Kemhan: Indonesia belum teken kontrak beli senjata Rusia

Media Rusia melaporkan minggu lalu bahwa Indonesia berminat untuk beli senjata.
Staf RFA dan BenarNews
2024.11.27
Kemhan: Indonesia belum teken kontrak beli senjata Rusia Personel TNI Angkatan Laut berbaris saat perayaan HUT TNI ke-79 di Monumen Nasional di Jakarta, Indonesia, 5 Oktober 2024.
Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters

Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Indonesia belum menandatangani dokumen baru untuk membeli senjata dari Rusia.

Pernyataan ini dikeluarkan menyusul laporan media Rusia minggu lalu yang mengatakan bahwa Jakarta telah mengajukan permintaan resmi untuk membeli senjata dan peralatan militer dari Rusia selama periode 2025-2030 dan bahwa permintaan tersebut sedang dievaluasi.

Kemhan tidak membantah laporan tersebut secara langsung, namun mengatakan bahwa pihaknya "belum secara resmi mengajukan rencana untuk menandatangani Nota Kesepahaman mengenai pembelian senjata atau kerja sama industri pertahanan baru dengan Rusia." Nota Kesepahaman, atau Memorandum Kesepahaman, adalah dokumen yang menetapkan maksud dan tujuan kedua belah pihak.

"Setiap kerja sama di masa yang akan datang akan selalu mempertimbangkan kepentingan nasional Indonesia, baik dari perspektif kebutuhan operasional maupun dalam hal pengembangan industri pertahanan nasional," ujar Kemhan dalam pernyataan yang dikirim ke BenarNews, afiliasi Radio Free Asia.

Pernyataan tersebut menegaskan kembali bahwa Rusia adalah salah satu mitra strategis Indonesia di sektor pertahanan, khususnya dalam penyediaan peralatan pertahanan dan keamanan yang digunakan oleh angkatan bersenjata Indonesia, namun menambahkan juga bahwa Indonesia terbuka terhadap kerja sama pertahanan dengan berbagai negara, “selama kerja sama tersebut mematuhi prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan penghormatan terhadap kedaulatan negara.”

Indonesia mulai menerima senjata dan peralatan militer dari Uni Soviet pada tahun 1958. Dari tahun 1992 hingga 2018, Rusia mengirimkan senjata senilai lebih dari US$2,5 miliar ke Indonesia, termasuk kapal pengangkut personel lapis baja, senapan serbu, pesawat terbang, dan sistem persenjataan serta perangkat keras militer lainnya.

877f01a3-167a-4db4-b929-2dc78a68f07e.png
Jet tempur Sukhoi Angkatan Udara Indonesia terlihat terbang melintas saat perayaan HUT ke-72 TNI, di Cilegon, Banten, Indonesia, 5 Oktober 2017. [Beawiharta/Reuters]

Dalam pernyataannya, Kemhan juga menekankan pentingnya kerja sama yang melibatkan transfer teknologi untuk meningkatkan kemandirian industri pertahanan Indonesia.

Seiring dengan meningkatnya sengketa wilayah dan tantangan geopolitik lainnya di kawasan tersebut, sektor pertahanan Indonesia terus berkembang, dengan perdagangan senjata diperkirakan mencapai US$9,25 miliar pada tahun 2024, dan mencapai $10,66 miliar pada tahun 2029, menurut laporan perusahaan intelijen India, Mordor Intelligence

Menurut laporan Mordor, perusahaan pertahanan Indonesia "terus mengembangkan keahlian mereka di berbagai sektor pertahanan, termasuk kendaraan darat, senjata, rudal, dan kendaraan udara tak berawak, dengan rencana untuk mengembangkan sistem yang lebih kompleks di masa depan."

Belum lama ini, Indoneasia mengirim kepada militer Kamboja bantuan militer senilai $500.000, yang termasuk 150 senapan SS2-V5 A1, 20 pistol elite G2, 500.000 peluru M16 dan 500.000 peluru pistol.

Pizaro Gozali Idrus di Jakarta berkontribusi pada laporan ini.

BenarNews adalah organisasi berita daring yang berafiliasi dengan RFA.

Editor: Mike Firn

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.