Lebih Mudah Memantau Mudik Lebaran Dengan Drone: Polisi
2015.07.15
Untuk pertama kalinya kepolisian Indonesia menggunakan drone guna memantau jalur kemacetan lalu lintas selama mudik Lebaran.
“Sejauh ini drone sangat efektif untuk memantau jalur lalu lintas. Foto yang dihasilkan melalui liputan udara sangat bagus hasilnya,” kata Kapolres Kebumen, Jawa Tengah Komisaris Besar Faizal kepada BeritaBenar hari Rabu.
“Jangkauan drone lebih luas dan lebih efektif termasuk untuk memantau jembatan, jumlah kepolisian yang bertugas, serta memantau beberapa simpul kemacetan di sejumlah titik.”
Kepolisian di Jakarta mengatakan menggunakan teknologi serupa untuk memantau keamanan lalu lintas.
“Terutama jika terjadi kecelakaan, kita bisa langsung merespon kejadian tersebut karena kita bisa memantaunya setiap saat,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Agus Rianto sambil menambahkan bahwa sebelumnya drone sudah digunakan aparat TNI untuk mengontrol daerah rawan bencana, termasuk korban letusan gunung berapi.
“Kemudahan untuk mudik kemungkinan akan mendorong meningkatnya jumlah pemudik tahun ini. Diperkiran jumlah pemudik tahun ini meningkat 3 persen dibandingkan tahun lalu,” katanya lanjut.
Jangkauan luas
Pemerintah Provinsi Banten mengatakan pemantauan jalur mudik Lebaran 2015 jauh lebih mudah dan terkendali dengan menggunakan drone.
“Jangkauan drone bisa lebih luas terutama untuk daerah pelabuhan Merak, Kota Cilegon yang sangat padat,” katanya hari Rabu.
Agus juga mengatakan kalau drone terbukti berguna memantau kemacetan, maka kedepan kepolisian juga bisa menggunakan teknologi ini untuk kepentingan yang lebih luas, termasuk untuk mengurai kemacetan dengan menyediakan jalur baru.
“Fungsi teknologi seperti ini akan sangat berguna jika dimanfaatkan dengan cermat. Jangkauan drone bisa mencapai sampai dengan 20 km,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi (Dihubkominfo) Provinsi Banten, Revrie Aroes.
“Drone, CCTV, dan beberapa applikasi telefon terbukti berguna bagi kepolisian dan pemudik karena mampu mengatur jalur mudik nasional,” katanya.
Teknologi bagi pemudik
Mudik atau pulang kampung merupakan tradisi tahunan di Indonesia.
Setiap tahun menjelang Lebaran, ratusan ribu penduduk Indonesia yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Medan menempuh jarak ratusan kilometer untuk merayakan Idul Fitri bersama sanak keluarga di kampung halaman.
Kali ini pemudik bukan hanya mendapat fasilitas pemantauan jalur mudik dengan drone yang telah dilakukan oleh kepolisian, tetapi juga bisa menggunakan applikasi telefon yang bisa digunakan oleh pengemudi.
“Applikasi seperti ‘Ayo Mudik’ dan ‘Media Mudik’ memberikan fasilitas untuk memantau kemacetan melalui telefon pintar. Ini ternyata sangat berguna. Kami bisa menghindari berbagai macam kemacetan lalu lintas selama perjalanan dari Jakarta ke Banyuwangi,” kata Basuki Raharjo, pemudik.
“Mudik bagi kami sekeluarga tidak pernah semudah ini. Dengan menghindari kemacetan telah mempercepat perjalanan kami pulang kampung,” kata lanjut.
“Layanan ini bahkan juga memberikan fasilitas yang mengingatkan kita kapan waktu berbuka.”
Shinta Dhanuwardoyo, pengusaha teknologi komunikasi, mengatakan bahwa telefon pintar sekarang mempunyai fungsi yang unik yang bersifat lokal disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan sebuah negara.
“Applikasi seperti ini sifatnya sangat unik karena menyesuaikan dengan lokalitas. Misalnya applikasi ‘Ayo Mmudik’ hanya ada di Indonesia. Ini untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat lokal di Indonesia,” katanya.
“Tetapi sayangnya masih belum semua pengguna telefon menggunakan fasilitas yang tersedia secara bebas ini,” katanya sambil menambahkan bahwa hanya 30 persen pengguna telefon pintar menggunakan applikasi untuk mudik.
“Karena itu beberapa jalur utama tetap saja masih padat dan macet,” katanya lanjut.