Penyakit gagal ginjal akut misterius, lebih dari 70 anak meninggal di Indonesia

Epidemiolog meminta pemerintah untuk menetapkan kejadian luar biasa (KLB) mengingat korban terus meningkat.
Pizaro Gozali Idrus
2022.10.17
Jakarta
Penyakit gagal ginjal akut misterius, lebih dari 70 anak meninggal di Indonesia Seorang relawan mengukur tinggi seorang balita saat melakukan pemeriksaan kesehatan rutin di sebuah Posyandu di Banda Aceh pada 2 Agustus 2022.
[Chaideer Mahyuddin/AFP]

Kementerian Kesehatan pada Senin (17/10) melaporkan 155 kasus gangguan ginjal akut misterius menyerang anak di 16 provinsi, 74 pasien di antaranya meninggal dunia.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan pasien meninggal berusia antara 1 hingga 5 tahun.

“Kematian hampir 50%. Karena kita tidak mengetahui penyebabnya, sehingga belum ditemukan intervensi yang tepat,” kata Nadia saat dihubungi BenarNews.

Nadia mengatakan gejala gagal ginjal akut misterius antara lain mual, muntah, diare, dan demam.

“Apalagi air seni semakin sedikit, serta anak tidak bisa pipis, mulai mengantuk dan turun kesadaran,” kata Nadia, seraya menyarankan agar anak segera dibawa ke dokter. 

Dia mengimbau agar anak tidak jajan sembarangan dan hanya mengonsumsi makanan yang sehat.

Nadia juga meminta masyarakat tidak perlu panik dan tetap waspada dengan upaya pencegahan dan deteksi dini.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jakarta menjadi wilayah tertinggi dalam kasus ini, disusul Jawa Barat, Sumatra Barat, Aceh, Bali dan Yogyakarta.

Penyebab belum diketahui

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Lies Dina Liastuti mengakui pihaknya masih meneliti penyebab pasti dari penyakit ini, yang hasilnya masih belum rampung.

“Iya sampai sekarang belum ketahuan (penyebabnya). Akan diberi info setelah data lengkap. (Kami) masih koordinasi,” ucap dia kepada BenarNews.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril mengatakan kementeriannya bekerja sama dengan WHO, yang sedang melakukan penelitian di Gambia, untuk mengidentifikasi adakah kesamaan dengan kasus di Indonesia.

“Kalau di Gambia memang sudah dinyatakan oleh WHO bahwa penyebabnya adalah obat batuk yang diimpor dari India. Tapi di Indonesia obat itu tidak masuk, sehingga kita sekarang sedang melakukan penelitian penyebab pasti kematian gagal ginjal akut ini,” ujar Syahril kepada BenarNews.

Syahril juga menyampaikan gangguan ini tidak memiliki kaitan dengan Covid-19 atau vaksinasi yang sedang berlangsung.

“Kami sudah melakukan penelitian dari para pasien gangguan ginjal akut misterius yang hasilnya tidak ada hubungan dengan Covid-19 atau long Covid-19,” ucap dia.

Syahril mengatakan kasus gagal ginjal akut misterius mulai meningkat di Indonesia sejak Agustus, dengan 36 kasus, namun Kementerian Kesehatan sudah mengidentifikasi gangguan ini sejak Januari 2022.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan empat sirop obat batuk asal India, pemicu gangguan ginjal akut di Gambia yang menewaskan 69 anak, tidak terdaftar di Indonesia.

Obat batuk tersebut, kata BPOM, menjadi penyebab gagal ginjal pada anak di Gambia karena mengandung etilen glikol – senyawa organik yang digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan fiber polyester.

Keempat sirop tersebut, yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Keempatnya diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.

"Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk yang ditarik di Gambia tersebut tidak terdaftar di Indonesia dan hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM," tulis BPOM dalam keterangan persnya pada Senin.

Ketua Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso menyampaikan anak-anak penderita penyakit ini sebelumnya sehat dan tidak memiliki penyakit kronis.

"Gangguan ginjal akut progresif yang atipikal pada anak-anak balita yang sebelumnya sehat dan tidak memiliki penyakit kronis maupun kelainan ginjal bawaan sebelumnya," kata Piprim seperti dikutip Kompas.com.

Piprim mengungkapkan penderita gangguan ginjal akut atau acute kidney injury umumnya terjadi lantaran adanya kelainan ginjal maupun bawaan lahir.

Selain itu, kata dia, bisa juga terjadi karena dehidrasi berat, pendarahan berat, atau penderita demam berdarah yang berujung pada berkurangnya air seni atau urine.

Bentuk tim

Kementerian Kesehatan bersama IDAI dan tim dokter RSCM telah membentuk tim untuk menyelidiki kasus gangguan ginjal akut pada anak.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Brian Sri Prahastuti mengatakan Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan aturan dan manajemen klinis gangguan ginjal akut sebagai acuan bagi fasilitas kesehatan jika menemukan anak dengan kasus tersebut di wilayahnya.

"Kami minta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Karena Pemerintah sudah bekerja untuk menyelidiki kasus ini," ucap Brian dalam keterangan persnya pada Senin.

Brian menegaskan peningkatan jumlah kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak tidak boleh disepelekan.

Dia juga mengingatkan para orang tua untuk waspada jika anak-anaknya menunjukkan beberapa gejala awal dari kasus tersebut.

Ahli minta tetapkan KLB

Epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith di Australia, Dicky Budiman, meminta pemerintah untuk menetapkan kejadian luar biasa (KLB) mengingat korban penyakit misterius terus meningkat.

“Kasus ini harus jadi KLB sampai tertangani, karena salah satu definisi KLB adalah satu kejadian yang enggak pernah terjadi sebelumnya, apalagi menyebabkan kematian,” ujar Dicky kepada BenarNews.

Dicky mendesak pemerintah agar segera membentuk tim teknis atau klinis hingga ke tingkat kabupaten dan kota yang memiliki kasus gangguan ginjal akut ini.

“Libatkan profesi lain selain profesi dokter seperti ahli kesehatan masyarakat termasuk juga psikolog. Ini menjadi sangat penting karena kalau bicara menyangkut anak kan dampak psikisnya juga akan cukup serius,” kata dia.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.