Lapas Kerobokan Kurang Penjaga, Empat Narapidana Asing Kabur
2017.06.19
Badung
Empat narapidana (napi) warga negara asing melarikan diri dari penjara terbesar di Bali, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Denpasar di Kerobokan, Kabupaten Badung, Senin, 19 Juni 2017, melalui gorong-gorong yang tembus ke luar penjara.
“Kami sudah memastikan mereka kabur lewat gorong-gorong itu,” kata Kepala Lapas Kerobokan, Tonny Nainggolan, kepada wartawan, Senin.
Petugas Lapas menemukan lubang berdiameter 50 x 75 cm pada pukul 10:15 WITA, yang merupakan pintu masuk gorong-gorong 15 meter yang tembus ke arah barat penjara.
Petugas Lapas Kerobokan mengetahui kaburnya empat napi itu saat apel pagi. Tony mengatakan petugas memeriksa penghuni Blok B namun empat napi tersebut sudah tidak ada.
Keempat napi itu adalah Shaun Edward Davidson (33) warga Australia, Dimitar Nikolov Iliev (43) dari Bulgaria, Sayed Mohammed Said (31) dari India, dan Tee Kok King (50) dari Malaysia. Mereka menjalani hukuman penjara antara 1 tahun hingga 14 tahun.
Shaun, misalnya, divonis penjara 1 tahun karena melakukan tindak pidana keimigrasian. Dia seharusnya bebas Agustus 2017, tapi memilih kabur dua bulan sebelum berakhirnya masa hukuman.
Adapun Sayed dipenjara 14 tahun karena kasus narkoba. Dia baru menjalani hukuman 1 tahun 9 bulan sejak 28 Maret 2015.
Dimitar sedang menjalani hukuman penjara 7 tahun karena kasus pencucian uang. Sedangkan, Tee Kok dipenjara 7 tahun karena kasus narkotika pada 2016.
Mereka menghuni blok khusus napi asing, Blok Bedugul. Penghuni blok ini sebanyak 69 orang dari 1.378 penghuni Lapas, baik tahanan maupun napi, per Juni 2017. Jumlah napi asing 70 orang dengan kasus terbanyak karena narkoba.
Menurut kesaksian seorang napi seperti disampaikan Tonny, Aris Noprianto, dia masih melihat Sayed, sekitar pukul 06.30 WITA.
Aris melihat Sayed mengikutinya saat ia hendak membuang sampah. Tapi, Aris mengaku tidak melihat Sayed lagi setelah itu.
Jumlah petugas kurang
Tonny menambahkan, saat empat napi itu kabur, hanya ada 10 petugas jaga. Empat petugas berjaga di bawah, sedangkan enam lagi di menara penjaga.
Kepala Lapas yang baru bertugas sejak enam bulan lalu ini mengaku jumlah petugas mereka memang kurang.
Lapas Kerobokan sebenarnya hanya berkapasitas 323 orang. Nyatanya, saat ini dipenuhi lebih dari 1.300 orang.
Dengan jumlah penghuni melebihi kapasitas, Lapas Kerobokan hanya dijaga 40 petugas. Saat bertugas, tiap regu terdiri dari 10-11 orang. Padahal, menurut Tonny, idealnya perbandingan antara petugas jaga dan penghuni Lapas adalah 1:20.
Dari tujuh menara penjaga, hanya empat yang terisi. Lubang gorong-gorong di sisi barat tempat para napi melarikan diri sebenarnya berada di bawah menara pengawasan.
Entah kebetulan atau memang dirusak, menurut Tonny, salah kamera pengawas (CCTV) dekat pintu gorong-gorong tidak fokus.
CCTV tidak mengarah ke lokasi tempat para pelaku kabur tapi ke arah pintu. Karena itu, Tonny menduga para pelaku memang sudah merencanakan pelarian dan mempelajari jalurnya.
Pihak Kantor Wilayah (Kanwil) Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Bali dan Polda Bali masih menyelidiki kemungkinan keterlibatan pihak lain, baik sesama napi atau petugas di Lapas yang berada di Kuta, pusat pariwisata Bali, yang di sekelilingnya terdapat art shop, restoran, kafe, dan perumahan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Polda Bali. Bahkan keluarga mereka masing-masing sudah kami kabari,” kata Surung Pasaribu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Hukum dan HAM Bali.
Pencekalan
Ruddi Setiawan, Wakil Direktur Kriminal Khusus Polda Bali, menambahkan kepolisian sudah berkoordinasi dengan Imigrasi untuk melakukan pencekalan terhadap keempat narapidana tersebut.
“Kami juga sudah mengimbau ke seluruh Polres untuk melakukan pemantauan,” ujarnya, “kami juga sedang menyelidiki apakah ada yang membantu baik dari dalam maupun di luar.”
Kaburnya empat napi tersebut menambah daftar napi yang kabur di Bali. Sebelumnya, pertengahan Mei lalu, Yose W. Salasar Ortis, warga Peru, kabur ketika ditahan di sel Pengadilan Negeri (PN) Denpasar.
Terdakwa kasus pembobolan ATM itu kabur dari tahanan PN Denpasar lewat atap. Dia kemudian tertangkap di Pekanbaru, Riau, setelah seminggu kabur.
Pada saat yang sama, ada juga empat tahanan Badan Narkotika Nasional (BNN) kabur dari tahanan BNN Bali. Namun, keempatnya kemudian tertangkap kembali di beberapa lokasi.
Sebelumnya, pada 5 Mei 2017 lalu sebanyak 448 tahanan dan napi juga melarikan diri dari Rumah Tahanan Kelas IIB Pekanbaru, Riau. Hingga kini masih ada puluhan napi yang belum tertangkap.