155.000 Aparat Amankan Liburan Akhir Tahun Dari Ancaman Teror

Ismira Lutfia Tisnadibrata
2016.12.23
Jakarta
161223_ID_Security_1000.jpg Kapolri Jenderal Tito Karnavian melakukan inspeksi pasukan saat apel dalam rangka pengamanan Natal dan Tahun Baru di Jakarta, 22 Desember 2016.
AFP

Presiden Joko “Jokowi” Widodo meminta Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk mengamankan liburan akhir tahun dari ancaman aksi teror.

“Saya minta Densus 88, Polri dan jajaran Polri agar hal yang berkaitan dengan gangguan keamanan dan ancaman terorisme menjadi perhatian yang khusus,” kata Jokowi dalam rapat terbatas yang membahas persiapan Natal dan Tahun Baru, di Istana Kepresidenan, Kamis, 22 Desember 2016.

Jokowi juga meminta Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mendukung upaya Polri dalam upaya pengamanan dari ancaman terorisme.

Sebelumnya pada Rabu, polisi menangkap empat terduga teroris dan menembak mati tiga lainnya di Banten, Sumatra Barat, Sumatra Utara dan Kepulauan Riau.

Dalam operasi penggerebekan di Tangerang Selatan, Banten, polisi menemukan enam bom rakitan berdaya ledak rendah di sebuah rumah kontrakan.

Penemuan bom yang disebutkan bakal digunakan menyerang polisi saat pengamanan liburan akhir tahun berdasarkan informasi dari Adam, terduga teroris yang diciduk polisi tidak jauh dari rumahnya di Kelurahan Babakan.

Setelah mendapat kesaksian Adam, polisi menggerebek sebuah rumah yang di dalamnya terdapat tiga terduga teroris – Omen, Erwan, dan Helmi.

Omen merupakan bekas residivis kasus pembunuhan yang direkrut Ovi, narapidana bom Kedutaan Myanmar, 2013 lalu.

Sedangkan, Erwan bekerja sebagai supir di perusahaan air mineral di Tasikmalaya dan Helmi adalah penjual bubur di Tasikmalaya.

Saat hendak ditangkap, mereka menyerang polisi dengan lemparan bom rakitan, tetapi tidak meledak sehingga ketiganya dilumpuhkan.

‘Lilin 2016’

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan penangkapan itu akan membuat jaringan teroris memikirkan kembali niatnya jika ingin melakukan aksi terorisme, namun polisi terus aktif mengantisipasi potensi ancaman.

Operasi pengamanan masa liburan akhir tahun digelar mulai Jumat, 23 Desember 2016 sampai 1 Januari 2017, dengan nama sandi “Lilin 2016”.

Sebanyak 155 ribu personel dari unsur Polri, TNI dan lembaga serta kementerian terkait lainnya dikerahkan di seluruh Indonesia.

Jumlah itu sama seperti pengamanan liburan akhir tahun lalu, dimana Densus 88 juga melakukan penangkapan sejumlah terduga teroris yang merencanakan serangan.

Meski sudah dilakukan penangkapan, jaringan teroris tetap melancarkan aksi teror di Jalan Thamrin, Jakarta, pada 14 Januari 2016, yang menewaskan delapan orang, termasuk empat pelaku.

Usai menghadiri rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Tito mengatakan rincian pasukan yang digelar terdiri dari sekitar 85.000 anggota Polri, 15.000 personel TNI dan sisanya 50.000 dari berbagai lembaga seperti Satpol PP, Kementerian Perhubungan dan lainnya.

Tito menjelaskan selain terorisme, upaya pengamanan juga difokuskan pada keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas terutama saat arus mudik dan arus balik sesudah masa liburan.

Pengamanan dilakukan di tempat-tempat ibadah, terutama gereja, tempat keramaian dan pusat-pusat perbelanjaan.

Tito juga memperingatkan bahwa penimbunan bahan pangan dana makanan yang dapat mengakibatkan kenaikan harga barang adalah pelanggaran hukum.

“(Untuk) itu sudah dilakukan beberapa langkah koordinasi dengan sejumlah instansi terkait, termasuk dengan kelompok-kelompok masyarakat,” ujar Tito kepada wartawan.

Kader Ansor

Ketua umum Gerakan Pemuda Ansor dan anggota DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa, Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan bahwa sebagian dari 1,7 juta kader Ansor yang ada di seluruh Indonesia sudah disiapkan untuk membantu pengamanan Natal.

“Kami siap jika pihak keamanan dan gereja meminta kami membantu kelancaran ibadah saudara-saudara Nasrani,” ujarnya kepada BeritaBenar, Jumat.

Menurut dia, Ansor tergerak untuk melakukan ini sebagai wujud Islam yang membawa berkah bagi seluruh masyarakat atau rahmatan lil 'alamin.

“Yang mayoritas memberi rasa nyaman pada yang minoritas, sekaligus menyampaikan pesan bahwa semua warga negara, apapun agamanya, berhak mengekspresikan dan menjalankan ajaran agamanya dengan tenang dan aman. Tidak boleh siapapun dan atas nama apapun mengganggunya,” ujar Yaqut.

“Kemanusiaan dalam rangka hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam bingkai keragaman dan kebhinekaan di Indonesia harus terus dijaga. Itu komitmen Gerakan Pemuda Ansor,” tambahnya.

Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Wali Gereja Indonesia, Benny Susetyo, yang akrab dipanggil Romo Benny, mengatakan perayaan Natal akan digelar seperti biasanya dan sejauh ini tak ada masalah dalam persiapannya.

“Kami percaya aparat keamanan yang bekerja profesional untuk amankan situasi seperti yang sudah terbukti selama ini,” ujar Benny ketika dihubungi BeritaBenar.

Menurutnya, pengungkapan beberapa jaringan teroris akhir-akhir ini tak menimbulkan rasa takut atau cemas menjelang perayaan Natal.

Untuk perayaan Natal tahun ini, kata Benny, pesannya adalah seputar perdamaian dan hidup damai, kesederhanaan, saling berbagi dan menghayati Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

“Esensi perayaan Natal adalah perubahan sikap dan perilaku. Dalam konteks bangsa Indonesia, artinya adalah menghayati dan menjalankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas Benny.

Komentar

Silakan memberikan komentar Anda dalam bentuk teks. Komentar akan mendapat persetujuan Moderator dan mungkin akan diedit disesuaikan dengan Ketentuan Penggunaan. BeritaBenar. Komentar tidak akan terlihat langsung pada waktu yang sama. BeritaBenar tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar Anda. Dalam menulis komentar harap menghargai pandangan orang lain dan berdasarkan pada fakta.