Indonesia Perjuangkan Timor Leste Sebagai Anggota ASEAN
2015.07.30
Pejabat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia akan kembali menyuarakan dukungannya agar Timor Leste diterima sebagai anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini.
"Sudah saatnya ASEAN lebih mempertimbangkan Timor Leste untuk menjadi salah satu anggotanya," kata Direktur Mitra Wicara dan Antar Kawasan Mohammad Iskandarsyah, Derry Aman di Jakarta, Kamis, tanggal 30 Juli .
Ia menambahkan bahwa Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara ini akan menggelar Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-48 di Kuala Lumpur tanggal 3-6 Agustus.
“Ini merupakan momentum yang tepat,” katanya lanjut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa sejak awal Indonesia telah menyatakan dukungannya.
“Sejak kemerdekaan Timor Leste tahun 2012 lalu, Indonesia konsisten menyuarakan dukungannya. Kita berharap dengan keanggotaan yang baru Timor Leste bisa ikut menjadi bagian kemajuan ASEAN,” kata pria yang akrab disapa Tata kepada BeritaBenar hari Kamis.
Tata menambahkan meskipun dukungan Indonesia terhadap Timor Leste telah kuat tetapi keputusan akan ditentukan bersama.
“Faktor penting yang menjadi pertimbangan adalah kesiapan Timor Leste sendiri,” lanjut Tata sembari menambahkan bahwa kesiapan sebagai anggota ASEAN biasanya dinilai dari beberapa hal termasuk pertumbuhan dan kemajuan ekonomi, demokrasi dan politik, keamanan, dan sosial budaya.
Timor Leste siap: Perdana Menteri Baru
Timor Leste merdeka dari Indonesia sejak tahun 2002 dan telah berhasil mengadakan pemilu demokratis.
Setelah Perdana Menteri Xanana Gusmao mengundurkan diri awal tahun ini, Rui Maria de Araujo dilantik sebagai perdana menteri yang baru tanggal 16 Febuari lalu.
Rui mengatakan bahwa studi kelayakan bagi Timor Leste sudah dilakukan oleh pihak ASEAN.
“Kami mengharapkan satu penilaian teknis terakhir tahun ini, pada bulan Juli, pada bidang sosial dan budaya. [Sebelumnya] penilaian pada bidang politik dan keamanan dilakukan oleh para ahli dari Singapura dan Thailand. Laporan ini telah disampaikan ke Sekretariat,” kata Rui dalam wawancara khusus dengan Channel News Asia Juni lalu mesiyalir kesiapan negara tersebut sebagai anggota terbaru ASEAN.
“Generasi usia saya, adalah transisi antara generasi lama dengan perjuangan langsung yang kita miliki [untuk merdeka], tetapi juga menghubungkan dengan generasi baru yang akan memimpin di masa depan,” kata Rui.
Ia juga mengatakan bahwa Timor Leste akan memastikan kestabilan ekonomi dalam negeri, serta keamanan kawasan.
“Semoga agenda ini sejalan dengan visi dan misi ASEAN. Timor Leste telah mengambil tindakan proaktif dengan membuka kedutaan di semua negara anggota ASEAN,” kata Agio Pereira, Menteri Negara dan Presidensi Dewan Menteri kepada BeritaBenar via surel.
“Sementara itu kita juga sudah menjadi bagian dari banyak pertemuan teknis di wilayah tersebut [ASEAN].”
Derry mengatakan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam membantu bekas Propinsi Indonesia yang ke 27 tersebut.
“Setelah lebih dari satu dekade merdeka, tentunya kami berharap Timor Leste siap,” katanya.
Keanggotaan ASEAN
ASEAN berdiri tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dengan penandatanganan Deklarasi ASEAN (Bangkok Declaration) oleh negara pendiri yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Brunei Darussalam bergabung pada tanggal 7 Januari 1984 disusul Viet Nam pada tanggal 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada tanggal 23 Juli 1997 dan Kamboja pada tanggal 30 April 1999 sebagai anggota ASEAN yang kesepuluh.
Tahun ini Malaysia memimpin ASEAN setelah sebelumnya Myanmar di tahun 2014.
Tahun 2013 dan 2014 keinginan Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN tidak terpenuhi.
“Timor Leste gagal untuk membuka kedutaan di semua 10 negara anggota ASEAN dengan persyaratan yang ada,” kata U Aung Htoo yang saat itu menjabat sebagai wakil direktur Departemen Urusan ASEAN, dimana Myanmar menjabat sebagai pemimpin ASEAN di tahun 2013.
Pakar politik, ekonomi dan hubungan internasional Hikmahanto Juwana mengatakan bahwa dari segi pertumbuhan ekonomi, Timor Leste mempunyai pertumbuhan yang menjanjikan.
“Dari catatan ADB [Asian Development Bank] pertumbuhan ekonomi di Timor-Leste tahun lalu cukup bagus,” katanya kepada BeritaBenar hari Kamis sembari menjelaskan secara rinci bahwa di tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Timor Leste adalah 7,1 %.
“Ini hanya produk domestik bruto (PDB) tidak termasuk sektor minyak lepas pantai (PDB non-minyak),” katanya.
Hikmahanto menambahkan bahwa pertumbuhan ini diperkirakan akan melambat, menjadi 6,2% pada tahun 2015 karena kenaikan jumlah pelayanan publik yang harus disediakan oleh negara.
“Negara ini juga telah berhasil melakukan transisi kepemimpinan dengan aman tahun ini. Karena itu seharusnya layak menjadi anggota ASEAN,” katanya.