WNI yang Diduga Hendak Gabung ISIS Ditangkap di Turki dan Singapura

Dewi Safitri
2015.11.09
Jakarta
isis Seorang polisi mengawasi penghapusan gambar bendera ISIS pada sebuah tembok di dekat Jalan Veteran di Surakarta, 5/8/2014.
AFP

Diperbaharui pada 11:37 a.m. ET, 10-11-2015

Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga hendak bergabung ke Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah ditangkap aparat berwenang Singapura dan Turki.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Riau Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Guntur Aryo Tejo mengatakan Senin, bahwa polisi mengamankan dua pria berinisial FR (31) dan RS (26) yang diduga hendak berangkat ke Suriah.

"Keduanya diamankan di Pelabuhan Singapura karena menggunakan paspor palsu," jelas Guntur seperti dilansir kantor berita Antara. "Saat diketahui paspor keduanya palsu, mereka langsung diamankan polisi Singapura."

Dia menyebutkan, FR dan RS masuk ke Singapura melalui Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu. Dari informasi yang didapat, kata Guntur, mereka berencana terbang ke Suriah dengan memakai paspor palsu.

Tetapi tak dijelaskan kapan kedua WNI itu ditangkap polisi Singapura. Polisi Singapura tidak memberikan komentar terhadap dugaan kedua orang tersebut akan berangkat ke Suriah dan terlibat ISIS. Kedua orang tersebut kini ditahan di Polresta Pekanbaru untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Sejumlah WNI ditangkap di Turki

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Saud Usman Nasution yang dikonfirmasi BeritaBenar di Jakarta, Senin petang, membenarkan tujuh WNI ditangkap di Turki, Sabtu 7 November, karena diduga ingin bergabung dengan ISIS. Saud mengatakan mereka terdiri dari lima orang dewasa dan dua anak, salah satunya menyandang disabilitas.

Ketujuh WNI menurut laporan sejumlah media internasional sempat tinggal di sebuah hotel sebelum ditangkap aparat setempat.

"Mereka (WNI) ditangkap karena tidak memiliki dokumen imigrasi yang sah dan akan segera diserahkan pada perwakilan kita di sana untuk dideportasi," jelas Saud.

Dia menambahkan diantara mereka yang ditangkap, terdapat seorang pegawai yang diduga bekerja pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Namun Saud tidak bersedia menyebutkan identitas mereka.

Pejabat di Batam

Penangkapan di Singapura dan Turki terjadi hampir bersamaan dengan munculnya dugaan bahwa ISIS telah mulai berhasil merekrut pengikut dari kalangan pejabat pemerintah Indonesia.

Seorang pejabat yang bekerja di Lembaga Otorita Batam berinisial DDW dan istrinya diduga sudah menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS sejak pamit cuti untuk beribadah umrah pertengahan tahun lalu.

Keterlibatan DDW, menurut Kepala BNPT, menunjukkan lihainya sistem ISIS untuk menembus berbagai lapisan masyarakat, termasuk birokrasi di Indonesia.

"Karena Batam ini kan center of economy - salah satu pusatnya. Jadi dia (ISIS) bisa masuk ke semua lapisan karena (isu) akidah," ujar Saud.

Tidak dirinci bagaimana mereka diduga terlibat ISIS.

Menurut Saud, informasi rinci tentang bagaimana mereka pergi ke Turki dan dugaan proses rekrutmen ISIS baru dapat diketahui secara mendalam setelah mereka dikirim pulang.

Ia tak menjelaskan kapan pemulangan dilakukan. Kantor berita Anatolia melaporkan bahwa warga Indonesia yang ditangkap di Turki dideportasi Sabtu pekan lalu. Tapi hingga Senin, WNI yang ditangkap di Turki belum tiba di Indonesia.

Pola sama

Sampai kini belum jelas bagaimana para target rekrutmen berhasil diyakinkan untuk mau meninggalkan Indonesia dan bahkan menjual semua harta-bendanya agar bisa berangkat Suriah, yang telah porak-poranda diamuk perang saudara.

Pihak BNPT meyakini mereka terbujuk rayuan akan mendapat imbalan dan gaji besar jika bersedia berangkat ke Suriah.

Tapi kuasa hukum sejumlah terdakwa simpatisan ISIS di Indonesia, Achmad Michdan, membantah.

"Mereka ke sana karena mendengar saudaranya dizalimi oleh rezim (Presiden Suriah Bashar) al-Assad," kata Michdan kepada BeritaBenar.

Namun dia tak membantah para calon jihadis mengharapkan hidup layak di Suriah.

Michdan juga mengakui puluhan terdakwa yang dibela Tim Pembela Muslim akibat dakwaan simpatisan ISIS umumnya telah menjalani komunikasi intensif dengan perekrut selama berbulan-bulan melalui internet.

Saud mengatakan meski belum jelas cara pendekatan lewat dunia virtual ini dilakukan namun pola rekrutmennya serupa dengan kampanye kelompok Jamaah Islamiyah dalam kasus pemboman di Indonesia beberapa tahun lalu.

Rekrutmen jalan terus

Hingga sekarang, tak ada data pasti jumlah WNI yang telah bergabung dengan ISIS. BNPT memperkirakan jumlahnya 500-an orang, sementara Kapolri kepada wartawan akhir bulan lalu menyatakan mencapai 350 orang.

Namun Direktur Lembaga Analisa Kebijakan Konflik (IPAC) Sidney Jones menduga jumlah sesungguhnya tak lebih dari 250-an orang.

"Yang sebenarnya sangat sulit diketahui. BNPT maupun polisi menduga dengan memasukkan jumlah anak-anak dan perempuan serta relawan kemanusiaan yang memang bolak-balik ke Suriah," kata Sidney kepada BeritaBenar.

Ia memperkirakan 40-an persen dari WNI yang sekarang berada di bawah ISIS adalah perempuan dan anak-anak yang tidak masuk kategori freedom fighters.

Penangkapan demi penangkapan yang dilancarkan di Turki menunjukkan intensifnya proses rekrutmen WNI untuk bergabung dengan ISIS. Upaya menghalangi proses itu dinilainya tak cukup sukses.

"Ini bukan khas Indonesia. Di Malaysia atau negara Eropa juga belum ditemukan cara untuk mencegah orang bergabung ke Suriah," tutur peneliti senior tentang masalah terorisme di Asia Tenggara ini.

Upaya terbaik yang bisa dilakukan, menurutnya, dengan pengetatan jalur imigrasi. Mereka yang diduga mau pergi ke Suriah dicegah berangkat sebelum meninggalkan Indonesia.

Maret lalu, kantor Imigrasi Bekasi menolak menerbitkan paspor untuk 16 orang yang diduga simpatisan ISIS. Akhir Oktober lalu, delapan anggota Jamaah An Nadzir dari Sulawesi Selatan ditangkap ketika hendak berangkat ke Suriah. Kedelapan warga itu telah dipulangkan ke kampung halaman mereka di Kabupaten Gowa.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.