Pertemuan Jokowi-Prabowo Dinilai Tak Lepas dari Ketegangan Politik Pilkada
2016.10.31
Ismira Lutfia Tisnadibrata
Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto terlihat akrab berkuda di kediaman Prabowo di kawasan Hambalang, Bogor, Jawa Barat, saat Jokowi mengunjungi rumah mantan rivalnya dalam pemilihan presiden 2014, Senin, 31 Oktober 2016.
Setelah selesai berkuda, keduanya memberikan pernyataan kepada media mengenai apa yang mereka bicarakan dalam pertemuan selama dua jam sebelumnya.
Dalam jumpa pers yang disiarkan langsung oleh televisi nasional, Prabowo mengatakan bahwa terkait pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan digelar serentak di tujuh provinsi dan 94 kabupaten/kota pada 15 Februari 2017, jangan sampai ada unsur-unsur yang hendak memecah belah bangsa.
“Itu yang sangat kita jaga. Kita negara yang majemuk. Kita negara banyak suku, banyak agama, banyak ras. Semua masalah kalau ada masalah marilah kita selesaikan dengan sejuk, dengan damai," ujar Prabowo.
Kandidat gubernur Jakarta petahana, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama saat ini sedang dihadapi resistensi dari kalangan Muslim, bukan hanya di Jakarta tapi juga di beberapa daerah terkait dugaan penistaan agama Islam saat berkunjung di Kepulauan Seribu, 27 September 2016.
Sejumlah pihak sudah melaporkan dugaan penistaan agama ini kepada Badan Reserse Kriminal di Mabes Polri, namun hingga kini kasus itu belum diproses meski Ahok sudah pernah diminta keterangan pada Senin pekan lalu.
Untuk mempertegas tuntutan agar Ahok “segera ditangkap”, beberapa kelompok sudah menggalang massa untuk melaksanakan aksi damai hari Jumat, 4 November mendatang. Para ulama sudah menegaskan tuntutan mereka ini bukan terkait pilkada namun semata karena urusan penistaan agama yang diduga Ahok lakukan.
Calon gubernur yang diusung Partai Gerindra adalah Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabinet Kerja Jokowi yang digeser ketika reshuffle kabinet kedua kali. Dia berpasangan dengan Sandiaga Uno yang merupakan kader Gerindra.
Prabowo juga mengatakan dalam pertemuan dengan Jokowi, keduanya juga membahas masalah pertahanan dan keamanan negara.
"Saya concern dengan beberapa masalah keamanan. Beliau kan panglima tertinggi, jadi saya wajib menyampaikan pandangan-pandangan saya dan Alhamdulillah beliau sangat terbuka," jelas Prabowo.
Silaturahmi
Di tengan spekulasi yang beredar bahwa kunjungannya ke Hambalang terkait rencana aksi damai Jumat mendatang, Jokowi mengatakan bahwa maksudnya bertemu Prabowo adalah untuk silaturahmi.
“Karena dulu saya pernah berjanji untuk datang ke Pak Prabowo," ujar Jokowi dalam keterangannya kepada wartawan.
"Tadi kami berbicara banyak hal terutama yang berkaitan dengan makro bangsa dan kebangsaan kita, juga makro yang berkaitan dengan politik kita, makro yang berkaitan dengan ekonomi kita,” katanya.
“Beliau banyak sekali memberikan masukan-masukan dan pemerintah kita sangat menghargai apa yang tadi disampaikan oleh Pak Prabowo," tambah Jokowi.
Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan, terlepas dari pernyataan Jokowi bahwa kunjungan itu untuk silaturahmi, tapi waktu yang dipilih dapat mengubah makna dari silaturahmi tersebut.
“Kenapa harus sekarang? Sulit untuk memisahkan silaturahmi itu dengan konteks politik saat ini dan pada kenyataannya ada pernyataan dari mereka yang terkait Pilkada. Itu menunjukkan bahwa isu tersebut dibahas juga oleh keduanya,” ujar Ray kepada BeritaBenar.
Ray, yang merupakan direktur eksekutif lembaga swadaya masyarakat pemantau pemilu Lingkar Madani Untuk Indonesia, menambahkan, secara politik ini menunjukkan Jokowi membutuhkan Prabowo terkait ketegangan-ketegangan politik saat ini.
Ray mengatakan, pertemuan ini sedikit banyak akan membawa implikasi pada situasi politik di Jakarta, yang menegang saat ini namun belum dapat diprediksi seberapa besar dampaknya.
“Kita lihat saja nanti pada Jumat, 4 November,” ujarnya.
Menurut Ray, pertemuan antara dua mantan rival dalam pemilihan presiden 2014 juga sebenarnya tidak terlalu spesial, karena sudah terjadi setidaknya empat kali sejak Jokowi dilantik menjadi presiden.
“Tapi Jokowi belum pernah bertemu mantan Presiden SBY sejak dilantik,” ujarnya.
Hal ini juga dinyatakan politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay, dengan menyatakan bahwa seharusnya Jokowi juga bertemu dengan tokoh-tokoh lain termasuk Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Bisa saja, pertemuan dengan Prabowo terkait menjaga situasi kondusif dalam pilkada DKI. Kalau itu tujuannya, tentu penting juga mengadakan pertemuan dengan SBY dan juga tokoh-tokoh lain," kata Saleh seperti dikutip dari JPNN.com.