Suka Duka Pasukan TNI Penjaga Perbatasan

Gunawan
2017.06.28
Balikpapan
170628-indo-620.jpg Pasukan TNI siap diberangkatkan dari Pelabuhan Semayang di Balikpapan, Kalimantan Timur, Juni 2015, untuk menjaga perbatasan Indonesia dan Malaysia.
Gunawan/BeritaBenar

Pos Komando Taktis Pasukan Perbatasan Indonesia – Malaysia di Nunukan, Kalimantan Utara, jelang petang. Langit mulai menghitam tanda hari terakhir bulan Ramadan sudah tiba.

Alhamdulillah, berbuka puasa hari terakhir Ramadan dengan makanan seadanya,” kata Komandan Pengamanan Perbatasan di Nunukan, Letkol (Inf) Sigit Hengki Purwanto saat dihubungi BeritaBenar dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin, 26 Juni 2017.

Lauk sederhana terhampar di meja dalam tenda yang menjadi Posko Nunukan. Berbagai makanan khas tentara, seperti kemasan kaleng – ada pula opor ayam plus nasi hangat di momen spesial.

Beberapa anggota TNI berinisiatif memasak makanan istimewa menyambut Idul Fitri. Tanpa sanak saudara, mereka bersenda gurau sembari menyantap masakan sederhana. Pistol tersandang di pinggang, petugas piket bersiaga sembari memanggul laras panjang di pundak.

“Kami merayakan Idul Fitri bersama anggota di Pos Komando. Masakan sederhana dan antara anggota sudah seperti keluarga di sini,” papar Sigit.

Momentum Idul Fitri dirayakan personil Batalyon 611 Awang Long Samarinda yang telah lima bulan mengamankan perbatasan Indonesia – Malaysia.

Mereka agak kesulitan menghubungi keluarga sebab kawasan hutan minim transmisi provider telekomunikasi.

“Masih banyak blank area di perbatasan Indonesia – Malaysia. Hanya beberapa wilayah saja ada sinyal telepon,” ungkap Sigit.

Pasukan penjaga perbatasan itu mengamankan wilayah di Nunukan, Malinau dan Kutai Barat. Sepanjang perbatasan, ada sejumlah pos pengamanan yang beranggotakan tujuh personil.

“Mereka di sana bertugas bisa sebulan sebelum digantikan personil lain. Bekal pasukan kami turunkan dengan helikopter,” tutur perwira menengah yang rutin mengecek kesiagaan setiap pos.

Sigit menyadari beratnya tugas yang jauh dari keluarga. Dia meninggalkan istri dan dua anaknya selama bertugas di perbatasan. Demi tugas negara, dia harus berlebaran hanya ditemani pasukan dan warga Nunukan, jauh dari anak dan istri.

“Kami sudah menetapkan diri menjalani profesi tentara, memang tugasnya seperti ini. Jauh dari keluarga sudah biasa,” tutur Sigit, yang juga pernah bertugas meredam konflik di Aceh dan Papua.

Komunikasi melalui telepon menjadi satu-satunya mengusir kerinduan pada keluarga.

“Itupun kalau sempat menemui area yang ada sinyal. Wilayah di sini mayoritas belum ada jaringan telponnya sehingga harus hafal lokasi jaringan yang kuat,” katanya.

Selama Ramadan, Sigit mengaku memerintahkan anggotanya menjalankan ibadah puasa bagi yang beragama Islam.

Sosialisasi bahaya terorisme

Dalam tiap kesempatan, pasukan penjaga perbatasan mensosialisasikan tentang bahaya jaringan teroris, terutama militan yang telah berbaiat pada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Filipina Selatan.

“Kami sosialisasikan pada masyarakat tentang bahaya ISIS demi keutuhan negara kita,” ujar Sigit.

Dia juga menceritakan konflik di Kota Marawi, Filipina Selatan, antara militan Maute dan Abu Sayyaf yang terus digempur pasukan pemerintah Manila.

“Kami ceritakan dengan sebenar-benarnya konflik di Marawi dalam setiap kesempatan kepada warga perbatasan,” paparnya.

Sigit berharap, warga menyadari bahaya ISIS berkedok agama yang menghalalkan segala cara. Dia meminta warga perbatasan proaktif melaporkan ke aparat kalau mengetahui orang asing di wilayahnya.

“Pasukan kami di lapangan terbatas. Bila warga lapor ada orang asing sangat membantu aparat,” tegasnya, yang menambahkan sejauh ini belum ada indikasi masuknya militan dari Filipina Selatan ke Kalimantan Utara.

170628-indo2-620.jpg

Dua petugas memotret kapal-kapal perang yang melakukan patroli bersama di perairan Tarakan, Kalimantan Utara, 19 Juni 2017. (Gunawan/BeritaBenar)

Tingkatkan patroli

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan terdapat 38 warga Indonesia yang ikut berperang di Marawi. Saat ini simpatisan ISIS kian terdesak, dan dikhawatirkan akan melarikan diri melalui jalur tikur ke Malaysia dan Indonesia.

“Data kami ada 38 orang pro ISIS ikut perang di Marawi. Saat mereka terdesak seperti sekarang, ada kemungkinan kabur masuk Indonesia,” katanya kepada wartawan saat peluncuran patroli bersama tiga negara – Indonesia, Malaysia dan Filipina – di Tarakan, Kalimantan Utara, 19 Juni lalu.

“ISIS sudah jadi musuh dunia dan harus dihancurkan. Perlu penanganan transnasional dan terkoordinasi antara masing masing negara. Kita dahului dengan kerjasa terpadu,” tegas Gatot.

Dia telah memerintahkan pasukan di perbatasan untuk bersiaga mengantisipasi pelarian kombatan dari Marawi.

“Kami sudah waspadai penyusupan di Pulau Derawan (Berau) dan Bunyu (Nunukan). Demikian pula beberapa wilayah di Sulawesi Utara dan Maluku,” tegasnya.

Pasukan TNI penjaga perbatasan telah meningkatkan frekwensi patroli menyusul makin memanasnya pertempuran antara tentara Filipina dan militan di Marawi.

“Pasukan kami tiap hari patroli di perbatasan. Ada yang pulang seminggu sekali. Mereka bersenjata tempur untuk mengantisipasi kemungkinan buruk,” ungkap Sigit.

Setiap berpatroli, tambahnya, pimpinan regu membawa foto-foto terduga teroris yang menjadi kombatan di Marawi.

“Kami telah mengantongi foto-foto terduga teroris ini. Tiap tim yang patroli memegang foto-foto dari intelijen,” tuturnya.

Kepala Penerangan Kodam Mulawarman, Kolonel Subagyo memaklumi beratnya tugas tentara yang mengamankan perbatasan karena melaksanakan tugas negara jauh dari keluarga.

“Mau diapakan lagi? Tugas tentara memang seperti itu. Sekarang tinggal masyarakat saja dalam memahami beratnya tugas kami di lapangan,” katanya kepada BeritaBenar.

Namun demikian, Subagyo mensyukuri tunjangan bagi pasukan di perbatasan karena pemerintah menganggarkan dana khusus untuk personil TNI di lapangan dan keluarga yang ditinggalkan.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.