Indonesia, dan negara mayoritas Muslim desak China tekan DK PBB ciptakan gencatan senjata di Gaza

Sejumlah menteri luar negeri negara mayoritas Muslim dan Arab bertemu sejawatnya dari China di Beijing pada Senin (20/11) untuk menggalang dukungan seruan gencatan senjata Israel di Gaza di mana sekitar 13.000 warga Palestina telah tewas, kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi.

Retno juga mengecam apa yang disebutnya sebagai serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menewaskan sedikitnya 12 warga sipil di mana hingga kini Jakarta masih kehilangan kontak dengan tiga relawannya di rumah sakit tersebut.

Delegasi para menlu tersebut berada di Beijing pada perhentian pertamanya dalam rencana kunjungan mereka menghadap kelima perwakilan anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk menekan mereka agar, pada gilirannya, membujuk Israel untuk mengakhiri perang di Gaza, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, Senin.

Serangan udara dan darat Israel terhadap wilayah kantong Palestina yang padat penduduknya dimulai setelah serbuan Hamas pada awal Oktober ke wilayah Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menawan lebih dari 200 orang lainnya. Sejak itu Israel terus membombardir Gaza – hari Senin adalah hari ke-45 – dan serangan tersebut telah melumpuhkan rumah sakit dan menghancurkan infrastruktur sipil, menjadikan Gaza berada di tengah krisis kemanusiaan yang mengerikan.

Pertemuan di Beijing dengan Menlu China Wang Yi, adalah permintaan dari negara-negara Arab dan mayoritas Muslim “untuk memastikan gencatan senjata dapat segera terjadi dan bantuan kemanusiaan juga dapat dikirim tanpa hambatan,” kata Retno dalam pernyataannya seusai pertemuan dengan para menlu itu.

Selain Retno,  hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Menlu Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Wakil Perdana Menteri dan Menlu Yordania Ayman Safadi, Menlu Mesir Sameh Shoukry, Menlu Palestina Riyad Al-Maliki dan Sekjen Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha.

Retno menekankan bahwa para menlu OKI mengharapkan agar China yang pada bulan ini memegang presidensi DK PBB dapat mendukung upaya yang sedang dilakukan para Menlu OKI tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa bulan ini rencananya akan dilakukan pertemuan pada tingkat Menlu di DK PBB untuk membahas kembali Isu Gaza di bulan ini.

Pada Selasa, delegasi menlu tersebut akan mengunjungi Moskow untuk mendapatkan dukungan Rusia terhadap gencatan senjata di Gaza, kata Retno.

Kepada Wang Yi delegassi tersebut berharap masyarakat internasional mengatasi “semua pelanggaran yang sedang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel dan pelanggaran berulang mereka terhadap hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional,” kata sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Saudi Press Agency.

Para menteri mengatakan penting, terutama bagi anggota tetap DK PBB untuk menghentikan “pelanggaran” ini.

Sementara itu, Wang mengatakan bahwa Beijing selalu mendukung perjuangan Palestina.

Tiongkok “telah bekerja keras untuk meredakan konflik, melindungi warga sipil, memperluas bantuan kemanusiaan, dan mencegah bencana kemanusiaan, serta menyerukan kembalinya solusi dua negara dan penyelesaian awal permasalahan Palestina, kata Wang, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China.

“Tiongkok mengapresiasi negara-negara Arab dan Islam atas upaya mediasi aktif mereka demi perdamaian, dan siap bekerja sama dengan mereka untuk melakukan upaya tak henti-hentinya demi gencatan senjata dini di Gaza, meredakan krisis kemanusiaan, pembebasan para tahanan, dan penyelesaian awal yang komprehensif. penyelesaian masalah Palestina yang adil dan abadi.”

Semua negara harus ‘menekan Israel’

Sementara itu, pada Senin, Rumah Sakit Indonesia diwilayah utara Gaza kembali mendapatkan serangan dari Israel yang meyakini bahwa rumah sakit menjadi tempat persembunyian Hamas, pernyataan yang ditampik oleh pihak otoritas Palestina.

“Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menewaskan sejumlah warga sipil,” kata Retno dalam pernyataan yang sama saat berbicara tentang pertemuan di Beijing.

“Serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter Internasional. Semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel harus menggunakan segala pengaruh dan kemampuannya, untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya.”

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan Israel bertanggung jawab atas serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia yang menewaskan sedikitnya 12 orang dan sejumlah lainnya luka-luka, demikian AFP.

Seorang pekerja medis di rumah sakit tersebut mengatakan kepada kantor berita Associated Press sebuah peluru Israel menghantam lantai dua rumah sakit yang menyebabkan belasan korban jiwa dan luka-luka. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sekitar 600 pasien, 200 tenaga kesehatan, dan 2.000 pengungsi telah menjadikan rumah sakit yang didanai oleh organisasi amal MER-C Indonesia itu sebagai tempat berlindung karena rumah mereka hancur dalam perburuan Israel terhadap Hamas.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutuk keras serangan atas rumah sakit itu.

“WHO terkejut dengan serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang dilaporkan mengakibatkan 12 kematian, termasuk pasien, dan puluhan luka-luka, termasuk yang kritis,” tulisnya di situs media sosial X.

“Petugas medis dan warga sipil tidak boleh mengalami hal menerikan seperti itu, terutama saat berada di dalam rumah sakit.”

Israel mengatakan Hamas memiliki jaringan terowongan dan pusat komando tempur di Gaza, termasuk di bawah rumah sakit, klaim yang dibantah oleh Hamas.

Pekan lalu, pasukan Israel menggerebek rumah sakit al-Shifa dan mengatakan bahwa mereka sedang melakukan “operasi melawan Hamas di lokasi khusus” di sana. Namun militernya belum menunjukkan bukti apa pun secara terbuka mengenai klaim mereka.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada hari Senin menegaskan kembali dukungan kuat Indonesia untuk Palestina. Sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan mengutuk serangannya terhadap Gaza dan banyak jatuhnya korban jiwa.

“Saya tegaskan sekali lagi bahwa Indonesia akan selalu berada di sisi bangsa Palestina dalam perjuangannya,” kata Jokowi usai mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, lapor kantor berita Antara.

Jokowi juga mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden tidak secara spesifik menanggapi seruan Indonesia untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza, ketika keduanya bertemu di Gedung Putih di Washington pekan lalu.

Meski begitu, Jokowi mengaku optimistis AS akan mempertimbangkan rekomendasi tersebut.

Saya yakin mereka akan memperhatikan apa yang kami sampaikan, katanya, dilansir Antara.

AS adalah sekutu terkuat Israel, mendukung serangannya di Gaza dalam membasmi Hamas dan tidak mendukung gencatan senjata. Namun demikian Presiden Biden pada minggu lalu mengatakan bahwa titik akhir konflik Israel-Hamas haruslah sebuah negara Palestina yang “nyata”, yang berdiri berdampingan dengan negara Israel.

Arie Firdaus di Jakarta berkontribusi pada laporan ini.