Kapal Karam di Selat Bali, Nahkoda Belum Ditemukan
2016.03.04
Jakarta
Bambang S.A, nahkoda Kapal Muatan Penumpang (KMP) Rafelia II yang karam di Selat Bali, Jumat siang, 4 Maret 2016, belum ditemukan. Bambang masih hilang bersama mualim bernama Puji, seorang penumpang Maisaroh (25), dan bayi 18 bulan Ramlan.
"Informasi yang saya terima sampai saat ini (pukul 17.42 WIB) seperti itu," ujar Kepala Badan SAR Nasional Bambang Soelistyo kepada BeritaBenar.
Total penumpang kapal yang karam pada pukul 14.10 WITA telah dievakuasi adalah sebanyak 71 orang. Sebagian dari mereka kini dirawat di rumah sakit di Banyuwangi, Jawa Timur.
Selain membawa puluhan penumpang dan belasan anak buah kapal (ABK), kapal nahas tersebut juga mengangkut 27 kendaraan yang terdiri dari 4 truk pick-up, 4 truk sedang, dua unit truk besar, dan 18 tronton.
Ketika ditanya penyebab karamnya kapal, Bambang belum bisa memerinci. Apakah disebabkan kelebihan muatan atau kebocoran, ia hanya menjawab diplomatis.
"Belum tahu. Kewenangan evaluasi itu nanti ada di KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi)," ujarnya.
"Tapi berdasarkan laporan, cuaca saat kejadian bagus. Cerah dan gelombang juga bersahabat."
Komandan Pangkalan TNI AL Banyuwangi Letkol Wahyu, seperti dikutip CNN Indonesia mengatakan kecelakaan tersebut karena kebocoran di bagian kapal. Hanya saja, dia tak menjelaskan lebih lanjut bagian kapal yang bocor.
Insiden karam itu, tambah Wahyu, terjadi tidak jauh dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Sebelumnya sejak berangkat dari Gilimanuk, pukul 13:16 WITA perjalanan kapal berlangsung mulus.
Sekitar pukul 13.52 WITA, kapal itu tiba di pelabuhan Ketapang dan terlihat dalam posisi miring. Kemudian pukul 14.09 WITA, Rafelia tenggelam dengan posisi baling-baling di atas.
Pencarian dilanjutkan Sabtu
Lantaran belum menemukan keberadaan nahkoda dan beberapa penumpang lain, pencarian lanjutan korban kapal Rafelia II dilanjutkan hari Sabtu, jelas Bambang.
"Hari ini sampai matahari tenggelam saja," katanya.
Hal sama disampaikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas lewat akun twitter pribadinya @a_azwarnas. Ia memohon doa agar proses evakuasi dan pencarian berjalan lancar.
"Saat ini proses evakuasi masih dilangsungkan. Semua sumber daya dikerahkan, kapal2 di pelabuhan, kapal nelayan, TNI, Polri, dll. Mohon doa," demikian kicauan Azwar Anas.
Selain dilakukan Badan SAR Nasional, pencarian korban kapal Raafelia II juga melibatkan TNI Angkatan Laut, Pemerintah Daerah Banyuwangi, dan nelayan sekitar.
"Ditambah dua helikopter. Mudah-mudahan (pencarian) segera selesai," ujar Bambang.
Perpanjang daftar kecelakaan
Karam kapal di Teluk Bali ini kian memperpanjang kecelakaan kapal-kapal Indonesia atau yang terjadi di perairan Indonesia.
Pada 13 Februari lalu, kapal Azula yang sedang dalam perjalanan dari Timika karam di perairan Asmat, Papua. Sejumlah anak buah kapal (ABK) dilaporkan hilang dalam insiden itu.
Awal Februari lalu, kapal feri Karya Mas bertabrakan dengan tugboat KM Gehitha 02 di perairan Mahakam, Dusun Serbaya, Sebulu, Kalimantan Timur. Dua orang hilang dalam kecelakan ini.
Sebelumnya, akhir Januari, kapal yang membawa beberapa warga negara Indonesia tenggelam di perairan Johor Baru, Malaysia. Kapal ini diduga mau menyeludupkan tenaga kerja ilegal ke Malaysia. Sekitar 20 orang tewas.
Desember tahun lalu, kapal feri Marina dengan kode YB 3298 tenggelam di perairan Sulawesi Selatan. Sejumlah orang tewas dalam musibah tersebut. .
Sebulan sebelumnya, kapal feri tujuan Singapura-Batam, juga tenggelam di perairan Batam setelah menabrak benda mengapung. Dari 100 penumpang kapal, 97 di antaranya berhasil diselamatkan.