Kepolisian Malaysia Tangkap 5 WNI Terkait Dugaan Terorisme

Mereka ditengarai masuk secara ilegal ke Malaysia untuk selanjutnya menyelinap dan bergabung dengan kelompok teror di Filipina selatan.
N. Nantha
2017.12.22
Kuala Lumpur
171222-MY-arrests-620.jpg Polisi antiteror Malaysia berpartisipasi dalam parade Hari Kepolisian ke-210 di Kuala Lumpur, 25 Maret 2017.
AP

Lima warga negara Indonesia (WNI) termasuk seorang pemimpin senior kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) merupakan bagian dari 20 orang terduga militan yang digrebek kepolisian Malaysia dalam dua minggu di empat negara bagian.

Ke-20 orang tersebut, terdiri dari lima orang Indonesia, tujuh orang Malaysia, tujuh orang Filipina dan seorang Afrika Utara, demikian disampaikan Kepala Polisi Diraja Malaysia, Irjen Polisi Mohamad Fuzi Bin Harun, di Kuala Lumpur pada Jumat, 22 Desember 2017.

Fuzi mengatakan mereka ditangkap di negara bagian Kuala Lumpur, Sabah, Johor dan Selangor antara 30 November dan 15 Desember.

Seorang laki-laki WNI berusia 24 tahun yang diidentifikasi sebagai pemimpin JAD, kelompok militan yang telah berbaiat kepada kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ditangkap di negara bagian Johor, Malaysia selatan, pada 30 November.

Ia dicurigai terlibat dalam meledaknya bom secara prematur di Bandung lima bulan yang lalu.

"Tersangka terlibat dalam insiden pengeboman di Bandung pada bulan Juli sebelum menyelinap ke Malaysia untuk menghindari penangkapan oleh pihak berwenang Indonesia," Fuzi mengatakan, menambahkan bahwa orang yang ditahan tersebut telah mengumpulkan dana untuk rencana perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

JAD adalah kelompok militan yang berada dibalik sejumlah aksi terorisme termasuk serangan Bom Thamrin di Jakarta Pusat pada Januari 2016 yang menewaskan delapan orang termasuk empat pelakunya. Kelompok yang dimasukkan dalam organisasi teroris oleh pemerintah Amerika Serikat ini juga berada dibalik serangan Bom Kampung Melayu bulan Mei yang lalu.

Sementara itu empat WNI lainnya berusia antara 31 dan 38 tahun ditangkap di kota pesisir Sandakan, Sabah, pada 4 Desember, menurut polisi.

"Keempat orang tersebut memasuki Malaysia secara ilegal dari Tarakan dan Nunukan, Indonesia, dan berencana menyelinap ke Filipina selatan untuk bergabung dengan kelompok-kelompok teror di sana," kata Fuzi.

Seorang terduga asal Filipina yang ditangkap dalam penggerebekan itu, menurut polisi, adalah sepupu dari Isnilon Hapilon, pimpinan Abu Sayyaf yang kemudian menjadi emir ISIS Asia Tenggara yang tewas Oktober lalu dalam pertempuran di Marawi.

“Saya bisa mengonfirmasi bahwa terduga asal Filipina yang ditangkap adalah sepupu Isnilon,” seorang sumber intelejen Malaysia mengatakan pada BeritaBenar tanpa mau menyebutkan nama.

Terduga laki-laki Filipina berusia 50 tahun itu ditangkap di Kuala Lumpur pada 6 Desember lalu.

Mohamad Fuzi dalam mengumumkan penangkapan itu tidak mengidentifikasi nama dari para terduga.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.