Jokowi di Europa dalam ‘misi’ hentikan perang Rusia-Ukraina dan krisis pangan

Presiden Indonesia mengatakan akan mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk umumkan gencatan senjata.
Arie Firdaus
2022.06.27
Jakarta
Jokowi di Europa dalam ‘misi’ hentikan perang Rusia-Ukraina dan krisis pangan Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (ketiga dari kanan) tersenyum bersama para pemimpin dan tamu lainnya saat bersiap untuk melakukan grup foto G7, pada 27 Juni 2022, di Kastil Elmau di Jerman selatan.
[Ludovic Marin/AFP]

Presiden Joko "Jokowi" Widodo memulai lawatan ke Eropa dengan misi menghentikan perang Rusia di Ukraina serta mencegah krisis pangan dunia yang disebabkan oleh konflik kedua negara yang merupakan lumbung pangan dunia.

Dalam pidatonya di pertemuan puncak negara G7 di Elmau, Jerman, 27 Juni 2022, dimana Indonesia diundang sebagai negara mitra, Jokowi menyerukan negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan yang saat ini mengancam rakyat di negara-negara berkembang jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrim.

“323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” tegas Presiden Jokowi, seperti dikutip di laman resmi Presiden RI.

Indonesia tahun ini memegang presidensi kelompok 20 negara ekonomi utama, G20.

Dalam keterangan sehari sebelumnya di Jakarta sebelum terbang ke Jerman, Jokowi menegaskan kembali rencana lawatannya ke Ukraina dan Rusia dalam upaya penghentian perang kedua negara.

“Setelah dari Jerman, saya akan mengunjungi Ukraina dan akan bertemu dengan Presiden [Volodymyr] Zelenskyy,” kata Jokowi kepada wartawan Minggu.

“Misinya adalah mengajak Presiden Ukraina, Presiden Zelenskyy untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian, untuk membangun perdamaian, karena perang memang harus dihentikan dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan embali,” ujarnya.

Hal yang sama akan dia sampaikan pada Presiden Vladimir Putin dalam kunjungan ke Rusia.

“Sekali lagi, dengan misi yang sama saya akan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang,” ujarnya.

Jokowi mengatakan upaya itu tidak mudah "namun Indonesia, akan terus berupaya."

"Kami akan mendorong dan mengajak negara-negara G7 untuk bersama-sama mengupayakan perdamaian di Ukraina dan secepatnya mencari solusi dalam menghadapi krisis pangan dan energi yang melanda dunia," kata Jokowi.

BenarNews menghubungi juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengenai detail kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia, tapi ia enggan menjabarkannya.

Bersamaan dengan pertemuan G7, Anggota Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (APHR) mendesak para menteri ekonomi negara-negara Asia Tenggara untuk menyiapkan langkah mengatasi kekurangan pangan yang meluas.

Anggota APHR dari Indonesia, Mercy Barends, mengatakan ekonomi global yang melemah akibat pandemi kini mendapat pukulan telak akibat invasi Rusia ke Ukraina, mengingat Ukraina salah satu produsen utama makanan pokok dunia termasuk gandum dan minyak goreng.

Hal itu kemudian berdampak kepada kekurangan makanan, kenaikan harga minyak, dan kekhawatian resesi global, kata Mercy.

“ASEAN perlu bertindak kolektif dan perlu melakukannya sekarang. Sekarang, perang Rusia melawan Ukraina memiliki dampak yang menghancurkan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh negara mana pun,” ujar Barends.

“Penting untuk segera melakukan upaya terkoordinir untuk melindungi yang paling rentan dari kemerosotan ekonomi yang berpotensi menghancurkan.”

Dilansir APHR, tingkat inflasi rata-rata ASEAN naik 3,1 persen pada Desember 2021 menjadi 4,7 persen pada April 2022, dengan kelompok paling terdampak masyarakat miskin.

Dalam rancangan KTT G7 yang dikutip dari kantor berita Rusia TASS, para pemimpin forum berencana untuk lebih mengisolasi Rusia atas invasinya ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari lalu.

Inggris, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat, misalnya, mengumumkan langkah untuk melarang impor emas dari Rusia.

Seperti disampaikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, langkah itu dipertimbangan negara anggota G7 karena emas merupakan komoditas utama yang menghasilkan puluhan miliar dolar bagi Rusia.

Sebaliknya, negara-negara G7 berencana untuk mengirimkan bantuan kepada Ukraina, mulai dari keuangan, militer, kemanusiaan, hingga diplomatik.

Putin sendiri tidak berpartisipasi dalam pertemuan G7 tahun ini, sementara Zelenskyy direncanakan hadir secara virtual pada pengujung forum pada 28 Juni 2022.

Pengamat Eropa Timur Universitas Airlangga Radityo Dharmasaputra kepada BenarNews mengatakan, rangkaian pertemuan Jokowi dengan Zelenskyy dan Putin tidak akan berpengaruh besar dalam perdamaian kedua negara.

Pengamat hubungan internasional Universitas Paramadina Rifai Hasan pesimis bahwa kunjungan ini bakal berdampak besar dalam mewujudkan perdamaian kedua negara.

"Masalah ini sangat besar dan menyangkut kepentingan strategis Rusia serta kepentingan Barat di sana. Jadi harus disadari bahwa efek kunjungan ini akan sangat terbatas," kata Rifai.

Pengajar hubungan internasional Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Nuriyeni Bintarsari menilai rangkaian pertemuan nanti hanya akan lebih memberi persepsi baik bagi Indonesia di mata internasional, apalagi Jokowi terlebih dahulu mengunjungi Ukraina sebelum ke Rusia.

Menurutnya, pilihan mengunjungi Ukraina sebelum Rusia juga dipandang sebagai salah satu pengakuan bahwa rakyat dan pemerintah Indonesia memiliki kepedulian besar terhadap rakyat Ukraina yang tengah diserang oleh Rusia.

"Negara yang lemah atau rentan perlu dikunjungi dulu sebelum mengunjungi negara kuat yang mendudukinya," kata Nuriyeni kepada BenarNews.

"Simbolisasi moral yang ditunjukkan dengan kunjungan ke kedua negara diharapkan dapat memotivasi Rusia untuk mengendurkan operasi khusus militernya di Ukraina sehingga krisis perdamaian global bisa segera selesai."

Adapun pengajar Universitas Al Azhar Indonesia Ramdhan Muhaimin berharap Jokowi tidak sebatas membahas kehadiran kedua kepala negara dalam pertemuan G20.

“Harus lebih dari itu karena konflik ini berdampak sistematis secara global," kata Ramdhan.

"... Tidak sebatas target G20, tapi untuk menjaga stabilitas dunia agar pasokan pangan dan migas tidak terguncang. Kalau tidak berhasil, efek krisis pangan akan mencapai kita."

Alvin Prasetyo berkontribusi dalam laporan ini.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.