Densus 88 Amankan Terduga Anggota JAD di Sumbar
2020.03.11
Padang

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menangkap salah seorang warga Payakumbuh, Sumatra Barat, Rabu, 11 Maret 2020, atas dugaan keterkaitan dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok yang telah berafiliasi dengan kelompok Negara Islam (ISIS), cabang Pekanbaru.
Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes.Pol.Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, tersangka yang diamankan tersebut berinisial DP alias AU (43) yang selama ini menetap di Kelurahan Bulakan Balai Kandi, Kota Payakumbuh.
Saat penangkapan, tersangka sedang berada di rumah mertuanya di Kelurahan Tanjung Gadang, Sungai Pinago Payakumbuh Barat, yang lokasinya tak jauh dari Gedung DPRD Kota Payakumbuh.
"Memang benar, tadi ada kegiatan Densus di Payakumbuh. Tim Densus mengamankan seorang lelaki yang diduga berkaitan dengan terorisme," kata Satake kepada BenarNews.
Menurut Satake, penangkapan berlangsung tanpa perlawanan. Tersangka langsung dibawa tim Densus ke Pekanbaru, karena diyakini terkait dengan jaringan JAD, kelompok yang telah dilarang keberadaannya di Indonesia karena terlibat aksi terorisme.
Namun ia belum bisa merinci peran tersangka dalam jaringan tersebut, termasuk barang bukti yang diamankan dari lokasi.
Dari lapangan diperoleh informasi, DP sehari-hari membuka bengkel AC.
“Ia baru enam bulan tinggal disini dan masih ber-KTP Pekanbaru. Tadi saya dipanggil RT, karena untuk penggeledahan harus disaksikan lurah, maka saya datang," kata Indra, Lurah Bulakan Balai Kandi Payakumbuh kepada wartawan.
Camat Payakumbuh Barat, Kefrinasdi membenarkan salah seorang warga di kelurahan Bulakan Balai Kandi ditangkap oleh Densus 88.
“Iya, saya juga tadi dapat laporan ada warga kami yang diamankan Densus,” kata Kefrinasdi.
Setelah penangkapan, tersangka kemudian digelandang ke dalam rumah dan petugas mengamankan sejumlah berkas, laptop, buku, ponsel dan panah, kata warga setempat.
'Rawan terorisme'
Sumbar merupakan salah satu provinsi yang berada di bawah pantauan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) karena terdapat banyak jaringan militan di wilayah tersebut.
“Sumatra Barat masuk sebagai satu dari sepuluh wilayah rawan terorisme,” ucap Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris, kepada BenarNews, Selasa (03/03/2020).
Irfan merujuk pada target-target penyerangan yang terungkap Detasemen Khusus (Densus 88) Polri dan BNPT akhir 2019.
Selain Sumbar, ada sembilan provinsi lain yang mendapat perhatian lebih karena rawan radikalisme, yaitu Aceh, Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.
Penelitian oleh Institut Analisis Kebijakan Konflik (IPAC) di Sumbar yang dirilis akhir Februari 2020 mendapati bahwa dakwah radikal dalam kelompok-kelompok pengajian telah berkembang menjadi jaringan-jaringan pendukung ISIS di provinsi itu yang memiliki ikatan dengan militan di dalam dan luar negeri.