Indonesia Mengecam Pembantaian Mahasiswa di Kenya
2015.04.08
MUI mendukung seluruh umat beragama untuk bersatu melawan ekstrimisme dengan memunculkan kaum moderat yang toleran.
Rakyat Indonesia mengecam pembantaian mahasiswa di Kenya yang dilakukan oleh ekstimis Islam al-Shabab dan telah menewaskan 148 orang, melukai 79 siswa di Kampus Universitas Garissa di Kenya.
“Kami mengecam, menghujat dan mengutuk pembantaian ini. Universitas adalah tempat untuk belajar dan berkarya, bukan tempat mengakhiri nyawa dengan massal,” kata Renaldi Sutardi, mahasiswa dari jurusan ilmu sosial dan politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Renaldi menyatakan dukacita yang dalam atas kejadian ini.
“Kami berharap semua warga dunia bersatu untuk mengecam tindakan ini. Kami turut berduka atas kejadian ini. Semoga mereka yang terlibat atas kejadian ini akan secepatnya dibawa kemeja pengadilan untuk mempertanggung jawabkan tindakan biadab ini,” katanya lanjut.
Muhammad Sahidi meyatakan bahwa pembantaian mahasiswa di Kenya adalah kekejian bagi kemanusiaan.
“Mahasiswa adalah basis sebuah bangsa. Saya harap Kenya akan terus berjuang dan tidak patah semangat karena kejadian ini,” kata Sahidi, mahasiswa dari Universitas Sumatra Utara.
“Mahasiswa Kenya mendapat dukungan dari seluruh dunia,” lanjut Sahidi.
Militan Islam al-Shabab melakukan penembakan masal tangal 2 April 2015. Kampus Universitas Garissa terletak 200 kilometer dari perbatasan Somalia.
Otoritas Kenya mengatakan, mereka telah menahan 5 orang untuk diinterogasi terkait serangan itu.
"Ini hari yang sangat menyedihkan bagi Kenya. Kami turut berduka cita terhadap keluarga yang ditinggalkan," kata Menteri Dalam Negeri Kenya Joseph Nkaissery terkait kekejian di universitas tersebut.
Melawan ektrimisme dengan pemikiran moderat
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan bahwa ektrimisme semakin merebak dan membahayakan dibelahan dunia manapun.
“Ini bukan hanya terjadi di Timur Tengah atau di Asia, tapi dimanapun dan bukan hanya Islam tetapi melingkupi agama apapun. Karena itu kita harus mengantisipasi hal ini yaitu dengan cara menggalakkan pemikiran moderat,” katanya kepada BenarNews tanggal 8 April.
Ia mengatakan bahwa pembantaian terhadap mahasiswa yang tidak bersalah adalah suatu kekejian. Tindakan ini tidak seharusnya dikaitkan dengan Islam.
“Pengikut gerakan al-Shabab hanya berkedok Islam, tetapi mereka bukan muslim sejati. Karena tindakan membunuh sesama bukanlah ajaran Islam,” katanya lanjut.
Din juga berkata bahwa kerjasama antara umat sangat diperlukan.
“Kita tidak boleh terpancing atau terpengaruh dengan tindakan ini. Tetapi sebaiknya kita bersatu melawan kebiadaban ini dengan moderasi dan persatuan,” kata Din.
Dunia mengutuk tindakan al-Shabab
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengirim surat pribadi kepada Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengenai serangan tersebut dan mengatakan mereka yang bertanggung-jawab harus diseret ke pengadilan.
"Pada saat sangat mengejutkan dan menyedihkan ini, harapan saya bersama keluarga korban dan semua rakyat Kenya,” kata Ban dalam surat yang dibacakan oleh Juru Bicara PBB Stephane Dujarric di Markas PBB, New York, AS, pada tanggal 4 April lalu, harian Merdeka melaporkan.
Pemerintah Indonesia menyampaikan simpati dan rasa belasungkawa yang dalam kepada rakyat Kenya, khususnya kepada keluarga korban.
"Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam kepada rakyat Kenya, khususnya keluarga korban," Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Marsudi dalam siaran persnya tanggal 3 April.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Nairobi, menyatakan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang tewas dalam kejadian tersebut.