AS beri dana hibah Rp39 miliar untuk bangun IKN

Pengamat sebut dukungan AS itu untuk imbangi pengaruh China di Indonesia.
Tria Dianti dan Arie Firdaus
2024.03.07
Jakarta
AS beri dana hibah Rp39 miliar untuk bangun IKN Dalam foto yang diambil dari akun Instagram @Jokowi yang diunggah pada 29 Februari 2024 ini, Presiden Joko “Jokowi” Widodo (kedua dari kanan) meninjau lapangan upacara berikut Istana Presiden di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
Muchlis Jr-Biro Pers Sekretariat Presiden/via instagram @jokowi

Amerika Serikat pada Kamis (7/3) mengumumkan hibah sebesar Rp39 miliar ($2,49) juta untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menjadi kota pintar dan berkelanjutan, menandai partisipasi pertama negara adidaya itu dalam proyek relokasi ibu kota baru dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Sementara itu, laporan media minggu ini mencatat bahwa China adalah salah satu dari sejumlah negara dengan potensi investari asing terbesar dalam proyek IKN, dimana pejabat Indonesia mengatakan pada Kamis bahwa sebuah konsorsium Tiongkok akan membangun proyek perumahan di IKN.

Hibah dari AS itu akan mendukung pembangunan infrastruktur prioritas IKN seperti sistem transportasi, energi, air dan pengelolaan limbah, kata Enoh T. Ebong, direktur Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) dalam kunjungannya di Jakarta.

“Dana ini akan digunakan untuk bantuan teknis guna mengembangkan desain rinci, spesifikasi teknis, dokumentasi pengadaan dan strategi peningkatan kapasitas dalam mendukung pengembangan infrastruktur prioritas kota pintar Nusantara,” kata Ebong.

“USTDA hadir untuk mendukung upaya Indonesia membangun ibu kota baru kelas dunia, sebuah upaya menantang yang juga menciptakan banyak peluang kerja sama,” tambah Ebong dalam sebuah forum bisnis di Jakarta.

Forum tersebut mempertemukan 200 pejabat pemerintah dan pemimpin bisnis dari dalam negeri dan AS untuk menjajaki kolaborasi dalam proyek IKN.

Ebong akan mengunjungi Kalimantan Timur pada Jumat (8/3) untuk melihat langsung dan mensosialisasikan program di masa depan untuk mengembangkan IKN.

Mega proyek yang menelan biaya sekitar Rp 466 triliun tersebut melibatkan pembangunan dari awal di atas lahan seluas 256.000 hektar di Kabupaten Penajam Paser Utara, yang terletak di antara kota Balikpapan dan Samarinda.

Menurut Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, pembangunan infrastruktur dasar IKN seperti jalan, bendungan, jembatan, dan gedung pemerintahan telah berlangsung sejak tahun 2021.

Pemerintah mengatakan progres pembangunannya sudah mencapai 62,65 persen dan dijadwalkan selesai akhir tahun ini.

Pemerintah berharap untuk mulai memindahkan sekitar 1.800 pegawai negeri sipil ke kota baru tersebut pada Agustus tahun ini, dua bulan sebelum masa jabatan Presiden Joko “Jokowi” Widodo berakhir pada 20 Oktober.

Bambang mengatakan IKN ditargetkan akan menjadi ibu kota yang pintar, tangguh, inklusif dan berkelanjutan sehingga membutuhkan dukungan baik dalam bentuk investasi, pengetahuan dan jaringan.

“Bukan hanya dari jaringan akademisi yang kaya pengetahuan tapi juga pemasok. Amerika Serikat juara dalam hal ini,” kata Bambang.

Agung Wicaksono, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN menyampaikan bahwa investasi smart city bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang membentuk kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan termasuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitarnya.

Beberapa paket yang ditawarkan antara lain meliputi pusat kontrol komando terpadu, pusat data, dan stasiun pengisian kendaraan listrik umum.

Agung menyebutkan hingga kini setidaknya ada tiga investor asing yang siap berinvestasi di IKN, khususnya pada sektor properti. Salah satunya, kata dia, konsorsium China dan Malaysia yang menggarap proyek hunian tahun ini. 

“Yang pertama dari konsorsium China bermitra dengan perusahaan lokal di Nusantara, sementara dua lainnya dari Malaysia,” kata Agung kepada BenarNews.

Mereka akan membangun proyek hunian vertikal di IKN dengan nilai investasi sekitar Rp40 triliun, kata Agung.

Sementara itu, Singapore, Jepang, Malaysia dan China disebut sebagai empat negara yang telah memperlihatkan ketertarikan mereka untuk berinvestasi di IKN, menurut Voice of Amerika, mengutip Badan Otorita IKN.

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping juga mengungkapkan sejumlah komitmen berinvestasi dalam pembangunan kota pintar di IKN dengan menandatangani sejumlah nota kesepahaman.

Agung mengatakan kepada BenarNews bahwa Kementerian Keuangan sedang mengkaji studi kelayakan proyek investasi mereka, bernilai sekitar 40 triliun rupiah.

Sementara itu, UTSDA menyatakan telah melakukan pelatihan lokakarya untuk pejabat Indonesia tentang praktik terbaik dalam manajemen proyek dan pengadaan barang dan jasa internasional.

Mereka mengundang delegasi pejabat pengadaan Indonesia ke AS pada bulan Februari untuk berbagi informasi dan mempelajari model inovatif pengelolaan kota.

Direktur Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) Enoh T. Ebong dan Ketua Otoritas Ibu Kota Nasional Nusantara Bambang Susantono dalam konferensi pers di Jakarta pada 7 Maret 2024. [Foto: id.usembassy.gov]
Direktur Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) Enoh T. Ebong dan Ketua Otoritas Ibu Kota Nasional Nusantara Bambang Susantono dalam konferensi pers di Jakarta pada 7 Maret 2024. [Foto: id.usembassy.gov]

Seimbangkan dominasi China

Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi di The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho, mengatakan investasi Amerika itu untuk mengimbangi kekuatan dan dominasi negara tertentu.

“Ada baiknya investasi itu tidak dikuasai satu negara besar yaitu China. Oleh karena itu negara seperti AS, kita berharap invest juga di IKN,”kata Andry, “saat ini kan cukup masif kalau kita bandingkan investasi dari AS,” tambah dia.

Selain itu, kata dia, investor saat ini juga sudah bisa membaca kondisi politik di Indonesia, terutama setelah bebrakhirnya Pemilu 2024 berakhir.

“Investor sudah mulai bisa membaca arah akan ke mana. Tapi tentu investor masih melihat kebijakan yang akan dievaluasi, apa yang tidak dilanjutkan, apa regulasi yang akan dilanjutkan,” kata dia

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy mengakui tak mudah mengajak investor asing untuk berinvestasi di dalam proyek yang masih punya risiko.

“Beberapa risiko yang kemudian bisa muncul misalnya terkait prospek bagaimana IKN bisa mendorong pertumbuhan ekonomi baik itu di IKN maupun di daerah-daerah sekitarnya,” kata dia.

Sebaliknya, pakar perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriyatna mengatakan target penyelesaian IKN 2045 sulit diwujudkan.

“Masih jauh tidak masuk akal. Untuk sekarang, konteksnya menghidupkan dulu saja kotanya. Maka yang dibangun pertama adalah angkutan jalan dulu, bis listrik, atau jalan tol. Jangan sampai IKN itu menerapkan teknologi megah tapi berhutang,“ kata dia.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.