Menlu Cina Temui Luhut di Toba, Bahas Investasi Sektor Pariwisata

Menlu Wang Yi akan bertemu dengan Jokowi dalam kunjungan hari kedua di Indonesia.
Ronna Nirmala
2021.01.12
Jakarta
Menlu Cina Temui Luhut di Toba, Bahas Investasi Sektor Pariwisata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi (kanan) dalam lawatannya di Beijing, Cina, 24 Oktober 2018.
Reuters

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi pada Selasa (12/1) tiba di Sumatra Utara untuk membahas berbagai rencana investasi dan proyek di bidang pariwisata bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelum berkunjung ke Jakarta dalam rangka bertemu Presiden dan Menteri Luar Negeri Indonesia, demikian juru bicara Kemenkomarves.

Kunjungan Wang ke kawasan pariwisata Danau Toba di Sumatra Utara sudah direncanakan sejak tahun lalu, namun tertunda karena pandemi COVID-19, kata Juru Bicara Menkomarves, Jodi Mahardi. 

“Pak Menko hari ini menyambut kunjungan Pak Wang Yi ke Toba. Pak Wang Yi akan menginap di Toba semalam, sebelum besok ke Jakarta untuk agenda pertemuan dengan Menlu dan menghadap Presiden RI,” kata Jodi kepada BenarNews. 

“Sejak Februari lalu sebenarnya Pak Wang Yi sudah ingin berkunjung ke Toba dan melihat potensi pariwisata, namun tertunda akibat pandemi,” kata Jodi. 

Di Toba, Wang dan Luhut membahas kerja sama investasi dan proyek strategis, kerja sama pariwisata, pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19, serta saling memperbarui progres pembicaraan yang pernah dibahas keduanya di Cina pada tahun lalu. 

“Pertemuan ini juga untuk mematangkan pembicaraan sebelum besok Pak Wang Yi menghadap Presiden Jokowi.”

Dalam kunjungan ke Cina, Oktober 2020, Luhut dan Wang sempat membahas kerja sama pengembangan pusat konservasi, penelitian dan inovasi tanaman obat Cina-Indonesia di lahan seluas 500 hektare di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara. 

Situs Kemenkomarves mengatakan ketika itu Wang Yi menawarkan keterlibatan perguruan tinggi Cina dalam pengembangan kerja sama ini. 

Deputi Bidang Koordinasi Investasi Kemenkomarves Septian Hario Seto mengatakan kementerian telah berkomunikasi dengan dua universitas asal Cina, Zhejiang Chinese Medical University dan Yunnan University untuk melakukan kerja sama riset. 

“Mungkin nanti juga akan mengundang produsen herbal yang sudah ada seperti Dexa-Medica, karena kami sudah komunikasi dengan dua universitas di Tiongkok (Cina) yang sangat terkenal untuk penelitian riset herbalnya,” kata Seto dalam sesi webinar di Jakarta, akhir tahun lalu. 

Juga pada akhir tahun 2020, perusahaan produsen baterai asal Cina menandatangani komitmen pembangunan pabrik baterai litium di Indonesia dengan nilai investasi sebesar US.$5 miliar atau setara Rp71 triliun. Pembangunan akan dimulai tahun ini dengan target produksi pertama pada 2024. 

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan investasi Cina di Indonesia sepanjang 2019 meningkat hingga 94 persen dibanding periode sebelumnya dan berhasil menyingkirkan Jepang sebagai investor terbesar kedua Indonesia dengan nilai $4,7 miliar.

Pada tahun tersebut Singapura masih menjadi negara dengan investasi terbesar mencapai $6,5 miliar atau terlibat pada 7.020 proyek. Jepang berada di posisi ketiga dengan nilai investasi sebesar $4,4 miliar.

Pada Selasa, 15 juta dosis vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Cina, Sinovac Biotech, tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Pengiriman ini adalah yang ketiga kalinya setelah pada Desember sebanyak 3 juta dosis Sinovac tiba lebih dulu di Indonesia. 

Lawatan empat negara ASEAN

Wang akan berada di Asia Tenggara, kawasan yang disebut pemerintah Cina sebagai prioritas dalam hal diplomasi, hingga Sabtu (16/1) untuk memperkuat kerja sama proyek-proyek Belt Road and Initiative (BRI) antarnegara baik yang terhubung melalui darat dan laut, tulis keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Cina. 

“Menteri Luar Negeri Wang Yi memilih tetangga Asia Tenggara sebagai tujuan perjalanan luar negeri pertamanya pada tahun 2021. Dalam kunjungan ini, Cina akan melakukan pertemuan bilateral dengan pimpinan negara ASEAN pasca-pandemi merebak,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian.

Sebelum ke Indonesia, Wang Yi lebih dulu melakukan kunjungan kenegaraan ke Myanmar dengan bertemu Presiden Myanmar U Win Myint dan Menteri Luar Negeri Aung Sang Suu Kyi. 

Dikutip dari CGTN.com, dalam pertemuan dengan Win Myint, Wang Yi mengatakan Beijing siap mengirimkan vaksin ke Myanmar untuk membantu negara tersebut melawan pandemi. Selain itu, Wang Yi juga membahas perihal penguatan kerja sama di bidang keamanan dan pembangunan dengan Suu Kyi.

Dari Jakarta, Wang Yi dijadwalkan melanjutkan perjalanannya ke Brunei Darussalam dan Filipina. 

“Melalui kunjungan ini, Cina berharap adanya impelementasi atas kesepakatan penting yang pernah dibahas oleh Presiden Xi dengan para pemimpin di empat negara, memperdalam kerja sama BRI dan membangun masa depan bersama yang fokus pada pembangunan dan perang melawan virus,” lanjut Lijian. 

Pihaknya juga menyinggung hubungan Cina dengan negara-negara ASEAN yang masih terus terjalin, bahkan meningkat, di tengah pandemi COVID-19. “ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesar Cina,” katanya. 

“Cina akan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN dan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk menegakkan multilateralisme, memajukan perdagangan bebas dan menjaga stabilitas nasional,” ujarnya.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.