Lebih 85.000 Korban Gempa Aceh Mengungsi

Pemerintah pusat akan memberikan bantuan stimulan untuk rumah rusak berat senilai Rp40 juta dan rusak sedang-ringan Rp20 juta.
Nurdin Hasan
2016.12.12
Banda Aceh
161212-ID_Aceh_1000.jpg Pemerhati anak, Seto Mulyadi (kanan), menyemangati anak-anak korban gempa dengan bernyanyi di tempat pengungsian Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, 9 Desember 2016.
Nurdin Hasan/BeritaBenar

Keinginan Zulkifli (41) pindah ke rumah baru bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin, 12 Desember 2016, pupus sudah.

Rumah yang dibangun sejak beberapa tahun lalu, mengalami rusak berat akibat gempa bumi berkekuatan 6,5 skala Richter mengguncang Aceh, Rabu dinihari pekan lalu.

“Saya sedang minum di belakang. Tiba-tiba terjadi gempa sangat kuat. Saya terpelanting seiring robohnya rumah kami,” ujar Sekretaris Desa Kuta Pangwa, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, kepada BeritaBenar.

Dalam kegelapan akibat listrik mati, dengan sekuat tenaga Zulkifli berusaha mendorong reruntuhan yang menimpanya, untuk menuju kamar – tempat istri dan anaknya tidur.

“Saya merayap dengan bantuan cahaya handphone. Saya panggil-panggil istri saya, tapi tidak ada jawaban,” tuturnya.

Segera ia memindahkan puing yang menimpa tubuh istri dan anaknya yang baru berusia 5,5 tahun. Zulkifli melihat posisi anak berada di bawah istrinya.

“Mereka pingsan. Saya segera menolong keduanya, sambil berteriak minta tolong pada tetangga. Mungkin jika terlambat sedikit saja, mereka tak selamat,” ujarnya.

Zulkifli bersama istri dan putranya tidak mengalami luka-luka. Hanya bagian kaki Zulkifli yang menderita luka lecet, sedangkan istri dan anaknya tidak ada luka sama sekali.

Mereka kini menjadi pengungsi bersama lebih dari 85.000 warga tiga kabupaten di Aceh terdampak gempa yang menewaskan 102 orang dan ratusan lagi mengalami luka-luka.

Rincian korban tewas adalah 96 orang di Pidie Jaya, empat warga Kabupaten Pidie dan dua lainnya di Kabupaten Bireuen.

Pengungsi bertambah

Data yang dirilis pos komando (Posko) utama tanggap darurat gempa Aceh di Pidie Jaya, jumlah pengungsi terus bertambah karena masuknya laporan dari tempat-tempat  penampungan.

Hingga pukul 19:00 WIB Senin, tercatat jumlah pengungsi telah mencapai 85.133 orang padahal data sehari sebelumnya 65.000 jiwa lebih yang tersebar di tiga kabupaten.

Pengungsi terbanyak terdapat di Pidie Jaya yang mencapai 82.122 orang disusul Bireuen sebanyak 1.716 jiwa dan Pidie berjumlah 1.295 orang. Mereka tersebar di 126 titik lokasi pengungsian.

Wakil Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi yang dihubungi BeritaBenar menyatakan sekitar 60 persen dari 158 ribu penduduk Pidie Jaya mengungsi.

Selain rumahnya rusak, sebagian warga mengungsi karena trauma sebab gempa susulan yang masih sering mengguncang.

“Banyak yang mengungsi di sepanjang jalan nasional Banda Aceh-Medan sehingga agak sulit dikendali padahal rentan terhadap penyakit. Saya tak tahu apa alasannya,” katanya.

Mulyadi menyebutkan bahwa pihaknya telah mengambil sikap agar para pengungsi mau pulang ke desa mereka sehingga penyaluran bantuan logistik bisa lebih baik.

“Mulai hari ini, kami sudah ambil sikap agar mereka pulang ke desa. Jika terjadi gempa, silahkan ke meunasah (sejenis mushalla),” jelasnya.

Menurut dia, titik-titik pengungsian tersebar di banyak lokasi karena sebagian penduduk lebih memilih mendirikan tenda darurat di halaman rumah mereka yang rusak.

Hal itu dibenarkan sejumlah tokoh desa yang ditanya BeritaBenar secara terpisah karena pengungsi lebih merasa nyaman berada dekat rumah bersama keluarga mereka.

“Kami sudah buat tempat pengungsian di masjid, tetapi warga memilih berada di rumah mereka. Warga mendirikan tenda darurat di teras atau halaman rumah,” tutur Tarmizi, Sekretaris Desa Ulee Gle, yang menyebutkan jumlah warganya yang mengungsi 2.371 jiwa.

Bantuan makanan terus mengalir dari berbagai pihak. Mulyani meyakini sebagian lokasi pengungsian mendapatkan bantuan lebih karena beberapa pihak menyalurkan langsung kepada warga.

“Yang sangat dibutuhkan warga adalah tenda karena banyak pengungsi tidur di alam terbuka,” katanya.

Bantuan simultan

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei, menegaskan perlu segera dilakukan kajian cepat terhadap kerusakan rumah warga sehingga dapat ditetapkan penerima manfaat dan pembangunan kembali rumah.

“Penetapan penerima manfaat itu sebagai bentuk akuntabilitas penggunaan anggaran,” katanya dalam siaran pers yang diterima BeritaBenar.

Ia berharap dalam dua hari ke depan Pemerintah Provinsi Aceh sudah dapat menetapkan calon penerima bantuan.

Kebijakan pemerintah pusat memberi bantuan stimulan bagi rumah rusak berat sebesar Rp40 juta dan rusak sedang-ringan Rp20 juta, tambahnya.

"Jadi pemerintah tidak menggantikan sepenuhnya sesuai nominal rumah yang rusak. Ini stimulan, kami mengharapkan posko di tiga kabupaten dapat menginformasikan kepada masyarakat," tegasnya.

Bagi Zulkifli dan 189 kepala keluarga di desanya, bantuan simultan sejumlah itu tentu tak mencukupi untuk membangun kembali rumah mereka yang sebagian rusak parah.

Warga berharap pemerintah bisa membangun kembali rumah yang rusak seperti pernah dilakukan ketika terjadi bencana tsunami, tahun 2004.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.