Muslim Di Indonesia Memulai Puasa Hari Ini

Oleh Yenny Herawati
2015.06.17
150617_ID_YENNY_RAMADAN_700.jpg Indonesia mengambil bagian dalam parade menyambut bulan Ramadan di Malang, Jawa Timur, tanggal 17 Juni 2015.
BeritaBenar

Hari  Kamis menandai awal Ramadan bagi lebih dari 200 juta Muslim di Asia Tenggara, sebagaimana pemerintah di negara-negara ini menyerukan perdamaian di bulan suci Islam.

Kementerian Agama memutuskan awal Ramadan 1436 Hijriah jatuh pada hari Kamis 18 Juni 2015, keputusan ini disetujui oleh dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Ulama dan kepolisian menghimbau masyarakat untuk menjaga toleransi dan waspada terhadap kemungkinan kekacauan, kekerasan atau serangan teroris.

“Keputusan telah ditetapkan kemarin [June 15] dalam sidang bersama yang dihadiri oleh ulama, tokoh agama dan beberapa perwakilan pemerintahan,” kata Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin setelah sidang penetapan awal puasa (sidang Isbat) di Jakarta.

Menurut Menag, semua sepakat bahwa berdasarkan hitungan hilal – bulan yang menandai masuknya bulan baru pada sistem kalender Qomariyah atau Hijriah – Ramadan dimulai hari Kamis, 18 Juni.

"Mudah-mudahan seluruh umat Islam di Indonesia dapat mengawali Ramadan dengan serentak, bersama-sama," katanya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, memperkirakan penetapan awal puasa tidak akan mengalami perbedaan hingga tahun 2023– meski Muhammadiyah dan NU serta pemerintah menggunakan metode berbeda.

Toleransi dan pengamanan

Din Syamsuddin,  yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa sekarang adalah waktunya untuk bersatu.

"Kita harus menjaga perdamaian, toleransi dan menghormati satu sama lain. Kita juga harus membantu mereka yang menjadi korban ledakan Gunung Sinabung. Mereka yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai dan yang masih berjuang untuk hidup,” katanya kepada BeritaBenar.

Ribuan umat Islam akan menjalankan ibadah ditempat pengungsian, katanya.

"Muslim tidak boleh terprovokasi oleh panggilan untuk kekerasan atau radikalisme menyakiti orang lain," tambah Din.

Menag mengimbau agar organisasi-organisasi Islam tidak melakukan penjarahan di tempat-tempat hiburan dan klub malam selama bulan Ramadan.

"Saya percaya bahwa Ramadan tahun ini akan diamati secara damai," katanya kepada wartawan di Jakarta pada 17 Juni.

"Biarkan itu polisi mengambil tanggung jawab."

Kapolri Jenderal Timur Pradopo melarang segala bentuk organisasi massa utuk melakukan penjarahan selama Ramadan.

“Kita [kepolisian] akan memberikan sangsi kepada setiap kelompok yang melanggar perintah ini,” katanya kepada wartawan tanggal 14 Juni lalu.

Minggu sebelumnya, ratusan anggota kelompok garis keras seperti FPI (Forum Pembela Islam) telah menggerebek tempat hiburan, penjualan alkohol, menjarah rumah makan serta menutup paksa tempat hiburan malam di berbagai tempat di Indonesia dengan alasan Ramadan sudah dekat.

“Tindakan mereka tidak bisa dibenarkan, karena telah melangkahi tugas dan tanggung jawab kepolisian,” katanya lanjut.

Siaga menghadapi ancaman terorisme

Kepala Polda Metro Jaya Tito Karnavian mengatakan bahwa kepolisian akan siaga selama bulan Ramadan.

"Kami akan memastikan setiap warga negara aman. Kepolisian akan siaga terhadap kemungkinan terjadinya  kekerasan atau ancaman terorisme selama bulan Ramadan, "katanya kepada BenarNews pada 17 Juni.

"Kami berharap Ramadan akan aman dan damai. Kepolisian Indonesia akan berkoordinasi dengan militer Indonesia jika diperlukan. "

 

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.