmasi pengunduran dirinya, kendati tak menyinggung langsung soal perbedaan sikap politik.
Menurutnya, dia mundur karena ingin berkonsentrasi menghadapi pemilihan anggota legislatif yang digelar serentak dengan pilpres.
Ia memang didaftarkan PAN sebagai salah seorang calon anggota legislatif lewat daerah pemilihan Kepulauan Riau.
"Saya kan disuruh partai nyaleg," ujar Asman. "Tentu saya harus berpikir jangan sampai saya menjadi beban pemerintah, beban presiden."
‘Tak Elok’
Sinyalemen pencopotan Asman dari Menteri PAN-RB mulai berhembus Senin ketika Sekretaris Kabinet Pramono Anung tiba-tiba menyinggung soal reshuffle di hadapan wartawan.
"Tidak ada yang nanya reshuffle nih?" ujar Pramono ketika itu.
Tak lama, kabar pun berhembus kian kencang. Hingga akhirnya Pramono pada Selasa pagi memastikan bahwa Asman bakal diganti.
"Memang seyogyanya setelah koalisi tergambar dengan jelas, siapapun menteri yang tidak berada dalam koalisi yang mendukung pemerintah, berhenti," ujar Pramono kepada wartawan.
"Tidak elok kalau kemudian beliau ada di pemerintahan."
Hal sama disampaikan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Jokowi, Arsul Sani, yang mendukung pengunduran Asman dari kabinet pemerintahan Jokowi. Langkah itu, kata Asrul, memang semestinya ditempuh Asman.
"Kalau sudah menyatakan diri di luar pemerintahan, ya, memang harus mengundurkan diri," kata Arsul yang juga Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kepada BeritaBenar.
"Jangan menunggu diganti."
Arsul pun percaya kinerja pemerintah tidak akan terganggu meskipun seorang menteri telah meninggalkan posnya. Ia mengatakan, posisi Asman akan dapat diganti oleh orang lain yang berkompetensi bagus.
Lantas, apakah partai-partai koalisi telah menyorongkan nama kepada Jokowi sebagai pengganti Asman? Arsul mengatakan: “Itu hak presiden.”
Tergolong terlambat
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai keputusan mundur Asman tergolong terlambat mengingat PAN telah berseberangan dengan pemerintah sejak lama.
"Karena PAN itu terlihat setengah hati berkoalisi dengan Jokowi," kata Ray.
"Jadi seharusnya ia (Asman) sudah ditarik oleh PAN, atau dikeluarkan Jokowi sejak lama."
Komentar serupa disampaikan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego, yang menyebut Asman semestinya sudah sejak lama meninggalkan kabinet.
"Sudah terlambat sebenarnya karena PAN selama ini kerap berbeda pandangan dengan partai anggota koalisi Jokowi yang lain," katanya.
Hubungan PAN dan pemerintahan Jokowi memang pasang surut sejak Pilpres 2014. Ketika itu, PAN yang menyorongkan calon wakil presiden Hatta Rajasa, berkoalisi dengan Prabowo Subianto.
Setelah kalah dalam pemilihan, partai berlambang matahari putih itu kemudian menjadi oposisi.
Tapi sekitar setahun berselang, mereka merapat ke pemerintah dan beroleh jabatan menteri di kabinet.